Top 5 Most Liked Songs in Nier Replicant ver. 1.22474487139...

 by: Nabila Rhapsodios 



PREAMBLE




Wo-hoooo! Senang akhirnya bisa kembali menyapa kalian. Sudah berapa lama penulis tidak menyapa kalian? Maaf, agak lama melakukan update. Sejak merampungkan review buku Keajaiban di Toko Kelontong Namiya, kehidupan sehari-hari penulis agak padat. Kesibukan ini masih berjalan, sekarang saja untuk menulis artikel ini harus mencuri-curi waktu luang karena mumpung ada ide di otak untuk menulis di blog. 

Seperti yang kalian lihat, topik artikel ini akan membahas lagu lima teratas versi penulis yang diambil dari gim Playstation 4 yaitu Nier Replicant ver. 1.22474487139. Nomor versinya sangatlah panjang dan penulis capek mengetiknya jadi izinkan penulis menyingkatnya sebagai ver. 12. Kenapa diberi nomor sepanjang gerbong kereta? Jawabannya bisa kalian temukan di dalam artikel ini: Yoko Taro Can't Even Remember The Number Sequence 

Untuk kalian yang tidak tahu, gim ini adalah versi perbaikan Nier tahun 2010 (Gestalt / Replicant) yang terdapat dalam daftar game Playstation 3. Proyek perbaikan ini diinisiasi sebagai bentuk commemorate Nier sudah mencapai satu dekade di tahun lalu. Karakter yang terpilih untuk dimainkan di versi perbaikan adalah protagonis yang menjadi kakak laki-laki Yonah karena dia yang terpilih, maka title Nier perbaikan haruslah menyematkan 'Replicant'. Info sekilas saja disini, Nier pertama (note: Nier kedua adalah Automata) memiliki dua protagonis berbeda. Pemain Jepang memainkan sosok kakak laki-laki dan disubtitled 'Replicant', sementara pemain di luar Jepang memainkan sosok ayah dan diberi subtitle 'Gestalt'. Nier yang dibintangi oleh seorang ayah diimpor juga ke Jepang tapi, kakak laki-laki tidak pernah diekspor ke luar Jepang. Kesempatan kakak laki-laki dikenali seluruh dunia terwujud berkat proyek perbaikan. 

Elemen perubahan dari terbitan 2010 ke 2021 cukup banyak seperti contoh, improvement of battle control, better graphics, full voice-overs karena karakter bersuara lebih sering saat bertarung saat cutscenes di Nier 2010, penambahan side story & side quest, bisa melihat Ending baru yang sebelumnya tidak ada di Nier 2010, diizinkan untuk mengubah penampilan karakter, dan yang paling penting karena sedang membahas lagu Nier Replicant ver. 12 adalah perubahan pada kualitas audio serta musik.   

Semua lagu yang pernah kalian dengar di Nier 2010, dimunculkan kembali di Nier Replicant ver.12 dengan permainan live instrument. Karena live instrument, maka seluruh lagu di rekam ulang dari awal. Keiichi Okabe yang menjadi komposer utama Nier franchise, berperan lebih menjadi music director untuk Nier Replicant ver. 12. Pihak yang lebih banyak bekerja menggubah ulang lagu ciptaannya jatuh kepada anggota tim MONACA sesama fellow composer.

Terus, sedikit bercerita ya. Artikel ini lahir karena tiga faktor. Pertama akibat Nier tahun 2010 mendapatkan kehormatan untuk dipoles habis-habisan sehingga terbilang born anew dan terlihat sangat cantik yang diperuntukkan konsol PS4 dan sudah rilis April kemarin jadi penulis mau ikut menyemarakkan perilisannya sekarang walaupun telat 3,5 bulan. Faktor kedua adalah penulis masih terbilang baru banget menamatkan Nier Replicant ver 1.22 sehingga masih terbayang sangat jelas atas emosi dirasakan ketika mendengarkan daftar lagu pilihan penulis yang dinilai terbaik ini di adegan dalam game-nya sendiri. Ada faktor 'tanggung' sebagai faktor ketiga. Kenapa tanggung? Penulis sudah pernah menerbitkan ulasan 10 lagu favorit Nier Automata versi penulis jadi kenapa tidak sekalian saja tulis sesuatu tentang Nier Replicant PS4 gitu loh biar seimbang dan bisa pleasing dua penggemar gim tersebut. Oke, here goes nothing.



