Re: The Selection Series

by: Nabila Rhapsodios





INFO PRODUK

Judul: The Selection Series (dari kiri ke kanan: The Selection, The Elite, The One, The Heir, & The Crown)
Pengarang: Kiera Cass
Penerbit: Harper Teen 
Bahasa: Inggris
Tahun Terbit: 2012 (The Selection), 2013 (The Elite), 2014 (The One), 2015 (The Heir), & 2016 (The Crown)
Kertas Halaman: 327 (+19) Halaman (The Selection), 323 (+23) Halaman (The Elite), 323 (+7) Halaman (The One), 342 (+18) Halaman (The Heir), & 288 Halaman (The Crown)


Prolog

Ditengarai kebosanan yang sangat parah ditambah tidak ada buku yang menarik perhatian di toko buku dalam jangka waktu lama (terakhir beli autobiografi terjemahan Travelling to Infinity: The True Story Behind The Theory of Everything karya Jane Hawking pada bulan Mei 2015), penulis ke toko buku sambil berharap ada buku bagus yang bisa jadi koleksi. Tiba-tiba kilat entah datang darimana menyambar penulis untuk mendekat ke buku The Selection karena kovernya bergambar wanita mirip tuan putri yang anggun dan paling mencolok diantara buku-buku yang lain ketika memantau jajaran rak di toko buku dekat rumah. Setelah mengambil buku The Selection, penulis meneliti bagian depan dan belakang kovernya. "Keren juga ini novel", begitu batin penulis ketika pertemuan pertama dengan The Selection. Tidak pernah melihat novel ini sebelum-sebelumnya, sepertinya baru masuk ke Indonesia di rentang bulan September-Oktober 2015? Correct me if I'm wrong soalnya novel seri ini baru ramai dipajang di banyak toko buku menjelang akhir 2015. 

Tidak masalah meski bukunya masih berbahasa Inggris, justru ini bagus karena The Selection akan menjadi novel Inggris pertama untuk dimiliki (penulis suka beli novel terjemahan mengingat novel fresh bahasa asli (plus Best Seller) akan membuat dompet hilang setengah penghuninya). Wow, harganya juga terjangkau... Tapi, penulis bimbang... Dan bimbangnya ini sampai berbulan-bulan lamanya... Bahkan The Selection sudah ada judul The Elite dan The One yang semakin menambah gelitik penasaran. Dilema dintara beli atau tidak beli... Aduh, semakin dilema karena harga The Heir bertambah dibanding tiga pendahulunya, apa lebih baik menunggu The Selection Series versi terjemahannya saja...? 

Mengusir semua dilema dari benak pikiran, penulis bergumam, "Beli The Selection dulu. Kalau seru, beli lagi kelanjutan ceritanya". Akhirnya, The Selection ada di tangan pada pertengahan Desember 2015. Yeah, novel pertama ini di baca lamban karena tiba-tiba pudar ketertarikan penulis pada ceritanya. Muncul gangguan, novel The Elite perlahan berkurang banyak di toko buku terkemuka dekat rumah. Penulis beli supaya tidak susah cari kemana-mana lagi jika nantinya The Selection membuat penulis ketagihan sama keseluruhan isi ceritanya. Ada dua seri yang sudah dibeli, sehingga tidak ada pilihan bahwa The Selection harus ditamatkan. Tidak menyesal dengan pilihan beli The Elite karena paranoia kehabisan, ternyata narasi The Selection membuat ketagihan *evil laugh*

Dua hari setelah beli & di tengah-tengah baca The Elite, The One di beli dan lagi-lagi karena paranoia kehabisan hehehe. The Heir masuk rak menyusul saudara-saudaranya di Januari. Maka libur akhir tahun 2015 sekaligus libur pergantian tahun baru 2016, penulis ditemani The Selection Series. 

Well, sebenarnya seri ini juga dinilai sebagai usaha terakhir di tengah putus asa untuk mengusir jengah. Bagaimana alur cerita The Selection Series yang sanggup membuat ketagihan dan mengecilkan jengah pada diri penulis? Simak ulasannya di bawah yo!


Isi

The Selection

The Selection -Book Cover-
Jauh di masa yang akan datang, dunia yang kita tempati terlibat Perang Dunia III dan Perang Dunia IV. Negara adidaya Amerika mengalami kemunduran parah dan akhirnya diambil alih oleh Republik China saat Perang Dunia IV. Untuk menyelamatkan yang masih tersisa dari negara itu, muncul pemerintahan monarki baru bernama Illéa. Tidak berselang lama Illéa berdiri, masyarakat harus dihadapkan pada aturan sistem kasta untuk mendefinisikan status sosial sekaligus kekayaan mereka di negara monarki tersebut. Kasta tertinggi yaitu One (bahasa Indonesia: Satu) dan berisi anggota kerajaan serta figur rohaniawan sementara kasta terendah yakni Eight (bahasa Indonesia: Delapan) dan berisi pecandu, kriminal, tunawisma, serta sakit / cacat secara fisik plus mental. Kasta yang tersisa memiliki peran sebagai petani, profesor, selebriti, buruh pabrik, dan lain-lain. Ada kesempatan bagi masyarakat naik kasta tetapi, prosesnya tidak mudah dan peristiwa ini jarang terjadi.  

Supaya masyarakat tidak terpuruk dan moral mereka bertambah akibat efek Perang Dunia IV dan adanya aturan sistem kasta (paling utama memastikan anggota kerajaan tetap ada) maka pihak kerajaan Illéa membuat The Selection (bahasa Indonesia: Pemilihan). The Selection merupakan kompetisi antar 35 perempuan muda dari rentang umur 16-20 untuk berhasil dinikahi oleh Pangeran dan menjadi Putri kerajaan Illéa. Ini kesempatan sekali seumur hidup untuk lari dari kehidupan yang telah diletakkan oleh monarki sejak tiap-tiap individu lahir. 

Suatu hari, America Singer mendapat undangan untuk berpartisipasi ke dalam The Selection. Semua anggota keluarga menunjukkan antusiasmenya tetapi, America menilai The Selection adalah mimpi buruk. Ini berarti Amerika harus meninggalkan cinta rahasianya dengan Aspen Leger selamanya. Kasta America adalah Five (bahasa Indonesia: Lima) sementara kasta Aspen adalah Six (bahasa Indonesia: Enam) menjadi batu penghalang terbesar diantara keduanya karena menikah di bawah kasta Lima, mayoritas tidak akan ada restu. 

