The Introvert Advantage: Berkembang dan Berhasil di Dunia Ekstrover

by: Nabila Rhapsodios





INFO PRODUK

Original

Judul: The Introvert Advantage
Sub-Judul: How to Thrive in an Extrovert World
Pengarang: Marti Olsen Laney, Psy.D
Penerbit: Workman Publishing Company
Bahasa: Inggris
Tahun Terbit: 2002
Jumlah Halaman: 330

Edisi Terjemahan

Judul: The Introvert Advantage
Sub-Judul: Berkembang dan Berhasil di Dunia Ekstrover
Pengarang: Marti Olsen Laney, Psy.D
Penerbit: Elex Media Komputindo
Bahasa: Indonesia
Tahun Terbit: 2013
Jumlah Halaman: 408


PROLOG

Kekasih penulis menemukan buku non-fiksi karya Ms. Laney ini dalam satu kunjungan ke toko buku lokal ternama yang tidak terlampau jauh dari rumahnya. Dalam suatu percakapan, dia teringat bahwa ada satu buku yang bagus untuk dibaca oleh penulis. Dia tidak mau menjawab buku macam apa yang ditemukan saat jalan sendirian ke toko buku tersebut. Sampailah hari kita berdua jalan dan mampir ke toko buku ternama itu di dalam sebuah Mall agak jauh dari rumah penulis, buku ini ada di salah satu rak dan segera diambil olehnya sambil berkatalah dia, "Ini (merujuk pada buku Ms. Laney) yang aku maksud. Sepertinya kamu butuh punya dan baca". Ya, seperti itulah kira-kira kalimat yang dikatakannya. Soalnya sudah mulai lupa kalimat pastinya.

Oke, dia meninggalkan saya sendiri untuk kontemplasi sementara dia berkeliling ke rak lain. Buku The Introvert Advantage: Berkembang dan Berhasil di Dunia Ekstrover adalah buku pembahasan rinci introver pertama (!) yang penulis temukan selama hampir 23 tahun (ujung-ujungnya pertama baca) apalagi diterjemahkan ke bahasa negara asal, ketika setiap kali mampir ke banyak toko buku (lokal atau asing). Balik lagi ke dalam kontemplasi penulis. Terpekur... Terpekur... Berpikir... 

Penulis menghampiri dia dan lapor bahwa tidak minat beli bukunya, ditambah dalam benak pribadi penulis, buku self-improvement memberi efek yang berbeda-beda, terkadang tidak berefek sama sekali untuk pembaca, beserta metode-metode yang tertulis di dalam bukunya dapat tidak cocok diterapkan kepada tiap-tiap individu. I don't usually read self-improvement book. Dia cukup kecewa meski disembunyikan atas kesungkanan penulis beli buku Ms. Laney. Bulan September 2016, buku dibeli dan dia berkata, "Akhirnya dibeli". Penulis berpikir begini, target pembacanya spesifik yaitu orang introver (tidak ada larangan orang ektrover dan belum tahu apa itu introver-ekstrover untuk tidak beli) dimana berjuang mati-matian untuk bertahan hidup dalam sebuah masyarakat yang sangat menghargai kualitas ekstrover. Tambahannya juga, introver sering dihadapkan pada stigma negatif (apalagi di tempat kerja!) sehingga The Introvert Advantage: Berkembang dan Berhasil di Dunia Ekstrover akan menjadi buku berharga diantara koleksi-koleksi buku yang dipunya oleh penulis *thumb*.


 ISI

Sering merasa berpikir akan sebuah hal yang seharusnya diungkapkan ketika percakapan sedang berlangsung, tetapi kesempatan untuk mengungkapkannya telah berlalu? Sering pikiran 'kosong' saat ditanya semisal dalam situasi meeting, kelompok diskusi kelas; apabila tidak menjawab akan merasa sangat bersalah dan malu? Kalian dan banyak orang tahu bahwa masuk kategori introver mendapat cibiran dan suatu ketika orang-orang sangat terkejut bahwa kalian lebih cerdas dari diri kalian yang biasa? 

Pernah mendapat komentar untuk sesaat atau setiap menit terlihat seolah-olah berada di dunia milik sendiri, individu unik dan ganjil karenanya merasa pada diri kalian adalah 'orang buangan' / 'orang terasing'? Memperhatikan hal-hal kecil yang terlewat atau sudut pandang berbeda dari perhatian orang lain pada sebuah permasalahan? 

