by: Nabila Rhapsodios
Pada kesempatan menulis blog kali ini, penulis ingin me-review 2 lagu yang menjadi favorit penulis dan sering di dengar pada setiap kesempatan yang ada ^^.
Latar Belakang
"One-Winged Angel" (versi Jepang: 片翼の天使 atau "Katayoku no Tenshi", terjemahan menjadi "An Angel With A Wing on One Side") adalah nama judul lagu yang begitu populer di kalangan penggemar Final Fantasy, penikmat musik klasik, dan komposer Internasional. Lagu ini pertama kali muncul di seri Final Fantasy ke-7. Era pertama dimana Final Fantasy memasuki konsol PlayStation milik Sony dan FF VII diproduksi oleh Squaresoft (sekarang berubah nama menjadi Square-Enix). Sebelum beralih ke PlayStation, Squaresoft selalu mengeluarkan Final Fantasy untuk konsol Nintendo. Peralihan konsol ini tentu saja membawa perubahan dalam berbagai aspek. Dari aspek grafis misalnya, Final Fantasy VII (FF VII) menggunakan grafis 3D untuk membuat karakter dan World Map sehingga membuat pemain takjub dan tidak bosan memainkan game ini, di seri ke-7 FMV (Full Motion Video) diperkenalkan.
Aspek lainnya yang berubah ialah musik. Musik-musik sebelum seri ke-7, menggunakan format chiptune untuk merekam musik. Jadi, musik-musiknya masih seperti musik-musik ala Pacman dan Tetris gitu. Musik-musik seperti itu tidak lagi dipakai untuk musik FF VII. Musik FF VII menggunakan format MIDI yang mampu disimpan ke dalam CD-ROM (sebelumnya menggunakan cartridge sewaktu masih di konsol Nintendo) sehingga memungkinkan membakar lagu lebih banyak dengan kualitas suara yang lebih bagus. Musik Final Fantasy VII sejak zaman peluncuran hingga detik ini masih sering disebut-sebut sebagai The Best Video Game Soundtrack di jajaran album Original Soundtrack Video Game dan beberapa favorit gamer sebut saja beberapa contoh yaitu "Opening -Bombing Mission-", "Those Who Fight/Fighting", "Main Theme of Final Fantasy VII", "Tifa's Theme", "Aerith's Theme", "J-E-N-O-V-A", dan tentu saja "One-Winged Angel".
Aspek lainnya yang berubah ialah musik. Musik-musik sebelum seri ke-7, menggunakan format chiptune untuk merekam musik. Jadi, musik-musiknya masih seperti musik-musik ala Pacman dan Tetris gitu. Musik-musik seperti itu tidak lagi dipakai untuk musik FF VII. Musik FF VII menggunakan format MIDI yang mampu disimpan ke dalam CD-ROM (sebelumnya menggunakan cartridge sewaktu masih di konsol Nintendo) sehingga memungkinkan membakar lagu lebih banyak dengan kualitas suara yang lebih bagus. Musik Final Fantasy VII sejak zaman peluncuran hingga detik ini masih sering disebut-sebut sebagai The Best Video Game Soundtrack di jajaran album Original Soundtrack Video Game dan beberapa favorit gamer sebut saja beberapa contoh yaitu "Opening -Bombing Mission-", "Those Who Fight/Fighting", "Main Theme of Final Fantasy VII", "Tifa's Theme", "Aerith's Theme", "J-E-N-O-V-A", dan tentu saja "One-Winged Angel".
Sedangkan "Caius's Theme" merupakan lagu yang sangat penting dalam musik Final Fanatsy XIII-2 (sekuel dari FF XIII). Lagu ini adalah pendatang baru dalam kumpulan Final Fantasy Original Soundtrack. Meskipun lagu ini pendatang baru tapi patut diperhitungkan untuk bersaing dengan musik-musik dari seri Final Fantasy lainnya. Sebelum perilisan Original Soundtrack (OST) FF XIII-2, Square-Enix merilis versi sample beberapa musik yang akan dipakai dalam game-nya dan salah satunya ialah "Caius's Theme". Banyak orang terutama fans FF begitu antusias dengan lagu ini untuk mendengar versi full-nya dan penasaran apa yang akan terjadi di dalam cerita FF XIII-2 (sample dirilis via Official Website November 2011, Original Soundtrack 14 Desember 2011 sedangkan game-nya dirilis 15 Desember 2011 untuk versi Jepang dan 31 Januari 2012 untuk versi USA dan sekitarnya) sampai-sampai FF XIII-2 mempunyai lagu yang begitu grand dan banyak orang berasumsi bahwa lagu ini akan memorable dan populer ke depannya.