America mengadakan pesta kejutan makan malam kecil-kecilan di rumah pohon rahasia dengan Aspen. Aspen menilai hal macam ini membuktikan bahwa sepantasnya America ikut The Selection dan tidak merancang hidup bersama dengannya karena dia tidak akan mampu menafkahi America malah yang akan terjadi adalah America terseret hidup di bawah kemiskinan bersamanya, mengingat Aspen adalah seorang Enam. Kasta Lima berisi musisi klasik, penyanyi, aktor panggung, penari, dan fotografer. Kasta Enam berisi pekerja termasuk di dalamnya sekretaris, pramuniaga, pramusaji, pembantu rumah tangga, koki, dan sopir. Pada akhirnya, Aspen teguh pada pendiriannya untuk memutuskan jalinan asmara diantara mereka. Di bawah tekanan dari sang Ibu dan terluka atas sikap Aspen, America mendaftar The Selection. Pada saat hari pengumuman yang lolos The Selection, America terhenyak nama serta foto dirinya terpampang di layar TV. 

Di minggu-minggu awal The Selection, America mudah berteman dan menjalin musuh dengan 34 perempuan muda atau disebut The Selected (bahasa Indonesia: Yang Terpilih). Sahabat baiknya adalah Marlee Tames dan musuh utamanya adalah Celeste Newsome. Kepribadian uniknya, keberaniannya, altruismenya, mencuri perhatian staf istana dan senasional, khususnya Pangeran Maxon Schreave. Setelah pertemuan dini dari waktu yang dijadwalkan di taman istana, America dan Maxon berteman satu sama lain. Sering menghabiskan waktu berdua selama The Selection berlangsung, perlahan-lahan America mulai berpikir bisa saja mencintai Maxon yang sama sekali jauh dari bayangan awalnya ketika melihat Pangeran Maxon di TV malam pengumuman perempuan muda yang lolos dan terlebih melupakan Aspen. Hari-hari America selama The Selection kadang mengancam nyawa karena para pemberontak menyerang istana dan semakin berani mendekat terang-terangan. Banyak hal menjadikan kompetisi lebih tegang ketika America mulai cemburu pada Maxon menghabiskan waktu bersama The Selected selain dirinya.

America dipertemukan kembali oleh Aspen saat dia dipekerjakan oleh istana sebagai penjaga. Sepertinya, Aspen juga dikirim untuk mengikuti pelatihan militer dan mendapat nilai tertinggi. America semakin tambah kacau bahwa dia menyadari di satu sudut hatinya, America masih mencintai Aspen apalagi mereka suka bertemu diam-diam. Mereka sadar The Selected dilarang menjalin hubungan selain dengan sang Pangeran dimana melakukan pelanggaran hukumannya sangat berat dan tindakan pelanggaran dicap pengkhianatan terhadap Illéa. Meski demikian, America tidak dapat melakukan apa-apa hanya ingin tidak jauh dari Aspen.

Setelah pemberontak brutal berulah di istana yang mengakibatkan tiga The Selected minta rekues untuk kembali ke kampung halaman, Pangeran Maxon menetapkan akan menyempit kandidat perempuan-perempuan muda dari 10 menjadi 6 untuk disebut The Elite. Jumlah penetapan yang tidak sama dari kompetisi The Selection terdahulu disebabkan keselamatan The Selected prioritas nomor satu, dtambah Pangeran Maxon tidak bakal marah apabila The Selected minta rekues pulang jika takut akan keselamatan diri mereka di dalam istana. America terkejut namanya masuk daftar The Elite dan sadar bahwa perasaan kepada Pangeran Maxon jauh lebih besar dibandingkan kepada Aspen, America dapat melihat masa depan jauh lebih jernih bersama Pangeran Maxon. America berkata jujur kepada Aspen terkait hal tersebut, Aspen mengklaim dia akan bertarung lebih kuat untuk memenangkan hati America kedua kalinya meski rivalnya seorang Pangeran. America siap memasuki babak baru The Selection yakni The Elite. 

The Elite

The Elite -Book Cover-
Kesempatan besar terbuka untuk America karena Pangeran Maxon mulai mempertimbangkan America menjadi potensi terkuat sebagai calon istrinya. Di sisi lain, Aspen gencar melakukan pendekatan ulang. Pangeran Maxon membuat hati America terengah-engah tapi, anehnya bergetar tidak karuan dan America tidak perlu bertindak penuh kepura-puraan istilahnya 'jadilah dirimu sendiri', sayangnya Pangeran Maxon diperebutkan oleh enam perempuan muda. Sementara Aspen menawarkan hati America ketenangan tetapi pedih disaat bersamaan karena mimpi hidup bersama yang selalu mereka rencanakan, masih dipenuhi segala kemungkinan-kemungkinan serta penghalang. Hal ini mendadak membuat America tidak yakin hatinya akan seutuhnya diberikan kepada siapa. 

Rasa resah America diperparah oleh fakta bahwa America kini menjadi target sasaran untuk Pangeran Maxon dan seantero Illéa. Dikarenakan personalitas dan imej America selama proses The Selection dapat meruntuhkan semua sitem di Illéa serta propaganda untuk pemberontak melancarkan aksi pengeliminasian semua anggota kerajaan. Kemudian, ancaman baru juga muncul dari wilayah New Asia yang selama ini relatif damai via perjanjian-perjanjian diantara kerajaan dan wilayah itu, New Asia mendadak bergejolak. Berkat salah satu kandidat yakni Elise Whisks yang mempunyai koneksi kepada pemerintahan New Asia, gejolak disana redam. Walau demikian, America masih tidak bisa bernafas lega sedikit pun maka Pangeran Maxon menyelenggarakan pesta Halloween di istana, Pangeran Maxon ingin suka cita kembali terukir di wajah America. Pesta Halloween yang jarang ini turut mengundang keluarga dari tiap kandidat The Elite semakin membuat America tambah bahagia untuk tetap berkompetisi.

Setelah pesta Halloween usai, keesokan harinya bagai petir di siang bolong, sahabat baiknya yaitu Marlee menjalani hukuman cambuk. Marlee kedapatan menjalin hubungan dan berpose tidak semestinya sebagai kandidat kompetisi dengan salah seorang penjaga istana bernama Carter Woodwork di saat malam seusai pesta. America histeris di tengah hukuman cambuk berlangsung, berteriak-teriak tanpa daya agar pencambukan Marlee serta Carter berhenti. Setelah pencambukan selesai, Pangeran Maxon pergi menemui America dan meminta maaf tetapi, America menyalahkan Pangeran Maxon karena saat pencambukan tidak melakukan intervensi. 

