Review: Main Theme of Final Fantasy VII / Cloud Smiles & Blinded by Light ~#1: Cloud Strife~



by: Nabila Rhapsodios

Cloud Strife (Final Fantasy VII) dan Lightning (Final Fantasy XIII) akhirnya head-on di artikel blog saya yang tersayang ini. Tidak adil apabila rival/musuh bebuyutan mereka saja yang ditampilkan di blog. Rival mereka telah saya bahas di artikel Review: One-Winged Angel & Caius's Theme, artikel itu saya bagi menjadi tiga bagian supaya memudahkan kalian untuk membacanya. Jangan lupa cek artikel itu, oke teman-teman?

Cloud atau Lightning... Lightning atau Cloud... Siapa yang bakal saya bahas duluan ya...? Hm, Cloud duluan deh. Alasan simpel, Cloud lahir duluan ke dunia FF hahaha. Baiklah kalian tidak sabar lagi ingin langsung masuk ke inti ulasan? Begitu pun juga saya yang tidak sabar ingin menulis tentang mereka serta tidak lupa leitmotif di masing-masing game mereka tampil. Oke, mari kita mulai menyelami dua mantan pasukan militer sekaligus bintang paling bersinar diantara deretan protagonis/pahlawan Final Fantasy.... sampai detik ini. 


Latar Belakang

Final Fantasy VII adalah seri ke-7 game RPG Final Fantasy, keluaran tahun 1997 dari rumah produksi video game Squaresoft (sekarang berganti nama menjadi Square-Enix). Final Fantasy VII adalah game paling hits di masanya karena FF VII ini merupakan FF pertama yang diekspor ke luar negeri Jepang. Tentu saja FF VII menjadi global hits berkat kampanye marketing dan publikasi besar-besaran oleh Sony dimana sekalian cara ini dilakukan Sony untuk mempromosikan konsol terbarunya bernama PlayStation/Playstation yang pada zaman itu diniatkan menjadi lawan utama konsol keluaran Nintendo yakni Nintendo 64 dan konsol keluaran Sega yaitu Sega Return. FF VII adalah seri FF pertama yang menggunakan grafis komputer 3D sekaligus pertama kalinya dalam sejarah FF yang memiliki lagu berlirik dengan rekaman suara manusia asli.

Awalnya, FF VII diniatkan untuk rilis di konsol Nintendo 64, sama seperti seri-seri FF sebelumnya. Sayangnya, Nintendo tidak mau mengubah sistem format cartridges mereka untuk dipakaikan ke konsol Nintendo 64, pihak Square merasa FF VII yang sedang mereka kerjakan ini tidak sanggup dimuat ke dalam bentuk cartridges maka dari itu, dengan sangat berat hati, Square memutuskan merilis FF VII untuk Playstation yang menggunakan sistem format CD-Rom, dinilai mampu menyimpan banyak data oleh Square. Ketegangan diantara dua pihak pun terjadi, pihak Nintendo mengeluarkan ultimatum untuk tidak akan mengizinkan segala game ciptaan Square diperuntukkan segala konsol keluaran Nintendo. Sepertinya ketegangan ini telah reda beberapa tahun belakangan meskipun mereka masih tetap kaku satu sama lain. 

FF VII (1997) Logo
Tema cerita FF VII adalah kehidupan/cara bertahan hidup, kematian, dan kelahiran baru. Jalan cerita FF VII seperti ini, ada sebuah pabrik pembuatan senjata bernama ShinRa/Shinra Manufacture Works berhasil menemukan cara menyuling dan mengolah Lifestream; sumber daya alam/nyawa kehidupan milik Planet Gaia, menjadi beberapa produk seperti tenaga listrik, pemanasan dalam rupa energi Mako dan Materia. Semua penemuan-penemuan tersebut membuat Shinra berinisiatif membangun banyak kilang di hampir semua kota penting FF VII, kilang pengolahan dinamai Mako Reactors. Semakin banyak masyarakat bergantung pada produk-produk buatan Shinra untuk hidup sehari-hari dan ditambah dengan melejitnya keuangan internal Shinra berkat penjualan produk-produknya, Shinra pun berubah menjadi perusahaan konglomerat kaya raya serta mengganti bisnis inti dan akhirnya muncul ke publik luas dengan nama baru yaitu ShinRa/Shinra Electric Power Company atau nama pendeknya adalah ShinRa/Shinra Inc. Setelah resmi berganti nama, perusahaan Shinra secara tidak langsung menjadi penguasa mutlak di seluruh dunia FF VII dan President Shinra selaku pemilik perusahaan pun menjadi pemimpin tertinggi untuk semua wilayah FF VII. 

Lama kelamaan muncullah sejumlah masyarakat yang mengkritik kebijakan Shinra, mereka beropini Shinra mempompa Lifestream untuk dijadikan energi Mako dengan menggunakan Mako Reactors, membuat lingkungan wilayah yang dijadikan basis operasi utama (terutama kota Midgar) aktivitas tersebut menjadi padang tandus dan beracun bagi tumbuhan, hewan, dan tentu saja manusia. Pihak pemrotes ini berdalih bahwa Lifestream adalah nyawa kehidupan Planet Gaia apabila Planet kekurangan Lifestream maka semua kehidupan di Planet akan musnah. Shinra paham atas dampak yang dilakukan perusahaannya tetapi tetap tidak mengindahkan protes-protes yang dilayangkan kepada mereka dan beroperasi seperti biasa tanpa setitik penyesalan. 

Meskipun demikian, pertarungan sesungguhnya bukan melawan Shinra tetapi sebuah ancaman berbahaya yang mampu membinasakan seluruh kehidupan manusia, muncul kembali ke permukaan. Sesosok pahlawan legendaris yang dikira oleh banyak orang telah kembali ke Planet bertahun-tahun yang lalu kini menampakkan diri sekali lagi dengan sebuah visi menjadi Dewa, cara untuk mewujudkan visinya adalah menyerap Lifestream ke dalam tubuh dirinya sebanyak-banyaknya dan dia tidak akan berhenti menaklukkan rintangan untuk mewujudkan visinya. Kini, kelompok kecil teroris dari perkampungan kumuh harus bertarung melawan Shinra yang akhirnya membawa mereka ke pertarungan lebih rumit dengan ancaman lebih besar dibandingkan Shinra atas kembalinya pahlawan legendaris itu dan satu pembunuh bayaran harus melihat dunia di tengah-tengah kebohongan serta tipu muslihat yang bersemayam di dalam dirinya sembari menemukan kebenaran identitas miliknya yang terpendam selama satuan tahun lamanya.  