Nah untuk mengenal kedua lagu ini langsung saja kita beralih ke sesi IN-GAME ~Review~! Cekidot...!
Dea Mortis, iuravi
Carissimam servaturum
Dea Mortis, iuravi
Carissimam servaturum
Apakah kalian bisa menebak cuplikan lirik di atas berasal dari lagu apa ?
Apakah kalian heran dengan tulisan liriknya yang berupa bahasa asing dan bertanya-tanya apa artinya ? :D
Bila diantara kalian menjawab cuplikan lirik di atas ialah lirik dari lagu "Caius's Theme", maka tebakan atau jawaban kalian adalah TEPAT SEKALI. Namun, bila kalian bertanya-tanya lirik lagunya ditulis dengan bahasa apa, jawabannya adalah Latin dan untuk yang ingin tahu artinya akan penulis beritahu di akhir artikel Review Part I (Hehe harap bersabar... Tapi, bagi yang tidak sabar silakan tanya Mbah Google).
Caius Ballad, The Undying Guardian |
"Caius's Theme" merupakan leitmotif dari antagonis FF XIII-2 Caius Ballad (nama asli: Paddra Ballad-Caius) untuk beberapa adegan kemunculannya di game tersebut. Lagu ini diciptakan oleh Naoshi Mizuta di tahun 2011 dan lagu ini diciptakan dengan maksud mengalahkan kepopuleran/kesuksesan "One-Winged Angel" (duh, semangat yah "Caius's Theme"! Menurut penulis sih hampir, tapi masih belum saatnya meskipun lagu ini berbahaya sekali untuk "One-Winged Angel"). Lagu ini ditulis ulang sebanyak 4 kali oleh Mizuta dalam proses penciptannya sebab sang Sutradara menginginkan lagu untuk Caius memiliki hal yang sama dalam komposisinya dengan "One-Winged Angel" dan hal ini nyaris membuat Mizuta kerepotan (tapi, syukurlah lagu "Caius's Theme" diterima dengan baik).
Lagu ini merupakan orchestral piece dramatis melankolis yang diiringi dengan Latin chorus sehingga menambah kesan mewah dan berwarna di dalam komposisi lagu ini. Penulis benar-benar kagum dengan usaha Mizuta yang berulang kali menulis lagu ini untuk mendapatkan approval dari sang Sutradara dan well, akhirnya dia berhasil melukiskan sosok Caius Ballad ke dalam bentuk lagu.
"Caius's Theme" menceritakan sosok Caius Ballad yang memliki tekad yang kuat untuk menjalankan misinya yaitu melindungi seorang Seeress dari kota asalnya yang bernama Paddra Nsu-Yeul dan melindungi Timeline. Dia telah menjalankan misinya ini selama ribuan tahun dengan taat dan devotion yang tinggi terhadap Yeul. Awalnya, Caius tidak mempermasalahkan misinya sekaligus reinkarnasi Yeul. Akan tetapi, karena dia memiliki tubuh abadi alias tidak bisa mati, dia menganggap bahwa tubuh abadinya ini adalah sebuah kutukan yang diberikan dari Goddess Etro. Oleh karenanya, dia harus terus-menerus melihat orang yang sangat dipedulikannya (dicintainya juga, mungkin...) mati di tiap era/masa kehidupan umat manusia. Akibat hal ini, Caius menjadi gila karena, terus-menerus melihat sekian banyak Yeul menghembuskan nafas terakhir tepat di depan matanya (sedih...) dan berinisiatif akan memotong sumber kekutan milik Yeul yaitu Timeline. Menurut perspektif Caius, bila dia memotong Timeline maka dunia tidak akan memiliki waktu, masa lalu, dan masa depan maka Yeul tidak perlu lagi melihat Timeline yang menyebabkan dia terpaksa harus melihat seluruh sejarah umat manusia yang membuat hidupnya menjadi pendek. Yeul tidak bisa mencapai usia 20 tahun dan selalu mati di usia remaja, dengan memotong Timeline pula, Caius berharap bisa menyelamatkan hidup Yeul. Semua hal ini, bisa di dengar dalam "Caius's Theme" dari 00:00-00:55 dan 2:36-3:13.