REVIEW


1. Snow in Summer

Snow in Summer

Pengalaman penulis melihat pertama kali adegan pembukaan game ini diliputi perasaan iba dan ngeri membayangkan diri sendiri berada di posisi karakter itu karena karakter yang kita kendalikan masih berusia 16 tahun dan memiliki tanggungan merawat saudarinya yang terlihat masih sangat kecil (tapi, cukup dewasa di usianya ya?) dan batuk tiada henti akibat sakit kronis di tengah musim dingin. Mereka terpojok di supermarket terlantar dari serangan kelompok makhluk Shades yang memiliki insting untuk menyerang manusia yang belum berubah menjadi makhluk hitam mengenaskan tersebut. Sekarang setelah menamatkan game-nya, adegan pembuka ini bukanlah pembukaan yang baik untuk meneruskan sisa cerita game-nya karena di awal sudah terlanjur miris jadi sebenarnya fase prolog ini sebuah test of will kalian apakah akan tabah menyelesaikan gimnya atau menyerah di tengah jalan nantinya. 

Adegan pembuka memainkan "Snow in Summer" sebagai BGM-nya. Saat bermain Nier Replicant ver. 12 pertama kalinya dan sebentar lagi akan tamat Ending pertama (penulis sudah aware ada lima varian ending yang bias ditonton sebelum beli), penulis masih berpikir bahwa snow di adegan paling pertama adalah salju yang turun di musim panas karena anomali cuaca di Shinjuku, Jepang tahun 2053 dalam game-nya. Alangkah terperanjatnya dari satu artikel online menceritakan plot Nier yang dibaca (penulis pada saat itu masih belum terlalu paham connecting the dots among Drakengard, Nier Replicant / Gestalt, & Nier Automata walaupun tahu dari lama kalau franchise Nier masih satu familli dengan franchise Drakengard) bahwa salju yang turun bukan salju, melainkan serpihan garam yang berasal dari dekomposisi manusia yang terjangkit wabah White Chlorine Syndrome (asal wabah ini ada erat kaitannya dengan Drakengard). That was a horrible realisation to me. 

Untuk berbicara lebih khusus ke lagu "Snow in Summer", at first penulis tidak menyukainya. I was unsure about the melodies. Penulis menjadi jatuh cinta sama lagu ini ketika mengalun di Lost Shrine menuju Shadowlord's Castle. Penulis seolah ditransfer getaran emosi surreal ketika "Snow in Summer" muncul di tempat tersebut, it was simply amazing. Semakin lama lagu "Snow in Summer" diputar, penulis semakin tajam terperosok ke dalam jurang rasa putus asa yang terdalam seperti yang "dimau" oleh lagunya sendiri. Mungkin sebuah analogi penyelarasan bahwa prolog Nier Replicant ver. 12 dan dungeon terakhir berasa meresahkan. Lagu "Snow in Summer" yang menakutkan diputar di atas gurun "musim dingin" dan kuil yang dikosongkan saat seorang saudara bertempur dengan semua yang dia miliki untuk melindungi saudara perempuannya; pemandangan, skenario, dan keputusasaannya sangat bagus dituangkan ke dalam "Snow in Summer".