FF VII -Adcent Children Complete- Logo
2 Tahun kemudian setelah Cloud dan kawan-kawan sukses menghentikan ancaman di FF VII, mereka berpisah sementara untuk melanjutkan hidup masing-masing. Cloud memulai hidup baru bersama teman masa kecilnya yaitu Tifa Lockhart di kota baru berdiri bernama Edge dan memulai bisnis jasa pengiriman yang dinamai oleh mereka berdua Strife Delivery Service. Seharusnya Cloud bahagia tetapi rupanya tidak demikian dikarenakan dia dihantui oleh kegagalan tidak bisa menyelamatkan dua orang penting dalam perjalanan hidupnya sehingga dia memulai hidup jaga jarak sejauh yang dia bisa dari keluarga yang dia bangun bersama Tifa di Edge. Dalam rentang dua tahun tersebut, kehidupan di Planet berangsur-angsur membaik meskipun penyakit mematikan Geostigma sedang mewabah di hampir penjuru wilayah. Tanpa disangka, Cloud terjangkit penyakit tersebut, menambah beban berat hidupnya. Cloud semakin tambah kesal ternyata dia masih belum bisa lepas dari sesosok bayangan gelap dari masa lalu yang berusaha kembali meneror hidupnya dan dunia. Maka sekali lagi Cloud terjun ke medan pertarungan untuk mencari tahu kebenaran dari Geostigma dan menyelamatkan dunia dari kehancuran. 

Cerita 2 tahun dari kisah FF VII di atas adalah sinopsis dari movie Final Fantasy VII: Advent Children. FF VII: AC dirilis tahun 2005 dan diperuntukkan format DVD serta disk UMD untuk PlayStation Portable. Tahun 2009, Square-Enix merilis Final Fantasy VII: Advent Children Complete untuk disk Blu-Ray. FF VII: ACC merupakan versi extended-cut alias banyak tambahan adegan serta pemotongan adegan dari movie FF VII: AC. 

Berbicara mengenai karakter bernama Cloud sebagai pengantar, dia pertama kali muncul di tahun 1997 dalam game FF VII. Rincian resmi untuk karakter ini adalah seorang pembunuh bayaran dan awalnya anggota SOLDIER. Setelah AVALANCHE menyewa jasanya, Cloud secara bertahap terperangkap dalam perjuangan menyelamatkan Planet. Pertama kali bertemu dengannya, Cloud seorang mantan SOLDIER, berkepribadian arogan yang bangga sekali atas status terhormatnya dan keterampilan berpedang yang dimilikinya. Semakin lama berjelajah keliling dunia, kebenaran pun ikut terkuak. Ingatan masa lalu yang dimiliki bukanlah ingatan yang merekam peristiwa sebenarnya. Dibantu teman-temannya Cloud belajar menghargai arti hidup sesungguhnya serta belajar lebih tanggung jawab memegang gelar 'pahlawan' dibandingkan menggunakan gelar itu untuk ketenaran semata. 2 Tahun kemudian, Cloud berhasil mendapatkan kembali pemahaman terkait identitas dirinya yang sebenarnya di FF VII. Cloud meninggalkan kontak sosial dan lebih memilih hidup sendiri di tempat pengasingan.


Di Dalam Game ~Review: Cloud Strife~


Cloud Strife, The Spiky-haired Hero of FF VII
Siapa yang tidak kenal Cloud Strife? Pasti kenal semualah ya. Cowok tampan, rambut pirang, mata biru, dan terkenal dengan ciri khas rambut super jabrik mirip Chocobo sambil menenteng pisau dapur- eh, maksud penulis pedang raksasa Buster Sword. Jika kalian sudah membaca artikel berjudul Main Theme (Final Fantasy VII-IX) di dalam blog ini, disana penulis berkata, ""Main Theme of Final Fantasy VII" walaupun merupakan Main Theme untuk FF VII tetapi secara de facto atau tidak resmi menjadi leitmotif Cloud" dan memang benar demikian dikarenakan setiap momen penting FF VII menyangkut Cloud, aransemen dari lagu itu sendiri mengalun apalagi ketika Cloud sempat hilang; tidak bisa memimpin tim, dan Meteor telah ada di langit; lagu "Main Theme of Final Fantasy VII" menghilang dari Overworld/Worldmap, seolah-olah menggambarkan FF VII kehilangan Cloud sang pemain utama. 

Biasanya, ada hubungan antara leitmotif dengan sang karakter itu sendiri. Sebelum lebih jauh penulis mengoceh hubungan diantara keduanya, coba dengarkan dulu "Main Theme of Final Fantasy VII" dari Final Fantasy VII Original Soundtrack di bawah ini:




Di benak penulis sewaktu mendengar lagu di atas dan memainkan game ini, penulis mendapatkan kesan bahwa Cloud adalah orang yang belagu, apatis, materialistis, dan sombong sekali. Membayangkan Cloud ketika berjalan melewati kerumunan, berjalan dengan kerennya, pandangan mata yakin, pedang Buster Sword terlampir di punggung, dan orang-orang mengenali mata "Mako"-nya wah, orang-orang semakin respek kepadanya karena Cloud mantan anggota SOLDIER 1st Class. Cloud cukup menikmati perannya seperti itu di bagian awal-awal game. Bagian awal lagu dari menit 0:00-1:59, jelas-jelas menggambarkan kepribadian Cloud yang seperti itu. 