Sangat nyaman berkomunikasi dalam bentuk tulisan dibandingkan verbal / percakapan di telepon? Lebih suka berjalan kesana kemari dengan kelompok kecil pertemanan dibandingkan sekumpulan kelompok pertemanan ramai? 

Membenarkan semua pertanyaan-pertanyaan di atas maka kalian masuk tipe personalitas "Introver" yang 25% populasinya bermukim di Planet Bumi ini. Sisa persentasenya menjadi milik personalitas "Ekstrover" (catatan: buku ini pertama terbit di tahun 2002, angka itu mungkin saja berbeda di tahun 2017). Angka persentase introver yang terbilang kecil dimana mereka sering disalahpahami.  

Pengarangnya terus memaparkan seperti apa personalitas introver itu dengan pendekatan psikologis dan sosiologis yang mudah dimengerti. Ms. Laney menyebut introver berhasrat tinggi ingin memiliki waktu untuk berpikir, mencari cara supaya tidak di bawah "lampu sorot" alias terekspos terang-terangan, dan untuk sebagai pendengar saksama daripada bercakap-cakap di dalam kelas. Di dalam buku, Ms. Laney memberi saran dan nasihat atas bagaimana introver tinggal di dalam lingkungan masyarakat yang lebih condong ke arah ekstrover dan bahkan bagaimana introver harus maju / berkembang sekaligus tetap bahagia di dalam situasi-situasi seperti kerja, pesta, dan hubungan pribadi atau anak-anak mereka.   

Perbedaan utama antara introver dan ekstrover adalah bagaimana mereka berdua memperoleh energi dan mengalirkannya. Fokus introver adalah batin; dunia internal, untuk mendapat energi dan bisa timbul rasa energinya terkuras banyak bila terpapar sumber-sumber eksternal. Ekstrover harus menarik energi dari sumber-sumber eksternal dan cepat "kehabisan baterai" ketika mereka di tinggal sendiri (tidak ada energi yang harus diserap) makanya ekstrover, tidak seperti introver. Dengan fokus di luar diri mereka sendiri, para ekstrover sangat suka berkecimpung dalam beragam kegiatan nan luas yang butuh stimuli, pengalaman dan pengetahuan. Sebaliknya, para introver lebih nyaman berfokus pada hal lebih mendalam; balik ke dalam diri mereka nan harus bermakna. 

Ekstrover menerima informasi tetapi tidak memprosesnya dan meluaskannya. Saat introver menerima informasi, mereka merasa perlu untuk merenungkannya dan memperluas kedalaman; menggali dalam-dalam untuk 'kekayaan' informasi dan 'kesempurnaan' informasi. Meskipun ekstrover barangkali menilai diri mereka dalam cahaya nilai-nilai eksternal, para introver tidak pada belas kasihan dari lingkungan eksternal. Introver merupakan tipe seorang pemikir independen dan obrolan kecil / obrolan malas-malasan dapat menghabiskan energi mereka karena tidak memberi imbalan apa-apa. Dikarenakan ekstrover tidak memproduksi stimuli internal sebanyak para introver, mereka harus mendapatkannya dari sumber-sumber eksternal. 

Introver perlu hubungan sosial yang lebih sedikit dibandingkan ekstrover tetapi jangan salah, walau demikian para introver suka sekali lebih banyak keterhubungan, keintiman, dan penuh makna di dalam hubungan yang jumlahnya sedikit itu.    

Kesimpulan paparan paragraf sebelumnya adalah ekstrover cenderung termotivasi, terisi penuh energinya, hiperaktif, dan penuh kegembiraan ketika mereka berada di sekitar banyak orang. Mereka butuh energi dan pengobaran / dorongan semangat konstan dari orang lain untuk merasa baik perihal diri mereka sendiri. Kebalikannya, introver cenderung bekerja / berfungsi optimal di sebuah tempat yang tenang milik mereka sendiri dan menghargai kerahasiaan / privasi. Mereka lebih suka untuk merencanakan ke depan dan mengatur tujuan-tujuan untuk diri mereka sendiri. 