Kalau kalian ingin mendengar "Snow in Summer", silakan bisa klik video di bawah ya. Oh ya, video trek lagu yang embedded di artikel ini bermain di Lost Shrine dan terdapat di dalam album Nier Replicant ver. 1.22474487139... Soundtrack "Weiss Edition"; album yang berisikan lagu hasil suntingan / another variation dari album utama gimnya yaitu Nier Replicant ver. 1.22474487139... Soundtrack (catatan: Di album utama ini kalian bisa menemukan "Snow in Summer" yang mengalun di adegan prolog)



2. Kainé / Salvation

Emil and Kainé

Tahu 2017 lalu, Nier Automata rilis. Lagu-lagunya banyak yang enak di telinga penulis. Selanjutnya, penulis melakukan perburuan kemana-mana untuk bisa mendapatkan album OSTnya. Akhirnya dapat. Pada saat bersamaan, jika tidak salah ingat, sedang memainkan Final Fantasy XV dan audio MP3 yang bisa diputar di Regalia, menambahkan lagu-lagu dari Nier 2010 sebagai langkah kolaborasi dan menyemarakkan hari perilisan Nier Automata. Nah, lagu Nier 2010 yang paling sering dimainkan di mobil Regalia ini, memantik rasa ingin memiliki album OST Nier 2010 untuk mendapatkan lagu yang sering dipilih untuk naik Regalia agar menambah jumlah dafter lagu di Windows Media Player. Karena dulu belum tumbuh rasa ketertarikan kuat kepada franchise Nier, lagu album OST Nier pertama tersebut, didengarkan berapa detik saja sebagai pemancing, kecuali lagu yang menjadi main drive memburu di awal cerita ya, ini otomatis didengarkan penuh. Ketika sampai di trek lagu berjudul "Kainé / Salvation", penulis terbuai dengan melodi dan gesekan biolanya jadi tanpa sadar, preview listening-nya lebih lama daripada yang lain dan darisinilah kecintaan penulis terhadap "Kainé / Salvation" tumbuh. Tidak dipungkiri ini cinta pada pendengaran pertama. 

"Kainé / Salvation" merupakan lagu yang beautiful and touching sangat berkebalikan dengan karakter Kainé yang berperilaku kasar, bermulut kotor, dan berdandan mirip gadis nakal (tidak heran Grimoire Weiss yang cultured & educated memanggilnya 'hussy').  Jadi, karena lagu ini salah satu yang disenangi, bisa membayangkan betapa thrilled-nya penulis ketika mengalun di Nier Replicant ver. 12? Sangat bahagia! Apalagi ketika vokal Emi Evans muncul, penulis langsung tahu "Kainé / Salvation"-nya beda dari album Nier 2010. Para komposer dan tim pengembang gim sungguh all out biar pada bahagia semua karena mereka menyanyikan dan menciptakan ulang seluruh lagu Nier 2010 khusus untuk Nier Replicant ver. 12 semata! This is why I love them, specifically Square-Enix! Bahkan setelah 10 tahun sejak dunia mendengarkan "Kainé / Salvation" dari Nier 2010 serta aransemen Kainé yang berbeda-beda di konser atau album lain yang mengusung nama 'Nier', "Kainé / Salvation" Nier Replicant ver. 12 hasn't lost its enchantment, man; this song is something else...! Let me sum up what a significant improvement to an already beautiful piece. Every version of Kainé is equally fab. 

Sama seperti "Snow in Summer", video audio yang embedded di artikel berasal dari album Weiss Edition karena album OST utamanya belum diunggah ke channel YouTube oleh Square-Enix atau Tim MONACA. Jika penulis mengambil link uploader yang beberapa sudah mengunggah album utama Nier ke channel tersebut, ada kemungkinan besar terjadi copyright claim dari pihak Square-Enix atau Tim MONACA jadi lebih aman memakai video yang berasal dari pihak resmi. Silakan tinggal klik saja ya. 

 

Catatan kecil untuk lagu pada video di atas ya, variasi Kainé tersebut tidak ada di Nier Replicant ver. 12. 

3. Emil / Sacrifice

Emil

Lagu tema milik karakter Emil adalah lagu yang baru sekali diangkat menjadi favorit sebagai imbas bermain Nier Replicant ver. 12. Walaupun sudah mengantongi informasi dari lama bahwa Emil mengarungi jalan hidup yang gelap, barulah terhantam di dada kisahnya ketika mencoba sendiri bermain Nier Replicant ver. 12. Oh, Emil... Mendengarkan "Emil / Sacrifice" tidak bisa mengesampingkan perasaan duka lara ketika penulis tahu semua apa yang telah dilalui Emil dan apa yang harus dihadapinya. 