Suatu hari, Pangeran Maxon mengajak America melihat Kamar Tidur Putri Illéa dan kejutan menanti disana. America bertemu Marlee yang masih bertahan tinggal di istana tetapi status kasta diturunkan beserta status The Elite hangus. Marlee menginformasikan America bahwa Pangeran Maxon melakukan upaya intervensi pada hukumannya, aslinya hukuman Marlee dan Carter adalah eksekusi mati tetapi, Pangeran Maxon bernegosiasi pada Raja supaya hukuman diperingan. Raja mengubahnya menjadi hukuman cambuk dan kasta menjadi Delapan, Pangeran Maxon masih tidak terima adanya hukuman melukai fisik sayang, Pangeran Maxon harus mengalah karena Raja bersikukuh pada keputusannya. Tidak dapat berpikir betapa hidup Marlee serta Carter terlunta-lunta nantinya setelah membawa malu sekaligus tidak ada pihak yang rela membantu, Pangeran Maxon menyembunyikan mereka di dapur istana dimana Marlee dipekerjakan sebagai pembantu wanita membuat Marlee serta Carter sama dengan seorang Seven (bahasa Indoensia: Tujuh). Marlee meminta America untuk memaafkan aksi Pangeran Maxon ketika pencambukan karena tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Marlee berharap America lanjut berkompetisi The Selection serta memenangkannya. 

Hari-hari tenang America di istana bersama Pangeran Maxon semakin merekatkan hubungan mereka bahkan Pangeran Maxon menunjukkan perpustakaan rahasia di istana. Mereka berdiskusi terhadap lembar-lembar sejarah Illéa yang sengaja disembunyikan. Atas izin Pangeran Maxon, America boleh meminjam diari milik Gregory Illéa. Tulisan di dalam diari tersebut mengakibatkan America muak terhadap Gregory yang selama ini dipuja-puja karena sosok terhormat yang berhasil menyatukan negara-negara bagian dari ambang kehancuran sewaktu Illéa masih bernama Amerika dulu.  

Hari tenang America tidak lama, pemberontak kembali menyerang istana ketika pesta outdoor untuk The Elite beserta keluarga. Melawan instruksi penjaga, America mengejar pemberontak dalam keadaan linglung. Mendengar ada langkah pemberontak di belakangnya, America bersembunyi di atas pohon. Dari atas pohon America melihat sepasang laki-laki dan perempuan. Yang perempuan diminta menuggu, tiba-tiba satu buku di dalam tasnya jatuh, ketika mengambil bukunya mata perempuan berpas-pasan dengan sepasang mata America yang sedang mengamati. Perempuan itu tersenyum memberi hormat lalu pergi, tindakannya membingungkan America. Beruntung America ditemukan Aspen dan tim penjaga istana berapa jam sejak kejadian itu berlalu. Kejadian ini membuat America berasumsi bahwa motif pemberontak itu adalah dokumen-dokumen sejarah Illéa dan paling utama adalah diari Gregory.  

Tidak ada waktu berpikir macam-macam sebab America ditugasi menyiapkan presentasi untuk debat on air. Pada hari debat ketika gilirannya, Raja menghentikan paksa siaran sebab America menyajikan materi presentasi yang seharusnya konfidensial. Pangeran Maxon berkata kepada Raja bahwa dialah yang seharusnya disalahkan sebab mengizinkan America membaca diari Gregory. 

Pada malam di hari yang sama saat sedang berjalan di Ruang Medis, America mencegat Pangeran Maxon yang sedang membawa boks. Sebelum sempat berkata banyak, serangan pemberontak kembali datang. Langsung insting Pangeran Maxon tergerak untuk menuntun America ke tempat perlindungan. Disana mereka berdua mengkomunikasikan perasaan masing-masing dan melalui waktu bersama sampai penjaga istana menjemput mereka.

Novel The Elite ditutup oleh serangkaian narasi America mengucapkan selamat tinggal kepada ketiga pembantu wanita miliknya dan menyuruh mereka membantu saingan beratnya yaitu Kriss Ambers, Pangeran Maxon memberi kesempatan kedua setelah ulah America yang cukup membuatnya marah sekaligus mewanti tantangan dari ayahnya, terakhir America boleh tetap tinggal di istana, selanjutnya America dan ketiga pembantu wanitanya merencanakan sesuatu agar America lebih bersinar di kompetisi The Selection. 

The One

The One -Book Cover-
Novel ini dibuka oleh adegan pemberontak menyerang istana tapi anehnya, serangan mereka tidak brutal dan tidak lama. Dirasa sudah aman, America kembali ke kamar dan menemukan sepucuk surat dari adik perempuannya yang memberitahu kelahiran keponakan baru.

Pemberontak sepasang laki-laki dan perempuan yang pernah dilihatnya dari atas pohon sebelumnya, memperkenalkan diri kepada America dan juga pada Pangeran Maxon. Mereka adalah pemimpin (yang laki-laki) serta anggota (yang perempuan) Northern Rebel (bahasa Indonesia: Pemberontak Utara) dan akhirnya berkata jujur perihal niat mereka selama ini mengacak-acak istana yakni dokumen-dokumen pembentukan negara Illéa sekaligus pencarian informasi krusial untuk mengeliminasi sistem kasta di Illéa. Mereka menyampaikan infromasi tambahan bahwa Pemberontak Utara bersikeras mendukung monarki dan terutama Pangeran Maxon dimana dinilai calon raja ideal dan sosok yang selama ini dibutuhkan untuk rakyat sekarang serta Illéa yang baru. Niat mulia mereka yang seperti itu, menjadikan Pemberontak Utara berkebalikan dari niat Southern Rebel (bahasa Indonesia: Pemberontak Selatan). Mereka membeberkan Pemberontak Selatan murni ingin membunuh semua anggota kerajaan, mengambil alih negara Illéa, berlanjut menempatkan masyarakat kasta rendah seperti sekarang hanya saja mereka akan diiming-imingi janji kehidupan layak yang tidak pernah terealisasi (catatan: Pemberontak Selatan tiap kali beraksi di dalam istana selalu meninggalkan jejak darah dan mayat. Mereka beraksi lebih sering dan penuh kekerasan. Sebaliknya, Pemberontak Utara cukup memukul pingsan, tanpa membunuh jika ketahuan dan meninggalkan acak-acakan dimana-dimana karena mencari dokumen. Mereka beraksi satu atau dua kali dalam setahun). 