Tetapi, itu tidak bertahan lama, piano yang berdenting pada menit 2:00-2:39 dan alunan musik melambat, menggambarkan sosok Cloud yang mulai goyah akibat ketidak-konsistenan memori masa lalu antara miliknya dengan Tifa dan tokoh antagonis FF VII mulai berkata kehebongan dicampur dengan fakta istilah kerennya adalah half-truth. Cloud masih dengan gigih menolak semua perkataan yang diutarakan oleh mereka, Cloud masih tercelup dalam fantasi kebohongan yang dia bangun sendiri. Ya, fantasi kebohongan itu terbentuk karena beragam faktor. Faktor paling berkontribusi adalah trauma psikologis yang tidak henti-hentinya menghantam hidupnya terdiri dari kombinasi rasa malu tidak bisa merealisasikan janji kepada Tifa sewaktu mereka masih kecil (terkadang bisa tapi selalu datang di timing yang tidak tepat), gagal mewujudkan mimpi besar sewaktu masih kecil yaitu bergabung ke SOLDIER, kampung halaman dibakar oleh orang yang diidolakannya, dijadikan kelinci percobaan setelah insiden kampung halaman terbakar, hampir mati karena efek percobaan melumpuhkan seluruh indra tubuhnya, melihat kematian seorang sahabat tepat di depan matanya; ya kombinasi yang sangat pahit. Anehnya dalam keadaan yang tidak benar-benar sehat, Cloud berhasil mencapai Train Station, Sector 7 Slums dan secara kebetulan dia ditemukan oleh Tifa yang kemudian mengajak Cloud untuk membantu kelompok pemberontak AVALANCHE, Cloud mengiyakan ajakan Tifa. Namun, hal yang disembunyikan dari Cloud adalah Tifa mengajak Cloud bergabung AVALANCHE dijadikan alasan tersembunyi supaya Tifa dapat dengan mudah memantau Cloud dimana Tifa merasa ada yang salah dengan perilaku Cloud. Tidak heran dengan segunung masalah yang telah dijabarkan di atas, setelah fase ini Cloud seutuhnya jatuh ke dalam titik putus asa dan membutuhkan konseling dari Tifa dengan cara menyelam ke dalam alam bawah sadar Cloud saat mereka berdua tercebur ke dalam aliran Lifestream di Mideel dan disana mereka membandingkan ingatan masing-masing terhadap beberapa peristiwa. Oh ya satu lagi, sel Jenova yang diinjeksikan ke dalam tubuh Cloud berperan besar juga membuat Cloud berbohong untuk dirinya sendiri dan hidup dalam dunia imajinasi. 

Memasuki fase kedua untuk Cloud menerima siapa dirinya dan pulih dari efek trauma psikologisnya... Pada menit ke 2:40-3:14 merupakan fase petualangan Cloud mengetahui kebenaran di alam bawah sadarnya sewaktu jatuh ke dalam Lifestream makanya irama lagu menit ini menggenjreng TAADAAA. Menit ini cerminan 'AHA!' atau 'YAAA!'; sampailah kita pada tahap permainan untuk pemain game FF VII dimana harapan dan doa terkabul bahwasanya tokoh utama yang kita mainkan, berhenti bersikap aneh dan kita tidak lagi kehilangan kontrol atas gerak-gerik Cloud di dalam game-nya. Pokoknya Cloud berhenti menakuti kita apabila kita tidak bisa mengendalikan Cloud lewat stik kontroler; jika kita hilang kontrol atas Cloud, sesuatu yang buruk terjadi (nearly...). Oke, balik ke obrolan petualangan Cloud di alam bawah sadar hehe. Di dalam alam bawah sadar Cloud, kalian akan melihat 4 Cloud yang seperti "arah mata angin" terdiri dari Cloud "bagian utara", Cloud "bagian barat", Cloud "bagian selatan", dan terakhir Cloud "bagian kejadian sebenarnya". Tiap "arah mata angin" ini membuka tabir masa lalu Cloud. 


Cloud "bagian utara" adalah ingatan Cloud terkait Insiden Nibelheim; Cloud akan memutar ingatan Nibelheim sebelum terbakar seperti yang diingat olehnya kepada Tifa tetapi Tifa berkata kejadian yang diingat olehnya ada yang salah bahwa laki-laki berambut warna hitamlah dengan pedang raksasa seperti yang Cloud punya yang datang ke Nibelheim 5 tahun lalu sebagai perwakilan dari SOLDIER selain Sephiroth. Sesudah berjelajah disana, Tifa memasuki Cloud "bagian barat" dan meminta Cloud untuk menunjukkan apa yang dia ingat di tempat ini kepadanya, Cloud pun memainkan adegan saat mereka dulu berada di sumur hingga akhirnya Cloud berjanji kepadanya akan melindungi Tifa dari marabahaya sesudah dia menjadi SOLDIER 1st Class. Tifa berkata adegan ini sangat akurat kebenarannya dan persis seperti yang diingat oleh Tifa, Tifa yakin bahwa Cloud adalah Cloud yang sebenarnya; teman masa kecilnya bukan Cloud hasil ciptaan eksperimen gila. Supaya lebih meyakinkan, Tifa menyarankan Cloud untuk menyebut sebuah adegan ingatan dimana Tifa tidak pernah membicarakannya dan tidak ingat tetapi di sisi lain, Cloud mengingatnya, Cloud membeberkan dia sangat ingin bergabung ke dalam SOLDIER untuk satu tujuan yaitu Tifa memperhatikannya. Mendengar hal itu, Tifa sangat terkejut yang pada akhirnya diakui oleh Tifa bahwa mereka berdua tidak terlalu dekat sewaktu masih kecil. 


Selesai dari sana, Tifa memasuki Cloud "bagian selatan"; disini memainkan ingatan saat Cloud menengok dari jendela rumahnya ke arah kamar Tifa sebelum Cloud diizinkan bergabung ke dalam geng Tifa, adegan ini berlanjut ke adegan Tifa berkata tegas ingin mendaki Mt. Nibel dengan harapan bisa bertemu roh ibunya. Tiga teman-temannya mengikuti Tifa tetapi di tengah pendakian, satu per satu mereka turun ke desa karena takut, Tifa tetap mendaki dan secara mengejutkan satu-satunya orang yang mengikuti Tifa adalah Cloud. Saat di jembatan untuk menyebrang ke sisi lain gunung, Tifa berjalan di atas jembatan rapuh dan tetap melangkah tanpa pikir ulang untuk kembali, akhirnya jembatan rapuh itu putus dan Cloud yang persis berada di belakang Tifa berlari sekuat tenaga untuk menolongnya, usaha Cloud sia-sia karena mereka berdua sama-sama terjatuh ke jurang. Tifa kecil dan Cloud kecil pun ditemukan oleh warga Nibelheim yang melakukan pencarian keberadaan Tifa, ayah Tifa yang ikut dalam tim pencarian menyalahkan Cloud kecil sebagai pihak yang mencetuskan ide untuk mendaki ke gunung dan melarang Cloud kecil mendekati Tifa selamanya. Ajaibnya, Cloud kecil hanya mengalami luka ringan setelah peristiwa ini, sementara Tifa jatuh koma selama 7 hari setelah terjatuh ke jurang. Cloud berkata semua orang di Nibelheim menyangka Tifa tidak akan pernah terbangun dari komanya. Peristiwa ini membuat Cloud sering berantem dengan anak-anak lain karena merasa sebagai pihak yang disalahkan, merasa lemah; tidak cukup kuat untuk melindungi Tifa sebagai perempuan yang ditaksirnya, dan ironisnya dia berantem dengan anak-anak lain terdorong rasa cemburu kepada tiga orang laki-laki anggota geng Tifa dimana Cloud tidak masuk sebagai anggota; Cloud merasa mereka adalah anak-anak bodoh dan dan bocah ingusan, tidak diketahui oleh orang lain pemikiran Cloud seperti itu adalah pelapis rasa kesepian yang dirasakannya. Terinspirasi oleh kehebatan Sephiroth, Cloud memutuskan untuk kuat seperti idolanya dengan bergabung ke SOLDIER supaya melindungi Tifa lebih baik dan juga berharap aksinya ini membuat Tifa jatuh cinta kepadanya (Tifa tidak sadar bahwa Cloud menyukainya). Tifa mengaku setelah Cloud pergi dari Nibelheim untuk mewujudkan mimpinya itu, Tifa sering bolak-balik membaca koran supaya mendapati adanya artikel tentang kehebatan Cloud.