Beranjak ke menit 00:56-1:34, nuansa lagu menjadi sedikit melankolis dan sedih. Mengapa? Sebab kita diajak untuk mengetahui sisi lain dari seorang Caius. Dibalik sifatnya yang dingin dan diberi label sebagai antagonis (penulis berpendapat dia tidak cocok jadi penjahat murni, dia adalah orang yang memiliki maksud baik tapi cara merealisasikan maksud baiknyalah yang buruk). Dia memiliki hati yang peduli akan hidup orang lain sehingga membuat dirinya lebih manusiawi; berbeda dengan antagonis FF series lainnya yang menginginkan kehancuran dunia/pemusnahan masal manusia tanpa ada hati nurani dalam konteks ini ialah Yeul. Caius prihatin dengan nasib Yeul yang harus bereinkarnasi selama ribuan tahun serta memiliki rentang umur hidup yang pendek dan dalam menit ini pula mewakilkan titik keputusasaan Caius. Caius sudah tidak tahan dengan penderitaan yang dialaminya selama ribuan tahun dan berharap seseorang bisa melepaskan kutukan keabadian yang dimilikinya. Dengan begitu, dia tidak harus lagi melihat kematian Yeul berulang-ulang. Keputusasaan Caius lainnya ialah bagaimana cara dia untuk bisa melepaskan cycle of death and rebirth Yeul sehingga dia bisa memberikan Yeul makna hidup yang sesungguhnya. Caius juga berpikir bila dia gagal melepaskan siklus kematian dan reinkarnasi Yeul, setidaknya dia bermimpi ingin melindungi Yeul sampai akhir waktu walau kutukan di dalam dirinya tidak bisa dihilangkan (oh, so sweet).
Menit 1:36-2:35 musik kembali meninggi, menurun, dan perlahan-lahan meninggi lagi, bagian ini sangat cocok mewakili sisi kekuatan Caius yang god-like serta kemarahan yang ditujukannya kepada Goddess Etro. Kekuatan Caius yang hampir menyerupai dewa, dia bisa dengan mudah meraih keinginan miliknya dan Caius tidak akan menyerah untuk merealisasikannya bahkan tidak ada seorang pun yang bisa menghalangi dirinya (sampai sang Dewi sekali pun!). Meskipun dia harus membunuh/mengorbankan banyak nyawa asalkan satu tujuan: Yeul bisa diselamatkan dari takdirnya (do you think this will make Yeul happy eh, Caius?). Karena Yeul berulang kali reinkarnasi, Caius menyalahkan Goddess Etro yang telah memberikan Yeul kekuatan untuk melihat Timeline dan juga yang telah memberikan Caius hidup abadi (walaupun Goddess Etro memberikan keduanya gift sebagai act of benevolence, tapi sang Dewi tidak memperhitungkan hal-hal sesudahnya e.g. Caius menjadi setengah gila). Caius berani mendeklarasikan perang kepada sang Dewi bahwa dia akan melenyapkan sang Dewi dari dunia, sebab sang Dewilah alasan mereka berdua harus menanggung beban dan penderitaan serta bayaran atas kekuatan mereka masing-masing.
Kemarahan Caius memuncak sebab dia tidak bisa membunuh langsung sang Dewi yang ternyata telah dilindungi oleh rival yang ditakdirkannya yaitu Lightning. Caius pun move on to plan B-D. Rencana B, dia menciptakan distorsi waktu di beberapa era (memanfaatkan kekuatan penglihatan masa depan milik Yeul) dengan harapan dia akan mengurangi kekuatan sang Dewi yang berhubungan langsung dengan Timeline. Rencana C, kemudian menabrakkan dua planet (Cocoon dan Bhunivelze) biar semua orang tewas terbunuh sehingga memaksa sang Dewi yang kekuatannya sudah melemah akan membuka pintu (Etro's Gate) menuju Unseen Realm/Valhalla maka dari itu, Chaos pun akan ikut melewati pintu itu seperti dam yang jebol dan akhirnya, pintu tersebut akan rusak sehingga Chaos (sumber kekuatan Timeline) akan dengan mudah masuk ke Mortal Realm karena bebas dari cengkraman Goddess Etro untuk memberhentikan/merusak putaran alur waktu. Rencana D dan yang terakhir (berhasil dieksekusi di dalam game-nya) ialah membuat seseorang menusuk jantung sang Dewi (Heart of Chaos; a manifestation of Etro) yang berdetak di dalam dada Caius yang bisa membuat sang Dewi mati instan dan keabadian Caius hilang.
Rencana terakhirnya sukses membuat dunia Pulse diselimuti Chaos karena tidak ada lagi Goddess Etro yang menjaganya dan membuat Yeul lepas dari takdirnya sebagai Seeress. Semua hal ini dilakukannya untuk Yeul seorang. Tergambar jelas di FF XIII-2 dan LR: FF XIII Caius mencintai Yeul sebagai kewajibannya dan berharap melepas Yeul dari beban sebagai Seeress, sekalipun Caius harus menukar hidupnya untuk menggapai tujuan utamanya. Setelah melihat ratusan atau ribuan kali Yeul mati di depan matanya sementara Caius hidup abadi menuntun dirinya tidak menemukan kebahagian dalam hidup abadinya. Penulis iri padamu Yeul, ada orang yang benar-benar mendedikasikan dirinya untuk melindungi seorang wanita. Kalau kamu tidak berterimakasih pada dirinya, kamu tidak tahu diri!.