Kemudian Raja mengumumkan pihak pemberontak menyerang masyarakat berdasarkan kasta teratas dan terakhir adalah Lima sesuai dengan kasta dari kandidat The Elite. Raja menyuruh mereka pasif dan menyerahkan keamanan pada pemerintah, di sisi lain America menyemangati masyarakat untuk melawan balik. Tidak lama setelah pengumuman ini, Pangeran Maxon mengundang America untuk pergi kencan ke atas atap istana.

Di suatu pagi, America mendapati Celeste menangis sendirian di perpustakaan. Celeste akhrinya menunjukkan sisi rapuhnya kepada America sehingga berujung pada perbaikan hubungan mereka serta hubungan Celeste kepada kandidat lain. Setelah itu, pada malam hari yang sunyi, America serta Pangeran Maxon yang ditemani oleh Aspen dan Kepala Penjaga Istana mengendap-endap keluar untuk menemui Pemberontak Utara. Pemberontak Utara menjelaskan tindakan penyerangan brutal kepada masyrakat berdasarkan kasta tiap kandidat The Elite oleh Pemberontak Selatan sudah menelan ratusan korban. Pemberontak Utara menuntut suplai persenjataan api kepada Pangeran Maxon supaya mereka dapat menghalau aksi brutal tersebut. Sesuatu hal yang bersifat sangat serius untuk disetujui oleh Pangeran Maxon. Peristiwa yang mengikuti setelah pertemuan sembunyi-sembunyi ini adalah mereka semua diserang oleh Pemberontak Selatan.

Pihak istana mengadakan pesta minum teh dan The Selected yang tersisa diminta menjadi pendamping para tamu undangan. America dan perpanjangan tidak langsungnya yakni Pangeran Maxon, menggunakan pesta ini sebagai langkah negara Italia mau membantu Illéa mempersenjatai fraksi Pemberontak Utara melawan Pemberontak Selatan. Langkah ini berhasil karena sebenarnya jauh sebelum pesta teh ini, Italia ingin memutuskan menjadi sekutu Illéa dalam waktu dekat. America dan Pangeran Maxon berterimakasih atas bantuan Italia dan mereka berempat menyembunyikan persetujuan ini dari siapapun.

Untuk mengetes kepatuhan kandidat The Selected yang tersisa pada hukum negara, Raja mengadakan momen The Convicting (bahasa Indonesia: Penjatuhan Hukuman) untuk narapidana berbagai kasus. Bagi America, momen ini berakhir dengan kemarahan Raja atas sikapnya yang mempermalukan dirinya di hadapan rakyatnya. Nyaris saja America dikeluarkan dari kompetisi tetapi Raja mengakui bahwa America telah menjadi aset penting untuk negara dan populer di semua kalangan sekaligus sekutu-sekutu. Jadi Raja membiarkan America tetap tinggal.

Seharusnya Hari Natal dilewati oleh sukacita, pedihnya America harus kehilangan ayahnya. Pangeran Maxon mengizinkan America pulang ke kampung halaman. Baru saja menginjak pintu utama istana setelah selesai berkabung berhari-hari bersama keluarga,  America diberitahu sedang ada selamatan dimana Pangeran Maxon menetapkan Kriss dan America yang akan melaju ke tahap Engagement Ceremony (bahasa Indonesia: Seremoni Pertunangan).  

Seremoni Pertunangan tiba, America seharusnya bahagia dapat menikah dengan pujaan hatinya tetapi, kejadian sehari sebelumnya mengakibatkan mereka berdua berselisih. Puncaknya, Pangeran Maxon benar-benar tidak mau mendengar penjelasan America setitik pun. Tersakiti dan terkhianati, di hari pertunangan Pangeran Maxon terang-terangan berkata tepat di wajah America, Kriss yang akan dipilih olehnya. Bersiap akan mendengar pengumuman Pangeran Maxon memilih Kriss di samping dirinya, America diam seribu bahasa selama prosesi seremoni ini dilaksanakan tepat di depan matanya. Namun, Seremoni diinterupsi oleh serangan kelompok Pemberontak Selatan yang berhasil menyusup ke dalam istana. Di penghujung The One, America mendapatkan kisah bahagianya tapi, di bayar dengan beberapa orang yang hilang dari hidupnya selamanya.

The Heir


The Heir -Book Cover-
20 Tahun setelah momen di buku The One, America telah melahirkan empat orang anak. Anak pertamanya, Putri Eadlyn Schreave menjadi protagonis utama di buku The Heir. Putri Eadlyn memiliki kepribadian sangat keras kepala lebih dari kekeraskepalaan ibunya, mempunyai fokus tajam, dan mantap. Hal ini diakibatkan tekanan yang dialami Putri Eadlyn akan menjadi Ratu pertama di Illéa, tapi juga membuat Putri Eadlyn merasa lebih berkuasa dan kuat dari siapapun disekelilingnya. Jadi terkadang Putri Eadlyn dijumpai sebagai sosok suka meremehkan orang serta tidak punya sopan santun.

Semenjak ayahnya naik tahta, sistem aturan kasta dilenyapkan dan ini membuat seantero negeri bersuka cita. Namun demikian, ada juga segelintir masyarakat yang menolaknya disebabkan terkena diskriminasi paska kasta. Sebagai upaya pengalihan perhatian rakyat Illéa dari problematis ini, kompetisi The Selection diadakan lagi, kali ini Putri Eadlyn yang menjadi hadiah untuk dinikahi. Tidak ada pilihan lain, Putri Eadlyn menyetujuinya meski kedua orang tuanya sering meyakinkan dia kalau The Selection tidak akan pernah ada lagi tapi, Putri Eadlyn mau dengan satu syarat kompetisi ini berjalan selama tiga bulan saja dan apabila sampai tiga bulan akan usai Putri Eadlyn tidak menemukan calon suami yang cocok, kompetisi selesai dalam kondisi apapun. Pengajuan syaratnya ini dilakukannya karena Putri Eadlyn menolak keras ide orang tuanya tersebut dan sadar secara psikologis belum siap menikah dan tidak mau menikah dengan orang yang tidak dikenal. Bagi orang tua Putri Eadlyn, mereka menyesal mengadakan The Selection lagi karena langkah-langkah terdahulu untuk menenangkan keresahan masyarakat atas diskriminasi paska kasta tidak berjalan mulus, orang tuanya meminta pengertian Putri Eadlyn selagi kompetisi berjalan bahwasanya mereka diberi waktu lebih untuk mencari jalan keluar efektif dengan sedikit kelonggaran pada situasinya.