Perjalanan Cloud mendapatkan kembali identitas asli telah mencapai akhir, Cloud dan Tifa kembali lagi ke Cloud "bagian utara" supaya mengetahui lengkap cerita Insiden Nibelheim yang sebenarnya. Tifa mengikuti Cloud ke dalam reaktor Mako, mereka melihat flashback dimana Tifa dilukai oleh Sephiroth kemudian anggota SOLDIER berambut hitam datang untuk menghentikan kegilaan Sephiroth, nah disinilah Cloud mengingat nama laki-laki berambut hitam ini yaitu Zack Fair. Tiba-tiba layar bergerak kesana-kemari dan muncullah sesosok bayangan berpakaian satpam yang masuk ke dalam reaktor Mako untuk melukai Sephiroth dan setelah itu, mengamankan Tifa. Bayangan ini membuka helmet dan menunjukkan wajahnya yang ternyata adalah Cloud. Ya, Cloud ada di Nibelheim, melihat rentetan seluruh kejadian sampai akhirnya Nibelheim terbakar; hanya saja dia menutupi wajahnya dengan helmet, Cloud melakukannya didorong rasa malu karena gagal menjadi SOLDIER 1st Class malah dia menjadi satpam serta tidak berhasil memenuhi janji kepada Tifa. Cloud pun berhasil mengalahkan Sephiroth dengan melempar dia ke Lifestream dan jatuh pingsan. Pikiran Cloud sudah sembuh dari segala kepingan teka-teki masa lalu. Dan begitulah perjalanan Cloud di dalam alam bawah sadarnya selesai. Maka menit 2:40-3:14 pada akhirnya adalah momen Cloud is reborn as his true self, FINALLY! A ture hero has born! Nada-nada pada menit ini pun turut bersorak akan kelahiran baru Cloud setelah melakukan serangkaian konseling berat di Lifestream :). 

Ups, walau begitu... Cloud masih agak kaku tampil di hadapan tim yang dipimpinnya loh teman-teman... Menit 3:15-6:22 menggambarkannya. Pada menit ini irama lagunya melambat dengan unsur keragu-raguan samar-samar membayangi di belakang... Lambat seperti itu mungkin mencerminkan Cloud sangat fokus dan tulus ingin melindungi Planet tanpa imbalan apapun kontras sekali dari gerak-gerik dirinya di awal-awal game yang peduli dengan bayaran semata tanpa sungguh-sungguh peduli dengan kehidupan Planet dan dia masih menyesuaikan diri mulai dari cara memimpin timnya ataupun pandangan baru yang didapat dari pencarian jati diri. And... He's more serious and calmer than his first persona. Anehnya adalah meskipun Cloud sudah menjadi dirinya sendiri bebas dari kesulitan atas identitas sebenarnya, di dalam diri Cloud tumbuh sisi jayus well, kalimat "Let's mosey!" gimana, masih ingat? Mau bertingkah sombong dengan maksud melucu tapi jatuhnya malah kering... Ya, begitu deh, sifat melucunya beda dari sewaktu masih di bawah pengaruh sel Jenova plus trauma psikologis dimana jika Cloud melucu maka bisa membuat orang tersinggung. Meski demikian, Cloud asli adalah pribadi yang berpikiran terbuka, tanpa pamrih, penyayang, dan peduli terhadap ikatan pertemanan yang dia jalin bersama rekan-rekan sejawat dalam rangka berusaha menyelamatkan Planet. 



2 Years later... 




Cloud Strife (again...), The Delivery Boy
Ya, kita tahu akhir dari cerita FF VII sudah sempurna dimana Planet tidak jadi hancur, manusia masih hidup, anak-anak masih bisa tertawa 500 tahun kemudian, terakhir kalimat "The End" muncul di layar dengan rapi. Ok! Mari kita move on ke seri FF berikutnya...! Ternyata banyak yang tidak bisa melupakan petualangan Cloud dan kawan-kawan ya. Square-Enix memenuhi keinginan fans yang tidak move on, 8 tahun kemudian tepatnya tahun 2005, lahirlah FF VII: Advent Children. Semua bersorak gembira apalagi melihat karakter-karakternya mengalami perubahan grafis drastis dari render yang berbentuk lego di FF VII menjadi grafis fotorealistis 3D; tepatnya grafis kekinian. Nah, Square Enix mau apa lagi nih ngutak-atik cerita FF VII dan mau dibawa kemana semua karakternya? Oalah, Cloud jadi tokoh utama lagi? Bagus! Eh... Tapi, kenapa dia berwajah murung, depresi, dan menjadi beda banget dari dirinya di akhir cerita FF VII...? Barangkali leitmotif untuk Cloud di film "Cloud Smiles" dapat memberitahu kalian, lagu tersebut juga masuk sebagai daftar album Final Fantasy VII: Advent Children Original Soundtrack

Rhapsodios: "Apa tidak salah baca judul lagunya adalah "Cloud SMILES"?!"
Nabila: "Iya, ada apa memangnya?"
Rhapsodios:  "SMILES?! S-M-I-L-E-S?"
Nabila: "Iya! Sudah deh jangan berlagak berlebihan, kemukakan saja pertanyaanmu dengan lengkap!" 
Rhapsodios: "Bagaimana Square-Enix bisa membuat Cloud tersenyum? Padahal di FF VII Cloud hanya satu kali tertawa/tersenyum. Jarang sekali Cloud menyunggingkan senyum menawan seperti di akhir cerita FF VII: Advent Children!"
Nabila: "Sssttt...! Jangan spoiler! Oke, kuberi tahu perjalanan Cloud di film ini sampai ke adegan dia tersenyum menawan. Pada zaman dahulu kala..."