Penulis tidak dapat menyajikan video audio "Emil / Sacrifice" di artikel karena tidak ada dari channel resmi. Mohon maaf, silakan berselancar di YouTube sendiri untuk mengetahui bagaimana nyanyian "Emil / Sacrifice" yang terdapat di Nier Replicant ver. 12. Oh, hati-hati sangat mendengarkannya karena alunan nadanya sangat sedih, if you don't cry listening to this, go, please, check your heart. 

4. Dance of the Evanescent

The Waltz

Lagu waltz yang dibuat berdasarkan main theme Nier pertama "Ashes of Dreams". Lagu yang membuat pemain merasakan momen 'what have I done' karena membunuh Shades yang tidak berdosa. Mereka sebenarnya sedang dalam keadaan menunggu untuk bertemu kembali dengan Replicantnya masing-masing agar menjadi true humans again. Penantian mereka yang dinilai akan bahagia (akhirnya tidak karena kita sebagai pemain, merusak harapan mereka :() dilakukan dengan cara bardansa selama ribuan tahun. Nah, karena kita menjadi party crusher, mereka menyerang kita sebagai bentuk penolakan adanya dominasi ras Replicant dan menjaga pertahanan terakhir umat manusia sesungguhnya agar tidak benar-benar lenyap. Perkelahian diantara kita dengan Shades menari ini tidak terelakkan karena dua belah pihak tidak ada yang ingin menyerah dengan keyakinan masing-masing. This game opened your eyes to what you are trying to save Yonah; genocide is underlying your motive! 

"Dance of the Evanescent" juga mengingatkan pada momen dimana kegagapan Grimoire Weiss semakin menjadi-jadi. Masih ingat di otak, Grimoire Weiss susah mengucapkan sepatah kata malah penulis ikutan panik karena takut kekuatan Dark Verses yang dimilikinya terhambat juga. Ketakutan penulis menjadi nyata di pertarungan besar selanjutnya... 

Anyway, penilaian penulis untuk lagu ini, versi aransemen yang terdapat di Nier Replicant ver. 12 lebih superior daripada di album OST Nier 2010. Selain terdapat perbedaan mencolok antara keduanya di permainan instrumental, versi 1.2 memiliki tambahan distorsi suara di akhir lagu sebagai penggambaran bahwa dansa pelan-pelan terhenti seiring gerombolan Shadesnya menjadi agresif which is really cool. Hanya satu hal yang disayangkan, durasi lagu sangat pendek. 

Ah ya... Ini lagu waltz yang cocok untuk acara besar, pernikahan misalkan. Disini penulis mengingatkan bahwa leitmotif yang diambil adalah "Ashes of Dreams", kalau sudah tahu arti lagunya atau kalimat tersebut, kalian mungkin perlu pertimbangan ulang memakai lagu ini... Terus, arti kata "evanescent" yang dipakai sebagai judul lagunya memiliki makna 'berumur pendek' atau 'cepat berlalu'... Sangat tidak cocok masuk sebagai kenangan indah dalam pernikahan...   

Video audio "Dance of the Evanescent" tidak dapat dihadirkan di artikel ini. Penulis sekali lagi mohon maaf. Penulis menyarankan kalian kalau penasaran silakan pergi ke YouTube untuk mendengarkannya langsung. 

5. Shadowlord 

Shadowlord

Penulis ingin menyanjung desain karakter Shadowlord yang berbeda dari para bawahannya merupakan sebuah desain yang patut diberi dua jempol. Hal yang disuka dari Shadowlord di mata penulis adalah memiliki latar belakang yang tragis dan penyampaiannya kepada pemain sangat lugas. Nah, musik karakternya yang memiliki nama sama dengan nama karakternya, penulis rasa versi 1.2 lebih condong ke getaran heroik yang membuatnya kontras dengan nuansa lagunya di album OST Nier 2010 yang lebih menekankan pada perasaan Shadowlord yang penuh kesedihan di dalam hatinya. 