Pada akhirnya, terpilihlah 35 laki-laki muda dari seluruh negara bagian Illéa dan diantaranya ada teman masa kecilnya yang sama-sama besar di istana yakni Kile Woodwork. Putri Eadlyn dan Kile saling tidak suka satu sama lain, keduanya sama-sama kesal gara-gara The Selection, mereka akan sering bertatap muka.

Pada saat wawancara perkenalan di hari pertama, Putri Eadlyn gemas karena calon suaminya mayoritas tidak menarik dan lancang tapi, tidak memungkiri ada juga yang bersikap ramah kepadanya. Untuk mengesankan masyarakat sekaligus membangkitkan euforia The Selection yang telah lama berlalu, Putri Eadlyn mengadakan parade keliling ibu kota bersama 35 calon suaminya. Parade dikacaukan dengan sekelompok orang yang tersakiti atas kebijakan monarki menghapus sistem kasta sekaligus tidak menaruh perhatian kepada provinsi-provinsi miskin. Mulai darisini, Putri Eadlyn disadarkan beberapa orang tidak menyukainya setelah selama 18 tahun selalu merasa dia dicintai utuh oleh rakyatnya. Pernyataan frontal dari kembarannya yakni Pangeran Ahren Schreave, semakin melebarkan mata Putri Eadlyn bahwa dia selalu tampil dingin dan jaga jarak di mata media juga. Akhirnya, Pangeran Ahren menyarankan jangan membawa dua sikap itu ke dalam foto-foto kompetisi The Selection kalau Putri Eadlyn masih mau mendapat perhatian dari media serta rakyatnya. 

Tidak tanggung-tanggung esok pagi, Putri Eadlyn drastis mengeliminasi 11 laki-laki muda dari daftar calon suaminya sekaligus tanpa notifikasi sebelumnya. Langkahnya ini sebagai bukti kepada banyak pihak bahwa dirinya serius terkait masa depannya. Sayangnya, media menilai langkah tidak ada main-main darinya dalam The Selection, sebagai pembuktian Putri Eadlyn adalah putri yang sombong, putri yang berkepribadian keras, dan hanya memikirkan kenyamanan diri sendiri karena tertangkap dari body language, intonasi suara, dan terpenting jumlah laki-laki muda yang dikurangi drastis olehnya. Frustrasi akan hal ini, Putri Eadlyn meminta Kile untuk menciumnya di depan fotografer yang selalu stand by tetapi bersembunyi di istana untuk meliput The Selection sebagai bentuk romansa sudah ada di dalam kompetisi kepada publik.     

Hari-hari ke depannya, Putri Eadlyn berkencan dengan kandidat-kandidat The Selection. Beberapa kencan ada yang mengasyikkan dan ada dua kencan berakhir dengan dua kandidatnya dipulangkan paksa karena pelanggaran berat. Tetap saja Putri Eadlyn masih kesulitan untuk membuka diri kepada semua kandidat, Putri Eadlyn menumpahkan hal ini pada Kile yang berujung pada Kile menunjukkan hasil karya terbuat dari tanah liat bukti kesukaannya pada arsitektur. 

Problematis internal Putri Eadlyn tidak bisa dibiarkan berlalu yaitu harus memisahkan kembarannya dari sang pujaan hati yang membuat kembarannya sangat tergila-gila kepadanya bertahun-tahun lamanya. Putri Eadlyn tidak mau dipisah dari kembarannya karena sadar apabila menikah maka Pangeran Ahren seutuhnya tanggung jawab Prancis dimana pujaan hati Pangeran Ahren adalah calon Ratu disana. Jauh dari lubuk hati, Putri Eadlyn iri kepada beberapa ciri-ciri kepribadian yang dimiliki oleh pujaan hati milik kembarannya itu dan cemburu mereka berdua telah merasakan tulusnya cinta. Bagaimanapun juga, Putri Eadlyn tetap menunjukkan keramahannya kepada calon Ratu Prancis sewaktu datang ke Illéa.  

The Heir diakhiri oleh kemarahan Putri Eadlyn atas surat Pangeran Ahren yang sengaja ditinggalkan untuknya dan America terbaring di Ruang Medis istana dikelilingi keluarga, teman-teman dekat, dan kandidat-kandidat The Selection Putri Eadlyn yang mendoakan supaya sadar dari serangan jantung bawaan keluarganya yang tercetus setelah mendengar informasi terkait Pangeran Ahren.  

The Crown


The Crown -Book Cover-
Cerita dimulai tepat setelah The Heir dimana America menjalani operasi dan rawat inap di Ruang Medis istana. Situasi sulit ini, membuat Putri Eadlyn harus mengurangi kandidat menjadi The Elite. Kandidat-kandidat yang lolos adalah Ean Cabel, Fox Wesley, Gunner Croft, Hale Garner, Henri Jaakoppi bersama penerjemahnya, Erik; dan terakhir adalah Kile. Dia juga mengumumkan Raja Maxon absen memimpin Illéa untuk menemani pemulihan Sang Istri dan menetapkan Putri Eadlyn sebagai wali Raja sampai siap mengklaim gelarnya kembali. 

Mendengar kabar Ratu sakit, putra August yaitu Marid Illéa datang berkunjung untuk menyampaikan ucapan cepat sembuh dari orang tuanya. Diceritakan ayah Marid dan ayah Putri Eadlyn berargumen sengit perihal perbedaan metode untuk mengeliminasi kasta, sejak saat itu keduanya tidak bersapa lagi. Sekarang Marid ingin Ayah mereka berbaikan. Patut diketahui, Marid adalah sosok yang sangat disenangi oleh publik karena kemampuannya dalam mendengar opini publik. Sebelum pulang, dia berpesan pada Putri Eadlyn bahwa merasa bebas untuk mengontaknya kalau butuh bantuan. 

Keesokan paginya, Putri Eadlyn menghadapi sarapan yang sepi. Untuk memecah kekakuan, mereka melawak ketidakmampuan orang tua masing-masing di satu bidang. Canda tawa terhenti karena Putri Eadlyn mendapat kabar ibunya sadar dari koma. Dia bersama dua saudara laki-lakinya yaitu Kaden Schreave dan Osten Schreave berkunjung ke ruangan tempat Ibu mereka berada. Petang di hari yang sama, Putri Eadlyn berkencan dengan Kile. Dia mendapati memiliki perasaan kepada Kile begitu juga sebaliknya tetapi, mereka berkesimpulan masih terlalu dini dikatakan rasa cinta. 