Cloud hidup bahagia, bukan? Oh ya, dia lebih bahagia dengan hidupnya sekarang tetapi Cloud mendapatkan ujian lagi. Terganggu dengan kegagalan untuk mencegah kematian dua orang penting dalam hidupnya yakni Aerith Gainsborough dan Zack, membuat Cloud ketakutan kejadian serupa menimpa keluarga yang dia bina; anggota keluarganya terdiri dari Tifa, Marlene Wallace, dan anak laki-laki yang ditemukan oleh Cloud yaitu Denzel sehingga Cloud pergi mengasingkan diri ke gereja milik Aerith di Midgar. Berselang tidak lama setelah pindah kesana, Cloud terjangkit penyakit mematikan Geostigma. Whoa, semakin memperburuk suasana pikiran dan hati Cloud! Hal-hal yang sudah dijabarkan cukup mengirim Cloud ke ambang depresi dan kepikiran ingin mati daripada harus gagal lagi mencegah kematian seseorang yang dicintainya. 

Cloud terus hidup sendirian dan putus kontak dari keluarga serta teman-temannya. Suatu hari, Cloud sedang berhenti di Midgar Wasteland untuk mengecek voicemail dari Tifa yang menyuruhnya untuk pergi ke Healen Lodge karena Reno dari anggota Turks ingin berbicara dengannya mengenai hal sangat penting dimana Cloud harus diberitahu. Di tengah perjalanan menuju kesana, Cloud dihadang oleh trio misterius dengan rambut berwarna perak yang memanggilnya "Kakak". Trio itu mundur melawan Cloud tanpa alasan jelas dan Cloud terkejut bertemu dengan Rufus Shinra dimana dikira olehnya telah tewas dua tahun lalu akibat serangan Diamond WEAPON. Rufus mengaku dia dan timnya yaitu Turks menginvestigasi jejak-jejak Jenova serta Sephiroth di lokasi bernama North Crater. Rufus memastikan Cloud bahwa mereka tidak menemukan apapun disana untuk menentramkan Cloud yang khawatir. Rufus malah memberikan informasi tambahan selagi Turks investigasi di North Crater, mereka diinterupsi oleh trio misterius dan menawan dua anggota. Rufus berkata lebih jauh lagi trio misterius yang menyerang anggota Turks adalah trio yang sama menyerang Cloud di tengah perjalanan menuju Healen, selanjutnya dia memberitahu Cloud bahwa Sephiroth adalah dalang penyebab mewabahnya penyakit Geostigma dimana-mana, dan Rufus menekankan mereka semua harus bersiap diri menyambut momen 'Kebangkitan Sephiroth'. Cloud pun pergi dari Healen setelah menolak keras menjadi bodyguard Rufus dan menjalin kerjasama dengannya. 


Cloud pergi mengunjungi lokasi kematian Zack. Disini, dia mengingat kembali momen Zack terbunuh saat melawan pasukan Shinra dan janji yang dibuat kepada Zack bahwa Cloud adalah bukti hidup legasi seorang pahlawan berjuang demi kebebasan serta kebenaran selanjutnya. Sampai kapanpun Cloud tidak akan bisa lari dari panggilan Jenova (baca: Reunion)... Cloud pun bereaksi dimana pupil mata berubah menyempit layaknya mata kucing dan di dalam pikirannya berdengung suara Sephiroth (oke Cloud, kau lagi-lagi nembiarkan Sephiroth meneror pikiranmu dengan kalimat manipulasinya, Geostigma yang kau derita ada andilnya rupanya). Cloud pun kembali ke tempat tinggal sementaranya, betapa terkejutnya Cloud menemukan Tifa tidak sadarkan diri. Ouch, Cloud pun jatuh pingsan akibat serangan Geostigma. Saat membuka mata, Cloud berada di Seventh Heaven, Edge; rupanya anggota Turks Reno dan Rude membawa Tifa serta Cloud kembali ke sana. Cloud diserang oleh kalimat-kalimat brutal Tifa. Tifa meminta Cloud untuk tidak lari dari masalah, setiap masalah sedang dialami oleh Cloud harus dihadapi satu per satu. Tifa meminta Cloud membiarkan orang lain masuk untuk menolong dirinya karena menurut Tifa, sekuat-kuatnya Cloud menangani masalah-masalah di pundaknya, Cloud tetaplah manusia biasa. Cloud diminta memilih orang di "masa lalu" atau mereka di "masa kini". 


Cloud pun pergi ke Forgotten Capital setelah didesak Tifa dimana Reno serta Rude ikut berpihak pada desakan Tifa. Mau tidak mau Cloud mengingat kembali Aerith pergi selama-lamanya di tempat ini. Cloud bertemu Aerith di Lifestream dimana Cloud berkata sebenarnya dia ingin permintaan maaf dari Aerith karena telah menyebabkan dia meninggal dua tahun yang lalu, Cloud memendam siksaan batin karena teringat masa lalu; kegagalan mencegah kematian Aerith. Trio misterius berambut perak yang diketahui masing-masing bernama Kadaj, Loz, dan Yazoo menghadang upaya Cloud menyelamatkan anak-anak. Geostigma yang diderita benar-benar membuat Cloud menjadi agak lemah dalam pertempuran, Cloud berhasil dipukul pingsan oleh Kadaj. Sesosok dalam balutan jubah merah muncul untuk mengevakuasi Cloud dari medan pertempuran. Cloud diberitahu oleh Vincent Valentine bahwa trio berambut warna perak adalah manifestasi fisik kehendak Sephiroth yang tidak ingin melebur bersama jiwa-jiwa lainnya yang telah mati di dalam Lifestream, Sephiroth memfungsikan mereka bertiga untuk mencari sisa-sisa Jenova di dunia atas sebagai medium kebangkitan dirinya. Ketiganya mampu membawa Sephiroth kembali ke dunia atas apabila mendapatkan sel Jenova. Cloud berjanji kepada Vincent bahwa dia akan mencoba proses memaafkan diri atas seluruh peristiwa di luar keinginannya serta akan menelepon Vincent untuk memberi kabar selanjutnya. Setelah usai bertukar informasi dengan Vincent, Cloud pamit untuk kembali ke Edge. 