Bisa dibilang "Shadowlord" merupakan the pinnacle of the fate of the world and its system. Lebih dari seribu tahun, nasib Shadowlord digantung oleh para ilmuwan yang menjalankan Project Gestalt dan Yonah juga tidak menunjukkan tanda-tanda kesembuhan setelah mereka berdua mengikuti proyek tersebut. Akhirnya, Shadowlord jatuh ke dalam kesepian sehingga menuntunnya untuk melakukan perlawanan kepada mereka. Shadowlord berpikir aksi yang dilakukan di gimnya adalah langkah yang tepat untuk menyelamatkan Yonah dari sakit kronis yang dideritanya. Pemikiran tersebut juga sejalan dengan Replicantnya dimana dia menjustifikasi semua aksi barbarnya benar lewat cara menabrak banyak aturan demi kesembuhan Yonah. Karena Shadowlord dan Replicantnya mempunyai tujuan yang sama, hal tragis di depan mata mereka semakin jelas yaitu hanya satu orang yang dapat tercapai keinginannya. Keinginan yang mereka ingin wujudkan akan membawa juga nasib dunia bersamanya. Shadowlord menang, semua manusia yang ikut Project Gestalt akan bersatu dengan Replicant masing-masing. Tapi, kemenangan ini terdapat kecacatan yaitu Replicant yang dimasuki dengan roh / proyeksi astral manusia asli yang dinamai Shades oleh ras Replicant, kesadaran Replicant akan terus hidup bersama kesadaran inkarnasi asli mereka dan bila menemukan manusia tidak tahan mendengar suara-suara di dalam dirinya yang berasal dari Replicant miliknya, manusia tersebut bisa menjadi gila dan mungkin bisa berakhir bunuh diri. Jika Replicant Shadowlord menang, Shadowlord yang menjadi titik pusat para Shades untuk terus ingat kemanusiawian masih hidup dalam hati sekaligus ujung tombak energi kehidupan Shades, kematiannya akan membinasakan semua Shades. Kemenangan Replicant Shadowlord jangan dikatakan sempurna karena akan menimbulkan kekacauan berupa ras Replicant akan kehilangan akses ke kode data genetik sosok asli mereka yang selama ini menjadi tumpuan ras ini bisa terus hidup. 

Pada akhirnya, Replicant dari Shadowlord (yang awalnya ragu) mengayunkan pedangnya kepada inkarnasi original dirinya sehingga akibatnya mempercepat jarum jam dunia atas kepunahan umat manusia yang asli dan mengaktifkan hitungan mundur kematian Replicant tidak terhingga. Their final battle in Nier Replicant ver. 12 (and Gestalt) truly is no way to win. "Shadowlord" depicts a story of a man (and his other self, mind you) whose situations drown unto irony, immoderate, unjust, and calamitous. I indeed fancied the "Shadowlord"'s music and its meaning

Hal lain yang disukai dari trek lagu satu ini yaitu lagunya menyesuaikan adegan per adegan. Lagu ini bombastis dan gegap gempita di ronde pertama melawan Shadowlord. Di tengah pertempuran, muncullah rentetan adegan dimana pemain menyaksikan Yonah asli bunuh diri dan salam perpisahan dari Grimoire Weiss, "Shadowlord" semakin lama "terkelupas" sampailah pada titik sama sekali tidak bernyawa (karena ditinggal orkestra dan paduan suara jadi berubah menjadi alunan kotak musik sendu) di ronde ketiga sebagai ilustrasi atas perasaan hati Shadowlord yang layu karena kehilangan seseorang yang penting dan ingin mati saja di tangan Replicantnya. 

Sebagai penutup sesi "Shadowlord", penulis tegaskan lagu ini bukan sebuah lagu selebrasi atas hal jahat. Lebih enaknya disebut sebuah lagu akhir kisah Shadowlord dan upacara penguburan untuk dia dan ras manusia. Betapa besar konsekuensi hanya ingin menyelamatkan satu nyawa bisa mengancam kepunahan satu ras... Bikin merinding...