Ibu America datang untuk membesuk putrinya. Malamnya karena tidak bisa tidur karena banyak pikiran, Putri Eadlyn menuju dapur untuk membuat kopi menemaninya begadang untuk menyelesaikan tugas yang menumpuk. Di tengah jalan, dia berpas-pasan dengan Erik. Mereka berbicara tentang Henri, orang tua Putri Eadlyn, dan kompetisi The Selection. Putri Eadlyn mengakui bahwa dia tidak ingin kompetisi ini harus dilaluinya dan dia belum jatuh cinta sama satu dari kandidat yang tersisa padahal kompetisi akan segera berakhir. Erik menawarkan bantuan yang barangkali nanti dibutuhkan oleh Putri Eadlyn. 

Gunner yang jarang diajak kencan oleh Putri Eadlyn, pergi menemuinya dan meminta izin untuk menciumnya untuk melihat apa mereka cocok. Meski Gunner merasa terhormat menjadi The Elite dan Putri Eadlyn menyukai puisi menceritakan dirinya dimana sukses membuatnya tertawa, mereka mengetahui tidak ada getaran apapun yang dirasakan jadi Gunner segera meminta Putri Eadlyn memulangkannya dan dikabulkan.

Putri Eadlyn berkencan dengan Henri. Kencan mereka terkendala bahasa malah membuat Putri Eadlyn berbicara banyak dengan Erik. Tidak adil Henri harus ekstra keras mempelajari bahasa Inggris untuk bisa berbicara dengan semua, giliran kandidat lain harus belajar bahasa Finlandia untuk berkomunikasi dengan Henri. Ide milik Putri Eadlyn yang satu itu, diterima baik.

Marid mencetuskan ide untuk mengumpulkan orang dari beragam latar sosial, ekonomi, dan mantan pemilik kasta berapa kemudian jalan diskusinya disiarkan langsung. Pertemuan itu dimanfaatkan untuk memberitahu bahwa istana mendengarkan suara rakyatnya sekaligus menawarkan kesempatan bisa berbicara sendiri kepada calon Ratu. Situasi memanas sehingga butuh intervensi Marid untuk membela Putri Eadlyn dan pada akhirnya diskusi berakhir lumayan sukses. 

Melihat ayahnya selama ini jarang menghabiskan waktu sebagai sosok suami ketika ayahnya kelelahan merawat ibunya dan situasi dirasa siap, Putri Eadlyn meminta ayahnya untuk lepas tahta sehingga bisa menghabiskan waktu lebih bersama istrinya dan bebas dari tugas-tugas kenegaraan. Pada awalnya Maxon ragu membiarkan putrinya untuk naik tahta dalam situasi sulit ini, tetapi kemudian menerima tawaran putrinya dengan beribu terima kasih dan menyerahkan cincin Kerajaan kepadanya. Maxon resmi mengumumkan bahwa Putri Eadlyn akan menggantikannya di dalam tayangan The Report. Semua yang hadir di studio bersorak gembira atas pengumuman ini. 

Istana pun sibuk mempersiapkan prosesi koronasi Putri Eadlyn. Prosesi berjalan lancar dan juga berkat momentum ini, rasa rindu terhadap kembarannya terobati. Di akhir selebrasi lahirnya Ratu baru, Ean dieliminasi dan menyusul setelahnya Fox dan Hale yang dipulangkan beberapa hari kemudian. Tidak lama menjabat posisi Ratu, Putri Eadlyn dihadapkan pada sosok tidak terduga yang ternyata merencanakan di balik layar, mengincar tahta untuk bersanding bersama Ratu dan pesonanya melebihi The Elite. Dengan dua kandidat tersisa yaitu Kile dan Henri, Putri Eadlyn harus menyusun strategi bersama supaya opini publik tidak goyah. Tidak hanya itu, dia harus bergerumul dengan pikiran menikah demi pengabdian kepada Illéa dan ego bercampur perasaan menikahi sosok yang bersemayam di hatinya yang mungkin berujung pada pengkhianatan karena melanggar aturan The Selection. Dan juga, mendengar ayahnya rupanya menyimpan banyak rahasia. 



Akhir Kata:

Penokohan America di novel The Selection, The Elite, dan juga The One digambarkan bukan tokoh utama perempuan khas yang lemah dan sangat menggebu-gebu ingin menikahi khas Pangeran pujaannya yang diam, melamun, berkelana jauh-jauh hari demi menjemput pujaan hati perempuannya. America digambarkan sebagai sosok berani, rasa peduli, garang, cerdas, dan mempunyai sisi jenaka, kesemuanya membuat America kontras dengan Pangeran Maxon yang memiliki sifat terlalu patuh, agak takut beropini, polos, dan masih banyak hal yang tidak diketahuinya akibat hidup terkukung di balik dinding istana. Personalitas America membantu menajamkan personalitas Pangeran Maxon supaya tidak takut beropini, dia memang terlahir berhati baik bukan berarti kedatangan America membuat Pangeran Maxon menjadi pembangkang kepada orang tuanya. Jadi novel yang menempati America sebagai karakter utamanya, membaca narasi dari sudut pandangnya adalah cerita romantis yang seru dan menggelitik ditambah lagi hubungan dia dengan Pangeran Maxon bagai roller coaster yang menantang dan mendebarkan. 

Prediksi awal ketika America dan Pangeran Maxon akhirnya berada dalam satu adegan, malam hari di taman istana, mereka ujung-ujungnya akan berubah menjadi lebih dari sekadar teman dimana pada akhirnya mereka bersatu, benar sebagai akhir cerita petualangan America. Faktanya seri novel ini semua narasinya mudah terbaca alurnya. Predictable? Yes. I will not complain, it's young adult fiction written for ages ranging from 15 to 20 - 23. Tidak perlu khawatir pada seri novel ini, isinya tidak ada memberi pengaruh negatif ke dalam otak terutama remaja perempuan dan terlebih lagi adegan-adegan romantisnya terbilang sopan serta santun / layak.     