Dengan semangat baru tumbuh di dalam dirinya, Cloud gagah berani menuntaskan masalah dari masa lalunya sambil dijadikan awal yang bagus untuk proses memaafkan diri. Pertarungan demi pertarungan sengit akhirnya membawa Cloud ke gereja tua milik Aerith serta pada akhirnya ke rerentuhan kota Midgar. Di tempat naungan gereja tua itu, dari Lifestream Aerith memanggil air suci dan Geostigma yang diderita Cloud pun lenyap. Trio misterius  yang masih menjadi ancaman yaitu Kadaj, masih dikejar oleh Cloud dan mereka pun berantem satu lawan satu. Akhirnya, mengirim Kadaj diambang batas kekalahan, dalam momen nyaris kalah Kadaj menyulut Reunion kedua, muncullah Sephiroth tepat di depan wajah Cloud. Pertarungan brutal mereka dimenangkan oleh Cloud yang nyaris tewas terbunuh karenanya. Air hujan suci yang dipanggil oleh Aerith turun di atas langit sore kota Midgar dan Edge yang ternyata ampuh menyembuhkan Geostigma dalam skala global. Larut dalam inner peace karena berhasil menebus kesalahannya di masa lalu (menurut Cloud) di bawah naungan hujan.... Tiba-tiba dari belakang, sebuah peluru melesat menembus tubuhnya. Penembaknya adalah Yazoo. Yazoo dan Loz bunuh diri dengan meledakkan diri beserta (dengan sengaja) menarik Cloud supaya ikut mati. 


Setelah sempat 'mati suri' dan masuk ke dalam Lifestream tetapi dikembalikan ke dunia atas (ke gereja milik Aerith lebih tepatnya...) oleh Aerith dan Zack, Cloud terbangun dari pingsan dan kaget bahwa kedatangan dia telah ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Disinilah keajaiban "Cloud Smiles" terjadi! "Cloud Smiles" adalah lagu ballad orchestral, lagu emosional, lagu akumulasi perjuangan Cloud dalam proses memaafkan diri sehingga bebas dari 'dosa' masa lalu supaya hidup tenang, dan terakhir representasi lagu kebahagiaan untuknya. Di dalam adegan "Cloud Smiles", Cloud terlihat rileks serta bahagia karena dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman yang tidak akan pernah berhenti menyerah atas dirinya. Itulah "Promised Land" untuk Cloud, kebahagiaan Cloud yang sesungguhnya. Pandangan matanya menyapu ke seluruh sisi gereja hingga matanya tertumbuk pada dua sosok penting. Kedua sosok penting itu, tidak lain lagi adalah Aerith dan Zack. Aerith memberikan kalimat support terakhir kepada Cloud, kemudian Aerith tersenyum dan bersama Zack berjalan menuju cahaya. Kalimat penutup film ini oleh Cloud adalah "I'm not alone. Not anymore...".

He has made a decision that he likely will move on with his life instead live dwelling on the past. Melihat Cloud menangani siksaan batin dan berjuang keras melanjutkan hidup ke arah lebih baik is very hurtful to watch. Jika ingin menebus kesalahan lakukanlah dengan gigih; jangan patah semangat! Teman-teman setia kita bersedia membantu kita apabila kita meminta ataupun tidak diminta. Jangan memikul beban seorang diri, meskipun berniat tidak ingin melibatkan orang yang kita sayangi, ketahuilah orang yang kita sayangi bisa marah karena tidak diperbolehkan membantu. Terimalah bantuan mereka meski sedikit, itu sudah mengapresiasi bantuan yang diberikan oleh mereka kepada kita. Perjalanan menuju kebahagiaan dalam hidup memang banyak hambatan, tetapi lihatlah Cloud dimana dia berhasil menumpas segala kesulitan, kesedihan, kekecewaan, dan penderitaan hingga akhirnya kebahagiaan diraih. Maka dari itu, senyum milik Cloud di akhir film sangat emosional setelah kita tahu kisah perjuangannya di FF VII dan FF VII: Advent Children... 

Sekarang, kalian boleh melihat keajaiban adegan "Cloud Smiles" dari filmnya di blog ini:





Selanjutnya, "Cloud Smiles" yang terdapat di album musik FF VII: AC:



Nabila: "Dengan demikian, dia hidup bahagia sampai kapanpun. Eh, entahlah... Kita asumsikan saja demikian."
Rhapsodios: "Sungguh indah."
Nabila: "Apanya?"
Rhapsodios: "Semuanya. Terutama lagunya. Ya, dia pantas mendapatkan apa yang seharusnya dia dapatkan; keluarga dan teman-teman yang selalu akan ada di sisi dia di saat dia membutuhkan keberadaan mereka. Begitu juga sebaliknya dimana Cloud akan ada di sisi mereka di saat mereka membutuhkan pertolongan."
Nabila: "Cloud tetap saja manusia biasa. Kita juga pasti pernah mengalami keadaan yang serupa dengan Cloud di film ini; pergulatan emosional pribadi adalah hal yang paling susah dihadapi. Pilihan ada di tangan kita, apakah maju terus atau tetap bertahan di tempat karena takut menghadapinya. Yang pasti apabila memilih pilihan pertama, kita akan belajar dan berkembang seperti Cloud. Orang yang telah meninggal meski tubuh mereka sudah tidak ada, ingatan kita perihal mereka menjadi bukti mereka tetap hidup dan ada diantara kita selama ini. Kenang dan doakan mereka selalu, jangan pernah lupa. Kenapa... kamu?"
Rhapsodios: "Itu... juga indah... Terus, bagaimana dengan Sephiroth?"
Nabila: "Sephiroth? Hahahahaha. Cloud yang sekarang sudah tidak takut lagi dengan kalimat sarkasme yang dilontarkan olehnya kepada dirinya. Sekarang bagi Cloud, 'Sephiroth' hanya simbol masa lalu kelam dimana Cloud tidak ingin lagi masuk ke dalamnya; Cloud tidak akan pernah maju dalam hidupnya jika terus-terusan mengasihani diri sendiri pada masa itu. Cloud pasti bisa mengatasi kebangkitan Sephiroth dari waktu ke waktu jika Sephiroth memutuskan untuk bangkit lagi ke dunia. Menurutku Cloud bisa saja terkuat diantara mereka berdua." 