Maaf, tidak bisa menampilkan video audio "Shadowlord" walau ingin sekali kalian mendengarkan lagu epik ini di blog kesayangan... Penulis sekali lagi mengarahkan kalian ke YouTube. Hanya ini solusi yang bisa diberikan. Sekarang tidak bisa sembarang upload album OST ke YouTube karena klaim hak cipta semakin diperketat jadi tindakan embedded yang dilakukan bisa membuat uploader kena peringatan juga karena sebagai sumber monetizing



Ini sudah lima, tapi penulis masih tidak ingin mengakhiri artikel ini. Ada tiga lagu lagi meskipun tidak masuk lima favorit dalam daftar milik penulis, pantas dicoba dengar loh. Mereka bertiga ini paling sering disukai oleh banyak orang. Berikut daftar lagu yang dimaksud: 

1. Ashes of Dreams

Emi Evans

Main Theme! Yay, tebakanmu benar! "Ashes of Dreams" yang berupa nyanyian penuh dari Emi Evans breada di empat ending dengan bahasa berbeda, hanya lirik "Ashes of Dreams" Ending A yang berhasil dicatat karena Bahasa Inggris ril. Bahasa lain tidak dapat disalin jelas karena bukan menggunakan kosa kata ril. Satu ending diiringi oleh musik boks "Ashes of Dreams" (Ending D jika tidak salah ingat). Beberapa lagu di album utama Nier Replicant ver. 12 yang mengambil leitmotif "Ashes of Dreams", sebut diantaranya adalah "Dance of the Evanescent", "Yonah / Pluck ver.", dan "Yonah / Piano ver.". Disini penulis melampirkan lirik Bahasa Inggris "Ashes of Dreams", sementara untuk mendengarkan lagunya, langsung klik YouTube saja ya:


English Lyrics:

Once there were trees full of birds
Meadowlands vibrant with flowers
Carefree the songs our children once sang
Gilding our minutes and hours

Clouds came and covered the sun
The breath of a baleful unease
Turning to ashes flowers in their fields
Silenced the birds in their trees

Hidden so deep in veils of deceit
Imprisoned in twisting spells
Are we the plaything of fiends, or merely the dreams?
That we're telling ourselves
Telling ourselves...?

-Short break-

Strive till the phantoms are broken
Fight till the battle is done
The squadrons of night can't conquer the day
Nor shadows extinguish the sun

Stories of danger, fearless attack...
Spectres of plague and pain
All of these ghosts of our own delusions come back
And we'll be haunted again, haunted again

For though the storms are over and past
Though the thunder's rage is quieted at last
Well this nightmare's laid me down in the rags here to mourn
Here to mourn

The night has left us crippled with grief
As we strive to keep alive our belief
But a loss so great, it clouds all our hopes for the dawn

Hidden so deep in veils of deceit
Imprisoned in twisting spells
Are we the plaything of fiends, or merely the dreams?
That we're telling ourselves
Telling ourselves...?

Stories of danger, fearless attack...
Spectres of plague and pain
All of these ghosts of our own delusions are back 
Have we been fighting in vain? 
Fighting in vain...? 

2. Song of the Ancients / Fate 

Devola & Popola

Inilah lagu yang sering dimainkan ketika mengendarai mobil Regalia di Final Fantasy XV. Lagu ini favorit penulis banget tapi sayang, sekarang tergeser oleh "Dance of the Evanescent". Lagu "Song of the Ancients" ini memiliki banyak versi. Penulis memilih yang Fate sebagai perwakilan disini dan juga menilai adegan Fate lebih mengena karena BGM battle dengan kembar Devola & Popola yang tidak diharapkan. 