Profil Pengisi Suara: Caius Ballad
Caius Ballad diisi suara oleh Hiroshi Shirokuma untuk versi bahasa Jepang FF XIII-2 dan sekuelnya. Selain Final Fantasy XIII-2 & Lightning Returns: Final Fantasy XIII, Shirokuma juga menyumbangkan suaranya ke dalam beberapa karakter video game berbahasa Jepang seperti Enkidu (Final Fantasy Type-0), Niccolo di Bernardo dei Machiavelli (Assassin's Creed II), Megumi Kitaniji (The World Ends with You) tetapi nama dia meroket saat menjadi pengisi suara karakter Bron & Gregor Clegane di Game of Thrones versi bahasa Jepang serta Ronan the Accuser di film Guardians of the Galaxy versi bahasa Jepang.
Sementara itu, Liam O'Brien sebagai pengisi suara Caius Ballad untuk FF XIII-2 plus LR: FF XIII versi bahasa Inggris. O'Brien terkenal mengisi suara karakter Gaara (Naruto Series), Kariya Matou (Fate/Zero), Archer (Fate/Stay Night), Kain Highwind (Final Fantasy IV NDS Version & FF Dissidia Duodecim), Enkidu (Final Fantasy Type-0 HD), Nobutsuna Kamiizumi (Bravely Default), Red XIII (Final Fantasy VII: Advent Children / Final Fantasy VII: Advent Children Complete), Akihiko Sanada (Persona Series), Asura (Asura's Wrath), dan Sanctus (Devil May Cry 4).
Oh, bagi yang ingin tahu sosok Yeul, inilah orangnya:
Caius's Theme
Latin Lyrics:
Dea Mortis, iuravi
Carissimam servaturum
Dea Mortis, servabo
Ut tempora recte ducam
Etsi cor in Chaos
Aut Fortuna bella ferat
-Instrumental 1-
Occurram et obviam ibo
Occurram et obviam ibo
-Instrumental 2-
Dea Mortis, servabo
Ut tempora recte ducam
Etsi cor in Chaos
Aut Fortuna bella ferat
English Translations:
Goddess of Death, I have sworn
That I would protect the most dear one
Goddess of Death, I will protect her
As I lead time on the straight path
Even if there is a heart in Chaos
Or if Fortune may bring wars
-Instrumental 1-
I will resist and go to fight against it
I will resist and go to fight against it
-Instrumental 2-
Goddess of Death, I will protect her
As I lead time on the straight path
Even if there is a heart in Chaos
Or if Fortune may bring wars
A Note from Writer:
Saat SE mengeluarkan site sample penulis tidak terlalu enjoy mendengarkan sample OST FF XIII-2 yang terseleksi. Disebabkan musik-musik FF XIII-2 kebanyakan vokal yang berlatar modern dan tekno pop serta heavy metal yang kurang disukai (tidak seperti prequelnya yang didominasi oleh orkestra meskipun di dalam soundtrack FF XIII-2 orkestra masih tetap ada tapi tidak sebanyak FF XIII). Namun, ketika meng-klik track yang ada di Disc 2 no. 16 tiba-tiba di telinga penulis berdendang choir dan penulis terlonjak di kursi saking kagetnya dengan paduan suara yang bernyanyi dengan bahasa Latin. Entah mengapa penulis langsung jatuh hati dengan lagu ini saat pertama kali mendengarnya dan tidak bosan terus-menerus mengulang memainkan lagu ini walau masih berupa sample. Penulis benar-benar excited menunggu perilisan OST game ini hanya ingin segera men-download "Caius's Theme" dan memasukkan lagu ini ke dalam track list favorit penulis. Lagu ini langsung mengubah imej Caius yang ada di benak penulis, awalnya penulis mengira Caius adalah antagonis yang tidak terlalu menarik dan cenderung biasa-biasa saja dan mudah dilupakan tapi ternyata, dia memiliki leitmotif yang wonderful sehingga penulis yakin bahwa Caius ini adalah antagonis yang tidak bisa dianggap sebelah mata dan pasti memiliki aksi yang luar biasa di dalam gamenya sampai-sampai dia punya lagu seperti itu yang dulunya hanya dipunyai oleh antagonis dari FF VI dan FF VII.