Entah apa dan bagaimana sebuah serangan mendadak menghempaskan Nabila dan Rhapsodios...

Rhapsodios: "Ugh... Apa aku sudah mati, apa ini Lifestream...? Aduh, kepala dan lenganku berdarah..."
Nabila: "Kita... belum mati... Ini pun bukan Lifestream... Sejak kapan di Lifestream ada papan bercahaya bertuliskan 'Domino's Pizza' dan baliho 'Coca-cola'...? Sepertinya pembicaraan terakhir kita didengar oleh Sephiroth. Dia marah..."
Rhapsodios: "Oh ya... Sekelebat memang melihat sosok bersayap hitam sambil membawa katana sangat panjang... Kalau mau selamat, kita harus mengakhiri pembicaraan disini, bagaimana ide bagus, kan?"
Nabila: "Ya, aku setuju..." 





Profil Pengisi Suara: Cloud Strife


Takahiro Sakurai
Takahiro Sakurai adalah aktor pengisi suara Cloud untuk versi bahasa Jepang. Sakurai mendapatkan peran mengisi suara Cloud melalui audisi game Kingdom Hearts I (2002). Sukses membawakan karakter Cloud di game itu, Sakurai "naik pangkat" untuk bermain peran sebagai Cloud dalam dunia FF VII: Advent Children. Sakurai terhenyak kaget, dia tidak menyangka "Cloud" dari KH adalah Cloud yang sama dengan karakter utama FF VII. Dia sangat senang mendapatkan peran Cloud karena sebenarnya dia juga penggemar berat FF VII. Semua orang memuji usaha Sakurai saat mengisi suara Cloud maka karakter Cloud sah dimainkan oleh Sakurai ke depannya tiap kali Cloud muncul di media-media FF atau non-FF bahasa Jepang. 

Karakter-karakter yang diisi oleh Sakurai tidak hanya Cloud; sebut saja karakter bernama Fakir dari Princess Tutu, Yuri Shibuya & Morgif dari Kyo Kara Maoh!, Misaki dari Gakuen Alice, Claude Faustus dari Kuroshitsuji II, Coco dari One Piece, Kira Izuru dari Bleach, dan Kurasame Susaya dari Final Fantasy Type-0. Baru-baru ini Sakurai menjadi pengalih suara bahasa Inggris milik Robert Pattinson saat berperan menjadi Edward Cullen dalam film Twilight Saga yang diterjemahkan ke bahasa Jepang. 


Steve Burton
Aktor suara Cloud versi bahasa Inggris adalah aktor warga negara Amerika Serikat bernama Steve Burton. Sama seperti Sakurai, Burton memainkan karakter Cloud dimulai dari game KH I. Burton pun meminjamkan suaranya lagi untuk Cloud di film FF VII: Advent Children pada tahun 2005. Semenjak darisana, Burton dijadikan aktor resmi untuk mengisi suara Cloud di tiap kemunculan karakter itu untuk dunia cerita FF VII, spin-offs seri FF, atau hasil kreasi Square-Enix berbahasa Inggris. Burton mengaku terkejut banyak orang mengenal hasil kerja dirinya di dunia FF maupun luar FF dan dia sangat bangga bisa mengisi suara salah satu karakter terkeren yang pernah ada dalam dunia animasi.


Nama Steve Burton masih jarang terdengar di dunia sulih suara. Tetapi namanya cukup dikenal dalam dunia seni peran. Burton terkenal memerankan karakter Jason Morgan dari tahun 1991-2012 (kembali memerankan Jason Morgan pada 2017) dalam drama/soap opera TV series General Hospital dan sebagai Dylan McAvoy dari tahun 2013-2017 dalam drama/soap opera TV series The Young and the Restless.





A Note:

Saya tidak akan berbicara terlampau banyak untuk mentestimoni karakter ciptaan Tetsuya Nomura yang satu ini. Betul, Cloud adalah karakter ikonik dari dunia RPG plus FF. Banyak orang langsung tahu karakter ini bernama 'Cloud' apabila melihat rambut pirang jabrik miliknya dan pedang Buster Sword. Cloud lumrah ditemui apabila ada pertunjukan permainan kostum (cosplay), tidak hanya satu tapi bisa ada 3-5 (atau lebih?) Cloud saat event pertunjukan Anime atau Video Game

Pedang yang didesain simpel menyerupai pisau dapur kalau dibuat ukuran normal, pasti tidak seikonik sekarang. Pedang Cloud mengikuti kalimat, 'bigger is better' tapi saya akan menambahkan kalimat tersebut dengan 'bigger is better recognizable and make it famous'. Kelihatannya berat untuk diayunkan dengan satu tangan itu, tapi Cloud bisa! Ya, kita juga bisa kalau banyak latihan otot haha. 



Cloud (FF VII, 1997) -Sketch Art-
Dua catatan dari saya untuk Cloud; pertama, Cloud sering muncul dimana saja ya, hal ini bisa positif dan bisa negatif. Positifnya adalah berpotensi menggaet penggemar baru Cloud dan dunia cerita FF VII makin banyak yang ingin tahu lebih dalam, banyak orang akan melestarikan peninggalan Cloud dan kawan-kawan beberapa tahun ke depan. Negatifnya adalah sudah banyak orang yang merasa bosan dengan kemunculan Cloud dimana-mana, banyak yang bergumam 'Cloud lagi... Cloud lagi...'; 'Dia lagi? Egh, kenapa harus terinspirasi dari dia? Karakter utama tidak hanya Cloud saja dari FF!'; 'Anak kesayangan. Karakter utama kalau bukan bernama atau memiliki atribut "Cloud" atau "FF VII" dijadikan anak tiri'. Ya, untuk penggemar dunia cerita FF VII dan kawan-kawan, kalimat-kalimat tersebut membuat kuping panas. Akan tetapi bila dipikir lebih dalam lagi ada hal logis yang tersimpan dibalik kalimat-kalimat tersebut dan sayangnya bernada negatif sekali, kemunculan Cloud dimana-mana yang selalu dijadikan barisan terdepan untuk mendongkrak pamor membuahkan hasil yakni sudah membuat jemu orang-orang sehingga membuat karakter bernama 'Cloud' ini kehilangan kemilau pancaran sinarnya sebagai 'Karakter Terkeren' atau 'Karakter Tekompleks di Dunia Video Game' dan gelar hebat lainnya. Bukan salah fans hal ini terjadi, melainkan publisitas dari bagian marketing yang terlalu berlebihan mengekspos karakter ini terlampau heboh seperti petuah dari Indonesia, "Sesuatu yang berlebihan terkadang menghasilkan sesuatu yang kurang baik". Orang jika terus-menerus disuguhi sesuatu heboh berulang-ulang lama-lama kehebatannya akan menguap. 