Sejarah dibalik terciptanya "Song of the Ancients" seperti yang diceritakan Devola dalam gimnya adalah ada sebuah Buku Hitam mengacaukan dunia. Untuk menekan kerusuhan ulah Buku Hitam, Buku Putih dibuat dengan dibekali sihir kuat yang disebut Dark Verses. Buku Putih menang dan kedamaian kembali menyelimuti dunia. Devola juga berujar lirik lagu ini ditulis menggunakan bahasa yang sudah terlupakan dan lagunya sering diturunkan dari satu generasi ke generasi seterusnya di desa yang Devola tinggali. Di desa, Devola dan Popola paling dikenal sering menyenandungkan "Song of the Ancients", tapi Popola semakin jarang menyanyikan lagu tersebut karena kesibukannya mengurus desa. 

Bahasa yang terlupakan adalah bahasa gibberish yang diciptakan Emi Evans. Bahasa artifisial tersebut menghiasi mayoritas lirik lagu yang disebutkan di dalam artikel ini, kecuali "Ashes of Dreams" yang bahasa Inggris dan "Dance of the Evanescent" yang tidak berlirik. Karena artifisial jadi tidak perlu dialihbahasakan ke bahasa sehari-hari digunakan. 

3. Fleeting Words 

Louise

BGM untuk boss battle Louise di Seafront. Lagu ini sepenglihatan penulis, sedang naik daun. Mungkin terpengaruh dengan kepopuleran cerita Louise yang heartbreaking ala cerita dongeng The Little Mermaid (bukan adaptasi Disney, melainkan cerita asli Hans Christian Andersen). Sama seperti "Song of the Ancients", "Fleeting Words" mempunyai banyak varian jenis. Varian yang disematkan di blog adalah varian dari album Weiss Edition, seperti di bawah ini:


Alunan "Fleeting Words" dikisahkan oleh Postman di gimnya, aslinya berasal dari seorang nenek renta yang menjaga mercusuar. Tiap kali Postman menyambangi mercusuar untuk menyampaikan kiriman surat kapada sang nenek, Postman sering diam-diam mendengar sang nenek menyanyikan "Fleeting Words". Ketika sang nenek sedang bernyanyi, Postman akan berlama-lama di mercusuar. Sering menguping alunan nada sang nenek, "Fleeting Words" terpatri di ingatan Postman dan dia juga kadang menyanyikannya untuk dirinya sendiri. Alunan nada "Fleeting Words" dipakai oleh Postman untuk mengajari Louise bernyanyi. 

 

CLOSING


Cepat juga ya, kita sudah sampai di penghujung artikel... Sedih. Tapi, penulis harus kontinu tulisan perpisahan artikel ini. Bagi segelintir pemain, musik franchise Nier menempati peringkat tinggi sebagai salah satu OST game terbaik sepanjang masa. Nier adalah karya seni yang luar biasa. Dalam Nier Replicant ver.1.2, semua lagu diatur ulang dan memilih pendekatan yang lebih klasik orkestra dengan live instrument. Arahan musik baru ini menggunakan transisi dinamis ke dalamnya secara alami, sungguh sebuah hal yang menakjubkan. Penulis akan mengatakan itu cukup sebanding persamaannya dengan album OST Nier 2010. Album itu masih menghanyutkan hati dengan sifatnya yang tenang dan menghantui yang tidak OST gim lain bisa tandingi. Ada beberapa trek lagu yang juga brilian disana dan di album OST Nier Replicant ver. 12 semakin ditinggikan derajatnya.

Penulis condong memilih album OST Nier Replicant ver. 12 untuk difavoritkan karena penulis telah menjadi penikmat musik klasik bertahun-tahun, lagipula penulis rasa aspek musikal di album ini jauh lebih bagus serta vokalnya jauh lebih menendang di telinga, tapi musik di album OST Nier 2010 masih tetap oke kok. Album OST Nier 2021 menjadi sebuah barang yang harus dikoleksi bagi penggemar gim Nier. Berulang kali penulis memutar lagu Nier Automata dan sekarang lagu Nier Replicant ver. 12 sedang menduduki puncak tertinggi album OST untuk kategori video game. I'm very pleased with the tracks :). 







-FIN-






* Disclaimer: The material published on this website is intended solely for general information and reference purposes and is not legal advice or other professional advice.  



Comments