Introver dan ekstrover tanpa ragu-ragu sesekali mau melangkah di luar zona nyaman karena kodrat manusia adalah sosialisasi yang harus memainkan banyak peran dalam hidup ini. Namun, introver mengisi kembali energi mereka tanpa persetujuan atau afirmasi oleh orang lain. Di sisi lain, ekstrover berada di puncak optimal mereka ketika dalam situasi sosial dan dipacu oleh aktivitas dan ide-ide orang lain. Apabila mengutip kalimat dari bukunya, "Introver ibaratnya baterai isi ulang. Mereka perlu berhenti mengeluarkan energi dan beristirahat supaya mengisi kembali. Ekstrover ibarat panel surya. Panel surya perlu matahari untuk mengisi kembali; ekstrover perlu keluar dan akan menambah bahan bakar." Lalu, memang diakui para ekstrover merupakan karyawan bagus tetapi, cenderung bekerja secara berlari cepat dengan sering istirahat. Introver bisa bekerja secara stabil tanpa interupsi, jadi sepertinya merampungkan pekerjaan lebih cepat dan lebih efisien.

Paparan buku yang kuat lainnya adalah pembahasan setengah bulatan dari otak kanan dan kiri (berbasis biologis dan sains) sebagai kaitannya dengan personalitas "Introver" dan perbedaan proses mengakses / mencerna pada otak antara introver dan ekstrover. Secara khusus, para introver lebih sering menggunakan memori jangka panjang dibandingkan memori jangka pendek, dengan jalur otak untuk mengakses area lebih banyak serta lebih panjang dibandingkan yang dialami oleh ekstrover.   

Terdapat juga bab-bab mengutamakan pro dan kontra sangat menarik atas sebuah penelitian kombinasi pasangan introver-ekstrover, introver-introver, dan ekstrover-ekstrover. Lalu, identifikasi perbedaan-perbedaan pada anak-anak. Apakah anak-anak tersebut introver atau ekstrover dan strategi untuk membantu mereka berhasil sekaligus ada beberapa tip, taktik, dan metode untuk membantu para introver merawat personalitas istimewa ini sampai pada kelebihan dan keuntungan penuh mereka. 

Apabila kalian introver maka akan mengetahui kualitas-kualitas pada diri kalian dan menyanyanginya sepenuh hati (di dalam buku ada tes kecil untuk pembuktian). Ms. Laney menghapus salah pengertian dan takhayul semisal individu yang pemalu, antisosial, penyendiri, suka merenung secara mendalam, pendiam, lamban, dan beberapa distorsi dalam lingkungan masyarakat (termasuk mereka tergabung sebagai introver) yang dimiliki, kuat hubungannya pada personalitas Introver.  



A Note:

Ms. Laney membuat buku yang mewakili bahasa saya, bahasa Introver! Saya sudah lama tahu bahwa saya adalah seorang introver yaitu seseorang yang mudah terkuras oleh situasi sosial dan yang perlu waktu sepi banyak dan waktu reflektif supaya "baterai" terisi penuh lagi. Buku ini membuat saya berdecak kagum dan tersenyum sendiri, momen "Ah tepat! Ah iya!" terasa ketika membacanya. Seperti contoh, saya tidak tahu sebelumnya karakteristik kesulitan memilih kata-kata sedang berbicara atau presentasi, ketakutan membuat janji telepon atau menghubungi kembali telepon dari seseorang, terakhir terlalu berlebihan menganalisis situasi adalah hal-hal milik introver.  

Walaupun waktu baca buku ini cukup lama (beli bulan September 2016, tamat di minggu terakhir bulan Desember 2016), ada kalimat dalam buku yang cukup melegakan. Introver tidak antisosial; introver hanya bersosialisasi dengan cara berbeda. Tetap perlu hubungan sama seperti kebanyakan orang, hanya saja, introver perlu hubungan jauh lebih sedikit dibandingkan ekstrover. Introver perlu kedalaman dan keintiman di dalam hubungan-hubungan tersebut. Introver menikmati percakapan satu-lawan-satu, khususnya topik percakapan introver sukai. Introver ada juga yang SUKA bertemu orang dan berkumpul bersama hanya saja, mereka perlu takaran tepat karena menyesuaikan pada tingkat energi. Akan tetapi, karena dasarnya terlahir sebagai introver, tetap lebih memilih berdiam diri atau berdiam di dalam rumah daripada keluar rumah untuk jalan-jalan atau berpesta. Kalau mau bicara mayoritas, disimpulkan bahwa bersosialisasi dengan orang dalam jumlah banyak dan terlibat dalam percakapan kelompok ramai dianggap oleh introver sebagai kegiatan yang sangat melelahkan. 