Satu lagi adalah membuahkan hasil adanya kecemburuan penggemar. Penggemar FF VII dan Cloud, senang-senang saja Cloud muncul terus serta FF VII diberi highlight lebih/diperhatikan lebih. Yang bukan penggemar FF VII dan Cloud, sedikit kesal karena seri FF serta tokoh utama yang mereka favoritkan tidak diperhatikan sendiri oleh orangtuanya sendiri. Mengakibatkan adanya perseteruan di fandom contohnya seperti "FF VII vs Hampir semua seri FF" atau "Cloud vs [masukkan nama]". Meskipun demikian, saya akui Cloud adalah karakter dengan cerita yang memiliki lapisan terkompleks. Kekompleksan cerita mengenai dirinya menambah kesan misterius yang membuat saya bergetar memainkan FF VII. Sekesal-kesalnya dan sebosan-bosannya orang, tidak dipungkiri Cloud dan FF VII adalah bukti nyata membawa nama FF ke belahan dunia Barat hingga mencapai masa keemasan; masa mendapatkan pengakuan dimana RPG dari dunia Timur berhasil mengukuhkan cakarnya yang mampu membuktikan saingan yang tidak boleh luput dari perhatian RPG buatan Barat. Akui atau tidak mengakui, Cloud masih bisa bertahan di dalam polling jajaran teratas karakter favorit sepanjang masa untuk jangka waktu yang masih lama. Kemilau pancaran sinar Cloud perlahan-lahan berkerlip lagi semenjak pengumuman game FF VII tahun 1997 akan mendapatkan rombak total dengan menggunakan grafis modern atau sebutlah grafis fotorealistis yang dikhususkan untuk konsol PlayStation 4.

Catatan kedua adalah well, Cloud lebih terkenal dengan jiwa 'emo' dan mendekam dalam duka. Ini karena penjiwaan Cloud di film Advent Children/Complete... Sayang sekali, padahal Cloud di dalam game-nya tidak begitu. Di bagian akhir game; setelah menemukan jati dirinya Cloud sudah bersifat ceria dan terbuka! Mengapa penjiwaan Cloud dimundurkan menjadi 'emo'? Yah, kata pihak pengembang, "Kami mengundurkan Cloud menjadi tumpul dan berduka supaya penggemar lebih akrab dengan Cloud yang demikian". Wait, what? Alasan tidak masuk akal. Okelah, Cloud memang karakter penuh kesulitan tapi di dalam game, Cloud menerima kelemahan yang dia miliki dengan rasa percaya diri dan masih ada roman-roman sombong sedikit. Aduh, personalitas Cloud di FF VII nyaris tidak ada jejaknya sewaktu film itu rilis... Jadinya, sekarang Cloud dilabeli 'emo' dimana-mana. Banyak orang tidak tahu atau melupakan personalitas Cloud di dalam game-nya. 

Berbicara terkait leitmotif milik Cloud... "Main Theme of Final Fantasy VII" mendapatkan feel sedang berada di sebuah padang hijau dimana dikelilingi oleh banyak binatang dan juga bebas menghirup udara segar. Melupakan sejenak komplikasi kehidupan tetapi tiba-tiba dikacaukan dengan badai angin. Badai angin selesai, semua kembali normal jadi bisa melanjutkan bermain di padang hijau. Sayangnya, awan hitam tipis menghiasi langit bahwa badai angin kedua akan datang. Badai angin kedua bertiup dan seseorang berbisik menenangkan, "Tenang. Badai angin ini tidak akan lama." Tetapi pembisik penenang itu ragu dengan ucapannya; tidak yakin badai angin akan reda hari itu. Itulah ilustrasi yang saya ciptakan jika mendengarkan lagu itu. Tema lagu ini adalah kamu terlilit keraguan mengenai jalan hidup dan sedang dalam proses pencarian identitas jati diri, kamu bisa melanjutkan hidup normal. Keraguan menghimpit hidup, tenang saja suara ketenangan dalam diri berbisik, "Tidak ada masalah yang tidak bisa terselesaikan..."; Cloud membuktikannya. Tema dari lagu "Cloud Smiles" yaitu forgiveness, redemption, dan kembali kepada hal-hal yang kau cintai yang setia mendampingimu. Saya tidak bisa lagi menjelaskan lagu ini panjang lebar karena kata-katanya sudah ditumpahkan di atas. Kesimpulannya, Nobuo Uematsu merupakan komposer fenomenal yang luar biasa menciptakan kedua leitmotif Cloud Strife begitu menakjubkan.







To be Continued...



Trivia:
  • Dunia FF VII membentuk satu set kompilasi cerita yang dinamai Compilation of Final Fantasy VII. Yang termasuk ke dalam kategori kompilasi cerita ini adalah FF VII: Before Crisis, FF VII: Advent Children/FF VII: Advent Children Complete, FF VII: Dirge of Cerberus, FF VII: Crisis Core, dan FF VII. Kemudian, beberapa novel, OVA, dan permainan aplikasi mobile phone yang tentu saja mengusung alur cerita, latar tempat, latar waktu, serta karakter dari FF VII yaitu On the Way to a Smile, FF VII: Snowboarding, FF VII: Last Order, FF VII: Lateral Biography Turks -The Kids are Alright-, dan FF VII G-bike
  • Alunan nada milik "Cloud Smiles", meminjam beberapa not nada dari lagu "Town of Alm" atau nama lainnya adalah "Town of Water". "Town of Alm" adalah lagu latar kota Amur dari Final Fantasy III. Lagu "Town of Alm" diciptakan oleh Nobuo Uematsu. Tidak percaya? Coba dengarkan "Town of Alm" versi FF III Nintendo DS di bawah ini, kemudian dengarkan kembali "Cloud Smiles" untuk memverifikasi perkataan saya:












Coming' up -> Our rose-haired heroine from LIGHTNING SAGA (FF XIII, FF XIII-2, & Lightning Returns: FF XIII). ...she cannot wait for any longer to show-off... 

Comments