Penilaian lagu ini oleh penulis berdasarkan skala 1 sampai 5 adalah 5. Mengapa 5? Well, lagu ini bagus di hampir segala aspek seperti intensitas untuk mendapatkan feel, struktur komposisi, melodinya mudah diingat, korelasi gambaran karakter Caius antara di game dengan gambaran dirinya di dalam lagu ini sejajar; tidak menyeleweng dari gambaran di game malah menurut penulis lagu ini memberikan gambaran singkat mengenai dia dengan bantuan kata kunci seperti 'Dea Mortis' (Dewi Kematian alias Etro), sumpah untuk melindungi orang penting untuknya (dalam konteks ini adalah Yeul), 'Tempora' (Waktu), 'Chaos' dan 'Bella' (Perang); coba hubung-hubungkan kata kunci ini dan untuk yang bukan fans FF atau belum tahu siapa Caius cukup bisa menebak Caius melakukan sesuatu di dalam game yang ada hubungannya dengan kata kunci di atas.
Entah hanya penulis saja atau ada juga sepemikiran dengan penulis, "Caius's Theme" merupakan lagu yang harus diperdengarkan kepada pihak laki-laki yang sedang jatuh cinta. Melihat seorang Caius mendedikasikan penuh dirinya demi seorang perempuan tercermin dalam lagu ini. Namun, tentu saja tetap mempertahankan akal di level rasional. Jangan mengikuti Caius yang berniat menghancurkan atau membunuh untuk cinta, itu tidak masuk diakal yang ada mendiami jeruji besi. Berdasarkan penjelasan singkat ini, penulis memasukkan kategori "Caius's Theme" selain Lagu Tokoh Jahat/Lagu Antagonis, jatuh juga sebagai kategori Lagu Cinta. Lagu Cinta yang begitu powerful, tidak loyo, latar musiknya walaupun 'lagu cinta' tidak terlampau galau sekaligus mendayu-dayu, malah yang disuguhkan adalah permainan orkestra kencang, bertenaga, terakhir paduan suara yang sama kuatnya dengan iringan orkestra. Tetap masih mempertahankan ratapan kesedihan, penderitaan, serta keputusasaan, tetapi hal ini dibalut dengan indahnya oleh paduan suara kuat. Tipe lagu cinta yang cocok buat penulis yang seperti ini. "Caius's Theme" bukanlah lagu cinta yang mainstream umum ditemukan dalam jajaran musik negara asal penulis so, lagu ini ialah lagu cinta unik serta multidimensional. Mungkin akan menarik apabila di negara asal penulis ada pemusik yang berani bereksperimen membuat lagu cinta seperti ini kemudian lempar ke publik, salam hormat dari penulis! Saat ini penulis menunggu kapan "Caius's Theme" dimainkan live semisal ini dulu deh, hmmm konser Distant Worlds? Penulis sangat menantikan kedatangan "Caius's Theme" di konser itu dan konser FF lainnya.
Anyway, segala keseluruhan lagu ini sangat cocok untuk Caius, seorang lelaki yang bertekad baja untuk meraih keinginannya demi menyelamatkan gadis yang dicintainya (dalam game tersirat bahwa Yeul adalah Love Interest-nya tapi entahlah... Lightning Returns XIII memberikan petunjuk jelas bahwa Yeul adalah Love Interest untuk Caius juga, Lightning berkata: "The unseen Chaos that has torn the world apart. And it was unleashed by one man all because he wanted to stop time for a girl he loved. Caius Ballad, if only I could have stopped him earlier... But I didn't."; Lightning akan berkata begitu sebelum memasuki Temple of the Goddess dalam kunjungan pertamanya). Pada akhirnya dia takluk pada kesedihan, keputusasaan, dan amarah sewaktu tujuan utama miliknya yaitu berniat menghancurkan waktu/sejarah manusia untuk menyelamatkan Yeul; terbuka perlahan-lahan di hadapan Lightning, Serah, dan terutama Noel. Bagian favorit penulis dari lagu ini adalah menit ke 1:36-2:35. "Caius's Theme" menjadi runner-up dalam kategori Final Fantasy Choral dalam track list milik penulis.
Lagu ini merupakan orchestral piece dramatis melankolis yang diiringi dengan Latin chorus sehingga menambah kesan mewah dan berwarna di dalam komposisi lagu ini. Penulis benar-benar kagum dengan usaha Mizuta yang berulang kali menulis lagu ini untuk mendapatkan approval dari sang Sutradara dan well, akhirnya dia berhasil melukiskan sosok Caius Ballad ke dalam bentuk lagu.