Sementara itu kisah Putri Eadlyn.... Setelah kisah ibunya berakhir dan memukau, tentu saya berharap banyak sama kisah anak perempuannya di The Heir. Sayangnya, narasi The Heir terasa hambar, karakterisasi Putri Eadlyn mungkin ada andilnya. She's a tough girl, sure, but membalik lembar per lembar bukunya, saya tidak henti-hentinya ingin menceramahi atau ingin beradu cat fight dengannya. Untuk saya pribadi, Putri Eadlyn tidak menyenangkan, manja, manipulatif, tidak sopan, dan penuntut. It's sad that a child of two honorable parents could end up like that

Bagian seru / cerah The Heir justru terletak pada sosok kandidat laki-laki muda yang menjadi calon suami Putri Eadlyn. Mereka rata-rata lucu, menawan, jujur, masih hijau terkait pendekatan terhadap lawan jenis karena masih hijau inilah mereka melakukan hal tidak terduga dan membuat tertawa demi menarik perhatian Putri Eadlyn. Saya tidak sabar menanti mereka di The Crown. Oh ya, keromantisan di dalam The Heir berkurang banyak dibandingkan tiga novel pendahulunya dikarenakan Putri Eadlyn sedari awal tidak menginginkan kompetisi The Selection maka dari itu, Putri Eadlyn menjaga jarak dan sedikit menutup hati sehingga interaksi dia dengan kandidat-kandidat kompetisi terbilang dingin sekaligus aksi pendekatan mereka kepada Putri Eadlyn sangat terbatas (Putri Eadlyn memberi sedikit sekali kesempatan). Padahal seri novel ini mengusung 'cerita romantis', sungguh disayangkan. 

Sebentar lagi, novel The Crown akan diluncurkan dimana Putri Eadlyn masih duduk sebagai karakter sentral, phew sepertinya ekspektasi saya terhadap judul satu itu sedikit dikurangi sehabis baca The Heir karena sampai detik ini belum menemukan lubang untuk menyukai karakter satu ini. Mudah-mudahan Putri Eadlyn memperbaiki sifat, sikap, dan insecurities yang terlahir dari tekanan dan ekspektasi sebagai calon Ratu pertama supaya saya bisa menyukai dirinya. Tentu, saya akan membeli The Crown meski ada kecacatan di buku The Heir dikarenakan saya terlanjur mengoleksi buku-buku yang masuk kategori The Selection Series dan tambahan, sulit untuk menelantarkan cerita kelanjutan yang tersisa. 

Update: Lama ditunggu kedatangannya, The Crown telah dijual di sebuah toko buku khusus buku-buku impor ketika mengunjungi mall dua hari sebelum Mei berakhir. Sepertinya, di toko buku lokal terkemuka disini belum menjualnya.... Tapi kayaknya sebentar lagi. Anyway, The Heir adalah sebuah kekecewaan secara keseluruhan dikarenakan kepribadian tokoh utamanya, di The Crown saya cukup puas dengan penokohan Putri Eadlyn, berkembang menjadi orang yang lebih baik dibandingkan buku sebelumnya, cocok calon Ratu disenangi rakyatnya. Semua yang tertuang didalamnya terbungkus rapi dengan baik, dan beberapa kejutan muncul tidak diprediksi kedatangannya. Saat menemui kejutan mulut setengah terbuka. Petunjuk yang diberikan menggiring kita untuk membenarkan prediksi yang berputar di benak, hanya diakhir membantah prediksi yang dimiliki.  

Karakteristik yang membuat Putri Eadlyn menebus kekecawaan di buku sebelumnya adalah dia sungguh mencintai tiap angota keluarganya, menunjukkan pada kita dia bukan pribadi tanpa belas kasihan. Saya suka interaksinya. Saya juga suka America dan Maxon yang balik menjadi diri mereka yang dikenal sewaktu masih muda karena penokohan di The Heir seolah bukan mereka yang kita kenal. Ada hikmah yang bisa dipetik dari buku ini, kebahagiaan diciptakan oleh diri kita sendiri. Jangan khawatir atas tanggapan orang lain, jadilah diri sendiri. 

Sisi negatif dari The Crown adalah alur cerita dipaksakan harus segera diakhiri, terburu-buru mungkin karena deadline? Atau penulisnya tidak banyak mencurahkan rasa sayang sebanyak rasa sayang yang dicurahkan sewaktu menulis kisah America? Kalau memang alasannya kedua dimana lebih suka sama cerita America dan kawan-kawan, cerita Putri Eadlyn tidak perlu ditulis apabila sedari awal memang tidak diperhatikan lebih sama penulisnya... Percuma ada The Heir dan The Crown, jatuhnya terkesan dipaksakan dan ditulis malas-malasan karena terdorong embel-embel 'seri laris'. Saya sebagai pengoleksi buku seri satu ini, jujur cukup bahagia jalan cerita The Selection diakhiri di buku The One. Sempurna. 

Komplain lain adalah tokoh jahat di bukunya sangat lemah dibandingkan tokoh jahat sewaktu kisah America tetapi, terima kasih sama penulisnya yang tidak memusingkan dirinya masuk menjadi karakter mayor di alur cerita. Harus diakui The Heir dan The Crown dikomparasi dengan tiga buku sebelumnya tidak berhasil menyaingi mereka. Terutama dari sisi keromantisan karakter utama dengan kandidat kompetisi. Sisi negatif The Crown selanjutnya, karakter (tidak termasuk Putri Eadlyn) seperti kandidat The Selection terhambat dan kurang mendapat porsi untuk dikembangkan dan juga walau ingin membuat pembaca shock, terjadi tanpa cukup informasi latar belakang untuk membuatnya sah.

Anehkah jika saya diselimuti pikiran bahwa Putri Eadlyn memiliki potensi untuk dibuatkan buku ketiga sama seperti America? Saya merasa kisah Putri Eadlyn akan jauh lebih kuat mengingat persoalan sisi negatif di The Crown. Namun, sepertinya tidak bisa, mengingat kisahnya di The Heir dan di The Crown secara umum pembaca tidak puas dan karenanya dapat kritik tajam maka tidak akan lagi penulisnya menulis kembali cerita Putri Eadlyn untuk mempertahankan reputasi penulis handal. 

Kiera Cass
Sebagai penutupan, setelah novel The Selection Series karya Kiera Cass kelar dibaca, berkesimpulan novel ini sedikit mengambil inspirasi dari novel trilogi Hunger Games minus pertumpahan darah sehingga cocok untuk kalangan yang merasa terganggu dengan kekerasan dan kesadisan tapi ingin mendapat kisah deg-degan yang sama pada novel trilogi tersebut, novel seri ini bisa dijadikan alternatif. Dan yeah, novel The Selection Series terinspirasi juga dari acara TV The Bachelor, sebuah game show pencarian jodoh. Kombinasi keduanya membuat seri ini lebih seru dan menarik ditengah-tengah polemik politik dan kehidupan sosial dunia distopia Illéa. It's a good book. It's a light storyline, the author didn't weave too many twists, so if you're searching for something that's not too time-consuming or anything need to mull over, these books are your best choiceYou don't want to put the book down, you'll love them despite all of the cliches! Novel seri The Selection tidak akan membuat kalian kecewa secara keseluruhan. 