Dan satu lagi yang melegakan adalah introver bukan suatu kondisi KELAINAN psikologis dan PATOLOGI (penyakit). Introver adalah sifat dasar dan BUKAN asuhan. Introver tidak sama dengan sifat pemalu, Ms. Laney berkata ada juga introver yang pemalu; sifat pemalu dapat diobati, kalau introver tidak bisa diobati. Menurut beliau, sifat pemalu adalah kecemasan sosial, kurang percaya diri dalam situasi sosial, sebuah kengerian atas pendapat orang berkaitan pada diri sendiri makanya sifat pemalu dapat disembuhkan. Oleh karenanya, buku Ms. Laney yang ini sungguh-sungguh menghalau takhayul para introver adalah pemalu dan antisosial dimana gaungnya terdengar keras dalam situasi sosialisasi.

Tip dan trik yang dipelajari dalam buku dan menurut saya yang introver untuk sesama introver, patut dicoba adalah:
a) Bagaimana rekan-rekan kerja biar tahu kalau introver berpartisipasi dalam meeting:
1. Rileks saja, tarik nafas dalam-dalam sebelum masuk ruangan.
2. Tidak diharuskan mempunyai jadwal meeting banyak-banyak dalam sehari.
3. Bawa buku catatan
4. Pembawaan diri formal dan menarik perhatian partisipan.
5. Katakan sesuatu. Tidak banyak, tidak apa-apa.
6. Buka pembicaraan pembuka diri kita dengan suara tegas.
7. Susun kalimat saat mengutarakan sesuatu: Permulaan, Pertengahan, dan Penutupan. Runut layaknya bercerita.
8. Apabila saat mengutarakan pemikiran mengalami kondisi tidak sinkron, katakan, "Saya ingin menambah sesuatu ke dalam- jadi- dan- begitulah yang disebut beberapa menit lalu."
9. Beri impresi 'Saya akan lanjut berpikir perihal topik ini'.

b) Bagaimana dilihat dalam dunia kerja:
1. Beri atasan pemberitahuan tipe kerja kesukaan kita seperti apa.
2. Megajukan sebuah meeting atas inisiasi sendiri apabila kita sedang bekerja dalam proyek kelompok.    
3. Tulis sesuatu untuk newsletter unit/divisi/perusahaan.
4. Katakan pada atasan satu kesuksesan kita.
5. Terima dan beri pujian dan penghargaan.

c) Bagaimana untuk sedikit lisan & komunikasi lebih banyak:
1. Beri senyum ketika berpas-pasan sama orang atau sedang menyapa kenalan.
2. Angguk dan atur kontak mata dengan pembicara di dalam meeting atau kelompok.
3. Kirim ucapan 'Terimakasih' atau mengirimkannya lewat surat elektronik untuk rekan-rekan kerja atas ucapan selamat atau apresiasi.
4. Kirim kartu ucapan 'Selamat Ulang Tahun' dan kartu-kartu lainnya.
5. Bubuhkan nama kita dimanapun, semua yang kita ciptakan atau kita tulis. 

Masih banyak yang belum disebut. Trip dan trik yang disebutkan di atas menurut saya yang paling krusial untuk introver. Sekarang berkenaan dengan otak yang dijelaskan memakai definisi klinis... Neurochemistry; kimia neuro dibalik otak introver dan ekstrover ternyata "berantena" berbeda yang mempengaruhi cara berpikir mereka yang berseberangan, bereaksi terhadap stimuli berbeda, produksi kimia yang dilepas oleh otak kita tidak sama (introver adalah acetylcholine sementara ekstrover adalah adrenaline dan dopamine), bahkan hasrat dalam pilihan tipe makanan. Oh, tenang. Ms. Laney menyertai gambar/bola setengah/ilustrasi ketika bab penjelasan ilmiah ini, supaya ramai dan seru. Semua ini semakin membuat buku ini punya nilai positif.  