"Caius's Theme" menceritakan sosok Caius Ballad yang memliki tekad yang kuat untuk menjalankan misinya yaitu melindungi seorang Seeress dari kota asalnya yang bernama Paddra Nsu-Yeul dan melindungi Timeline. Dia telah menjalankan misinya ini selama ribuan tahun dengan taat dan devotion yang tinggi terhadap Yeul. Awalnya, Caius tidak mempermasalahkan misinya sekaligus reinkarnasi Yeul. Akan tetapi, karena dia memiliki tubuh abadi alias tidak bisa mati, dia menganggap bahwa tubuh abadinya ini adalah sebuah kutukan yang diberikan dari Goddess Etro. Oleh karenanya, dia harus terus-menerus melihat orang yang sangat dipedulikannya (dicintainya juga, mungkin...) mati di tiap era/masa kehidupan umat manusia. Akibat hal ini, Caius menjadi gila karena, terus-menerus melihat sekian banyak Yeul menghembuskan nafas terakhir tepat di depan matanya (sedih...) dan berinisiatif akan memotong sumber kekutan milik Yeul yaitu Timeline. Menurut perspektif Caius, bila dia memotong Timeline maka dunia tidak akan memiliki waktu, masa lalu, dan masa depan maka Yeul tidak perlu lagi melihat Timeline yang menyebabkan dia terpaksa harus melihat seluruh sejarah umat manusia yang membuat hidupnya menjadi pendek. Yeul tidak bisa mencapai usia 20 tahun dan selalu mati di usia remaja, dengan memotong Timeline pula, Caius berharap bisa menyelamatkan hidup Yeul. Semua hal ini, bisa di dengar dalam "Caius's Theme" dari 00:00-00:55 dan 2:36-3:13.
Beranjak ke menit 00:56-1:34, nuansa lagu menjadi sedikit melankolis dan sedih. Mengapa? Sebab kita diajak untuk mengetahui sisi lain dari seorang Caius. Dibalik sifatnya yang dingin dan diberi label sebagai antagonis (penulis berpendapat dia tidak cocok jadi penjahat murni, dia adalah orang yang memiliki maksud baik tapi cara merealisasikan maksud baiknyalah yang buruk). Dia memiliki hati yang peduli akan hidup orang lain sehingga membuat dirinya lebih manusiawi; berbeda dengan antagonis FF series lainnya yang menginginkan kehancuran dunia/pemusnahan masal manusia tanpa ada hati nurani dalam konteks ini ialah Yeul. Caius prihatin dengan nasib Yeul yang harus bereinkarnasi selama ribuan tahun serta memiliki rentang umur hidup yang pendek dan dalam menit ini pula mewakilkan titik keputusasaan Caius. Caius sudah tidak tahan dengan penderitaan yang dialaminya selama ribuan tahun dan berharap seseorang bisa melepaskan kutukan keabadian yang dimilikinya. Dengan begitu, dia tidak harus lagi melihat kematian Yeul berulang-ulang. Keputusasaan Caius lainnya ialah bagaimana cara dia untuk bisa melepaskan cycle of death and rebirth Yeul sehingga dia bisa memberikan Yeul makna hidup yang sesungguhnya. Caius juga berpikir bila dia gagal melepaskan siklus kematian dan reinkarnasi Yeul, setidaknya dia bermimpi ingin melindungi Yeul sampai akhir waktu walau kutukan di dalam dirinya tidak bisa dihilangkan (oh, so sweet).
Menit 1:36-2:35 musik kembali meninggi, menurun, dan perlahan-lahan meninggi lagi, bagian ini sangat cocok mewakili sisi kekuatan Caius yang god-like serta kemarahan yang ditujukannya kepada Goddess Etro. Kekuatan Caius yang hampir menyerupai dewa, dia bisa dengan mudah meraih keinginan miliknya dan Caius tidak akan menyerah untuk merealisasikannya bahkan tidak ada seorang pun yang bisa menghalangi dirinya (sampai sang Dewi sekali pun!). Meskipun dia harus membunuh/mengorbankan banyak nyawa asalkan satu tujuan: Yeul bisa diselamatkan dari takdirnya (do you think this will make Yeul happy eh, Caius?). Karena Yeul berulang kali reinkarnasi, Caius menyalahkan Goddess Etro yang telah memberikan Yeul kekuatan untuk melihat Timeline dan juga yang telah memberikan Caius hidup abadi (walaupun Goddess Etro memberikan keduanya gift sebagai act of benevolence, tapi sang Dewi tidak memperhitungkan hal-hal sesudahnya e.g. Caius menjadi setengah gila). Caius berani mendeklarasikan perang kepada sang Dewi bahwa dia akan melenyapkan sang Dewi dari dunia, sebab sang Dewilah alasan mereka berdua harus menanggung beban dan penderitaan serta bayaran atas kekuatan mereka masing-masing.