Apabila menilai kisah Putri Eadlyn banyak menemukan keluhan dan kekecewaan dimana-dimana, maka jangan membeli atau membacanya, nikmati saja kisah America. Sebagai pengoleksi seri ini, The Heir dan The Crown tidak sebagus tiga buku pendahulunya tetapi, tidak memungkiri bahwa saya menikmati The Selection Series. 5 Bintang untuk kisah America (The Selection, The Elite, The One), 2 setengah bintang untuk kisah debut Eadlyn (The Heir), beserta 3 bintang untuk The Crown.   

Berikut di bawah ini adalah poin-poin intisari The Selection Series:

Kelebihan:

1. Desain kover! Siapa yang tidak terpincut sama wanita-wanita muda yang cantik dan mengundang untuk bukunya didekati oleh calon pembeli? Possibly, the pretty girls on the cover book enchanted me to pick it up too. Hehehe, selain sinopsis. Menurut saya pribadi, desain kover The Selection, The Elite, The One, The Heir, & The Crown merupakan desain kover terindah, tercantik, mahal alias berkelas yang ditemui oleh saya dalam beberapa tahun belakangan di banyak toko buku sehingga novel ini stand out di jajaran rak buku disana.  
2. Kombinasi novel trilogi Hunger Games dan The Bachelor membuat seri ini lebih seru dan menarik ditengah-tengah polemik politik dan kehidupan sosial dunia distopia Illéa.
3. Alur ceritanya ringan sehingga tidak perlu repot-repot merenung lama untuk mencerna alur ceritanya dan juga cocok dibaca bagi yang memiliki waktu sibuk karena hal yang telah disebutkan. 
4. Pecinta fairy tale? Pecinta young adult fiction? Say yes to The Selection Series. Oh ayolah, perempuan menyukai kisah Putri bertemu Pangeran di bawah alam sadar mereka... 
5. Adegan-adegan romantisnya terbilang sopan serta santun / layak. Nyaman untuk dibaca. Cenderung bermain aman. 
6. Seri ini dapat membuat kalian ketagihan dan tidak mau menutup buku-bukunya.
7. Satu kelebihan yang tidak boleh dikesampingkan adalah adanya teaser satu atau dua chapter untuk buku kelanjutannya (minus The One yang tidak menyertai chapter awal The Heir) yang diletakkan di bagian akhir buku (serasa nonton film gitu deh hehe), bagi saya sendiri hal ini merupakan dorongan bagus untuk gambaran awal kondisi karakter lebih jelas di buku setelahnya dan bagus juga sebagai langkah promosi buku kelanjutan ketimbang hanya menampilkan judul baru cerita sekuelnya di halaman terakhir buku pendahulunya. Ini adalah pengalaman/buku pertama dari sekian banyak buku bacaan yang dimiliki berbuat demikian dan jujur saya menyukai cara promosi seperti itu. Urusan beli atau tidak beli, terletak di tangan pembeli/pembaca meski sudah disuguhi teaser

Kekurangan:

1. Harga buku dipatok untuk The Selection, The Elite, & The One adalah Rp 176.000 (atau sekitar 170 ribuan, ada juga yang menjualnya Rp 180.000). The Heir adalah Rp 216.000 / Rp 218.000 (umumnya dijual segitu). The Crown yang paling tipis dipatok Rp 175.000; padahal paling tipis tidak sampai 300 halaman, seharusnya dijual lebih murah dibanding buku-buku sebelumnya. Satu boks set empat bukunya dipatok sekitar Rp 750 ribuan. Maklum, buku impor. Tidak mau menghabiskan banyak uang hanya demi beli seri ini? Pinjam pada teman atau barangkali menunggu lama ada publisher mau menerbitkan edisi bahasa Indonesia dimana dijual dengan harga sedikit / jauh lebih murah dari edisi bahasa Inggrisnya. Atau baca e-book saja, ada kan situs yang berbaik hati bagi-bagi gratis? :p.  
2. Debut Putri Eadlyn kurang menarik dan terlemah untuk saat ini (bisa berubah kalau The Crown sudah terbit, bisa jadi). Well, setelah baca The Crown penilaian ini tidak berubah setitik pun. 
3. Klise. Untuk tema dan penggambaran karakter-karakternya sehingga akan ada pihak yang suka atau ada pihak yang tidak suka sama seri ini.
4. Cerita kurang panjang untuk penikmat seri ini.
5. The Selection Series tidak mendukung alur cerita yang kuat / berat, buku ini terlampau banyak cengkrama (kadang sepele) sebagai roda penggerak jadi bagi kalian yang suka alur cerita kuat / berat dan tidak banyak cengkrama, The Selection Series bukan pilihan kalian. 
6. Tidak ada catatan kaki untuk terjemahan bahasa Finlandia walau sedikit sebaiknya ada. Dimohon bila ingin menerjemahkan The Crown ke bahasa Indonesia, wajib ada sebagai bentuk kemudahan yang membaca.

Pecinta The Selection Series jangan lupa mengoleksi buku sampingannya yang terdiri dari The Selection Stories -The Prince & The Guard- (tersedia dalam bentuk e-book yang terpisah), Happily Ever After: Companion to the Selection Series (buku cetak yang menyatukan e-book The Queen, The Guard, The Favorite, The Prince -versi utuh-, dan juga cerita-cerita baru khusus buku ini). Buku sampingan ini dijual dengan harga masing-masing Rp 150 ribuan dan Rp 220 ribuan, kalau keberatan beli tenang, ada e-book, berselancarlah ke situs-situs yang berbaik hati mau membagikan gratis. Atau lebih memilih mempunyai fisiknya, segera ke toko buku terdekat sebelum kehabisan! 





-FIN-













P.S. Begini bentuk buku The Selection Stories -The Prince & The Guard- beserta Happily Ever After: Companion to the Selection Series:


The Selection Stories -The Prince & The Guard- ~Book Cover~

Happily Ever After -Book Cover-





* Disclaimer: I do not own to this book, the book cover pictures, nor the Kiera Cass picture. All right belongs to it's rightful owner/owner's. The material published on this website is intended solely for general information and reference purposes and is not legal advice or other professional advice. Courtesy of Google Images.

































   
























Comments