Untuk yang tidak menyukai buku ini, permasalahan-permasalahannya terletak pada materi yang disajikan sudah terlalu dasar dan sudah jelas atas deskripsi introver-ekstrover. Ditulis dengan "bernada" arogan dan memandang rendah padahal buku ini masuk kategori self-improvement, mengecewakan akhirnya untuk beberapa introver yang baca bukunya dan terhina karena dikatakan misfit dan tidak kompeten. Karenanya, muncul mekanisme pembantahan di mulut. 

Lalu, penulisnya terlalu banyak membuat generalisasi introver yang menurut pembaca (termasuk saya) tidak akan sesuai dengan orang lain. Seperti salah satu contoh, introver merupakan pembuat keputusan / pemikir yang lamban dan normalnya menjalani hidup pada kecepatan jauh di bawah rata-rata. 

Buku Ms. Laney satu ini akan ada anggapan ditulis biasa saja dan malah terlalu banyak pengulangan. Saya berkata tidak disertakan hasil penelitian di dalamnya membuat buku terlihat tidak akan sebagus yang sudah dipasarkan dimana penelitian adalah aset emas buku ini ada. 

Kemudian, buku ini tidak akan beresonansi sempurna pada pembaca yang tidak introver penuh seperti tipe personalitas "Borderline" dan "Ambivert". Permasalahan-permasalahan yang dijabarkan tersebut menjadi kelemahan buku karangan Ms. Laney.     

The Introvert Advantage: Berkembang dan Berhasil di Dunia Ekstrover menuntun saya untuk memahami dan menerima banyak aspek-aspek dari dalam diri dimana saya merasa seperti 'orang terasing' / 'orang buangan'. Sebagian besar hidup saya merasa ada yang salah pada diri saya dan saya tidak pernah punya sistem personal cadangan untuk menjelaskannya pada orang lain sampai pada masa saya tamat membaca buku ini. Tapi tetap saja, ada perasaan tidak nyaman berkenaan beberapa hal dan tidak punya ide sama sekali mengapa saya berperilaku; cara yang saya lakukan ketika orang-orang cocok ke dalam sesuatu yang dianggap "normal". Jadi, saya berterimakasih kepada Ms. Laney untuk menulis buku ini, membagi pengalaman pribadinya (beliau juga seorang introver) dimana ada kemiripan dengan pengalaman saya, dan sungguh bagus memberitahu kalau saya tidaklah secacat seperti yang saya percayai.  

The final verdict? Very convincing and comforting, dikarenakan diisi dengan informasi sangat relevan dan dapat dipakai. Dari penelitian otak berhubungan dengan temperamen sampai komentar sesama introver "seperti saya", jujur saya mengangguk setuju dalam batin saya. Apabila kalian introver, hati kalian akan sangat terhibur. 

Pengesahan paling berharga bobot di dalam bukunya diberdayakan dengan trik-trik baru menjadi 'indahnya diri kalian' di dunia ekstrover. Sering introver tersinggung dengan penilaian orang atau bahkan diri introver sendiri hanya karena kurang pengetahuan. 

Saya kasih 4.8 bintang dari 5 bintang kepada The Introvert Advantage: Berkembang dan Berhasil di Dunia Ekstrover dan sungguh-sungguh menjadi salah satu buku pembahasan introver yang direkomendasikan untuk innies (sebutan orang Introver dari buku) dan outies (sebutan orang Ekstrover dari buku). Buku ini akan menolong kalian memahami teman, pasangan, atau orang tua introver jauh lebih baik. There is nothing shameful with being an introvert ^0^! (Y'know without introverts jumlah manusia berprofesi penulis atau suka menulis tidak akan sebanyak sekarang). 





-THE END-




P.S. Gambar sampul buku yang dijadikan sampul artikel tinjauan blog adalah sampul lama. Bulan Juni 2016 berganti sampul seperti ini (sampul inilah yang dibeli oleh penulis): 













Comments

  1. bukunya itu sudah terjemahan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes, sis. Review buku ini disini adalah versi terjemahan yang dilakukan dan diterbitkan oleh Elex Media Komputindo dari versi orisinil (Inggris).

      Delete

Post a Comment