Kemarahan Caius memuncak sebab dia tidak bisa membunuh langsung sang Dewi yang ternyata telah dilindungi oleh rival yang ditakdirkannya yaitu Lightning. Caius pun move on to plan B-D. Rencana B, dia menciptakan distorsi waktu di beberapa era (memanfaatkan kekuatan penglihatan masa depan milik Yeul) dengan harapan dia akan mengurangi kekuatan sang Dewi yang berhubungan langsung dengan Timeline. Rencana C, kemudian menabrakkan dua planet (Cocoon dan Bhunivelze) biar semua orang tewas terbunuh sehingga memaksa sang Dewi yang kekuatannya sudah melemah akan membuka pintu (Etro's Gate) menuju Unseen Realm/Valhalla maka dari itu, Chaos pun akan ikut melewati pintu itu seperti dam yang jebol dan akhirnya, pintu tersebut akan rusak sehingga Chaos (sumber kekuatan Timeline) akan dengan mudah masuk ke Mortal Realm karena bebas dari cengkraman Goddess Etro untuk memberhentikan/merusak putaran alur waktu. Rencana D dan yang terakhir (berhasil dieksekusi di dalam game-nya) ialah membuat seseorang menusuk jantung sang Dewi (Heart of Chaos; a manifestation of Etro) yang berdetak di dalam dada Caius yang bisa membuat sang Dewi mati instan dan keabadian Caius hilang.
Rencana terakhirnya sukses membuat dunia Pulse diselimuti Chaos karena tidak ada lagi Goddess Etro yang menjaganya dan membuat Yeul lepas dari takdirnya sebagai Seeress. Semua hal ini dilakukannya untuk Yeul seorang. Tergambar jelas di FF XIII-2 dan LR: FF XIII Caius mencintai Yeul sebagai kewajibannya dan berharap melepas Yeul dari beban sebagai Seeress, sekalipun Caius harus menukar hidupnya untuk menggapai tujuan utamanya. Setelah melihat ratusan atau ribuan kali Yeul mati di depan matanya sementara Caius hidup abadi menuntun dirinya tidak menemukan kebahagian dalam hidup abadinya. Penulis iri padamu Yeul, ada orang yang benar-benar mendedikasikan dirinya untuk melindungi seorang wanita. Kalau kamu tidak berterimakasih pada dirinya, kamu tidak tahu diri!.
Profil Pengisi Suara: Caius Ballad
Hiroshi Shirokuma |
Liam O'Brien |
Oh, bagi yang ingin tahu sosok Yeul, inilah orangnya:
Paddra Nsu-Yeul, The Seeress of Farseer |
Bonus
It's "Caius's Theme" Showtime!
Enjoy.
Caius's Theme
Latin Lyrics:
Dea Mortis, iuravi
Carissimam servaturum
Dea Mortis, servabo
Ut tempora recte ducam
Etsi cor in Chaos
Aut Fortuna bella ferat
-Instrumental 1-
Occurram et obviam ibo
Occurram et obviam ibo
-Instrumental 2-
Dea Mortis, servabo
Ut tempora recte ducam
Etsi cor in Chaos
Aut Fortuna bella ferat
English Translations:
Goddess of Death, I have sworn
That I would protect the most dear one
Goddess of Death, I will protect her
As I lead time on the straight path
Even if there is a heart in Chaos
Or if Fortune may bring wars
-Instrumental 1-
I will resist and go to fight against it
I will resist and go to fight against it
-Instrumental 2-
Goddess of Death, I will protect her
As I lead time on the straight path
Even if there is a heart in Chaos
Or if Fortune may bring wars
Update: "Caius's Theme" dijadikan lagu latar tempat kuil Dewi Etro di LR: FF XIII bernama Temple of the Goddess yang berlokasi di Wildlands.
Caius Ballad -Head Artwork by Tetsuya Nomura- |
Penilaian lagu ini oleh penulis berdasarkan skala 1 sampai 5 adalah 5. Mengapa 5? Well, lagu ini bagus di hampir segala aspek seperti intensitas untuk mendapatkan feel, struktur komposisi, melodinya mudah diingat, korelasi gambaran karakter Caius antara di game dengan gambaran dirinya di dalam lagu ini sejajar; tidak menyeleweng dari gambaran di game malah menurut penulis lagu ini memberikan gambaran singkat mengenai dia dengan bantuan kata kunci seperti 'Dea Mortis' (Dewi Kematian alias Etro), sumpah untuk melindungi orang penting untuknya (dalam konteks ini adalah Yeul), 'Tempora' (Waktu), 'Chaos' dan 'Bella' (Perang); coba hubung-hubungkan kata kunci ini dan untuk yang bukan fans FF atau belum tahu siapa Caius cukup bisa menebak Caius melakukan sesuatu di dalam game yang ada hubungannya dengan kata kunci di atas.
Entah hanya penulis saja atau ada juga sepemikiran dengan penulis, "Caius's Theme" merupakan lagu yang harus diperdengarkan kepada pihak laki-laki yang sedang jatuh cinta. Melihat seorang Caius mendedikasikan penuh dirinya demi seorang perempuan tercermin dalam lagu ini. Namun, tentu saja tetap mempertahankan akal di level rasional. Jangan mengikuti Caius yang berniat menghancurkan atau membunuh untuk cinta, itu tidak masuk diakal yang ada mendiami jeruji besi. Berdasarkan penjelasan singkat ini, penulis memasukkan kategori "Caius's Theme" selain Lagu Tokoh Jahat/Lagu Antagonis, jatuh juga sebagai kategori Lagu Cinta. Lagu Cinta yang begitu powerful, tidak loyo, latar musiknya walaupun 'lagu cinta' tidak terlampau galau sekaligus mendayu-dayu, malah yang disuguhkan adalah permainan orkestra kencang, bertenaga, terakhir paduan suara yang sama kuatnya dengan iringan orkestra. Tetap masih mempertahankan ratapan kesedihan, penderitaan, serta keputusasaan, tetapi hal ini dibalut dengan indahnya oleh paduan suara kuat. Tipe lagu cinta yang cocok buat penulis yang seperti ini. "Caius's Theme" bukanlah lagu cinta yang mainstream umum ditemukan dalam jajaran musik negara asal penulis so, lagu ini ialah lagu cinta unik serta multidimensional. Mungkin akan menarik apabila di negara asal penulis ada pemusik yang berani bereksperimen membuat lagu cinta seperti ini kemudian lempar ke publik, salam hormat dari penulis! Saat ini penulis menunggu kapan "Caius's Theme" dimainkan live semisal ini dulu deh, hmmm konser Distant Worlds? Penulis sangat menantikan kedatangan "Caius's Theme" di konser itu dan konser FF lainnya.
Anyway, segala keseluruhan lagu ini sangat cocok untuk Caius, seorang lelaki yang bertekad baja untuk meraih keinginannya demi menyelamatkan gadis yang dicintainya (dalam game tersirat bahwa Yeul adalah Love Interest-nya tapi entahlah... Lightning Returns XIII memberikan petunjuk jelas bahwa Yeul adalah Love Interest untuk Caius juga, Lightning berkata: "The unseen Chaos that has torn the world apart. And it was unleashed by one man all because he wanted to stop time for a girl he loved. Caius Ballad, if only I could have stopped him earlier... But I didn't."; Lightning akan berkata begitu sebelum memasuki Temple of the Goddess dalam kunjungan pertamanya). Pada akhirnya dia takluk pada kesedihan, keputusasaan, dan amarah sewaktu tujuan utama miliknya yaitu berniat menghancurkan waktu/sejarah manusia untuk menyelamatkan Yeul; terbuka perlahan-lahan di hadapan Lightning, Serah, dan terutama Noel. Bagian favorit penulis dari lagu ini adalah menit ke 1:36-2:35. "Caius's Theme" menjadi runner-up dalam kategori Final Fantasy Choral dalam track list milik penulis.
-To be Continued-
Trivia:
- "Caius's Theme" merupakan lagu yang dimaksudkan untuk mengalahkan kepopuleran/kesuksesan "One-Winged Angel". Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Sutradara FF XIII-2, Motomu Toriyama.
- Toriyama menenakankan Caius sebagai antagonis/rival terkuat (dari segi kemampuan/keahlian) dalam seluruh seri FF berdasarkan kalimat berikut ini: "Caius is the strongest (in terms of abilities) Final Fantasy antagonist in a comparative sense." (terjemahan Indonesia: "Caius merupakan antagonis FF terkuat (dalam istilah kemampuan) dalam sebuah maksud perbandingan."). Link: http://www.finalfantasy.net/xiii-2/final-fantasy-xiii2-details-weeks-dps/
Comin' up: Cue -> Estuans interius ira vehementi. Tunggu kelanjutan artikel ini di Part II! Sampai jumpa!
Comments
Post a Comment