Some Thoughts On Somnus Lucis Caelum

by: Nabila Rhapsodios




"Sssoommnuuusss!". Begitulah penekanan yang diberikan Ardyn ketika bereuni dengan Somnus di Insomnia setelah 2000 tahun tidak saling bertatap muka. Penekanan dan intonasi suara yang menyiratkan Ardyn dipenuhi amarah dan kebencian membara. Ardyn mengingat lagi peristiwa masa lalu kelamnya dan kali ini tidak akan membiarkan Somnus lupa atas semua perbuatannya dulu kepadanya. 

Dari sudut pandang Ardyn, Somnus is vile. Namun, dari sudut pandang kita sebagai audiens yang setia mengikuti plot cerita Final Fantasy XV Universe, sudut pandang Ardyn menggambarkan adiknya sedemikian rupa, apa sungguh-sungguh adil dan bersifat objektif? It's clear that both men have genuine motives to save their world. Hanya cara mengeksekusinya yang berbeda sehingga mereka berantem.

Di mata penulis, Somnus adalah karakter yang cukup mempesona (bukan terpesona pada wajahnya tapi memang iya sih, dia lebih ganteng jika dibandingkan dengan Ardyn :p). Mempesonanya lebih mengarah pada karakterisasi / watak, moral, dan sudut pandang pada diri Somnus yang jauh berbeda dengan Ardyn dan beberapa keturunannya. I would like to discuss this controversial character in more detail. However, as will be discussed in greater detail below, the bulk of reasons and point of views will bring some people to hate him more, pardon his actions, OR EVEN FORGIVE HIM COMPLETELY. Let's check out together what we know about Somnus!


Profil Singkat


Somnus Lucis Caelum
Somnus Lucis Caelum adalah laki-laki yang berinisasi menjadikan nama keluarganya (Caelum) sebagai pendiri Kingdom of Lucis (Kerajaan Lucis). Mulai dari sini, dalam sejarah dia dikenal sebagai Founder King (Raja Pendiri). Somnus berhasil menjadikan dirinya seorang Raja setelah menjerumuskan Ardyn -pewaris sah tahta- ke dalam penjara. Sebagai bagian dari perjanjiannya dengan Astral (khususnya,  Bahamut), dia dianggap First King of Lucis (Raja Pertama Lucis) dan diangkat sebagai Chosen One (Yang Terpilih / Jawara) Astral dan Crystal (Kristal) untuk memimpin Eos

Setelah masa kepemimpinannya usai dan akhirnya wafat, Somnus diberi gelar kehormatan The Mystic. Rohnya masih tetap terhubung dengan Alam Fana untuk mengawasi kerajaan miliknya, keturunannya, dan dunia lewat bantuan Ring of the Lucii. Somnus dan keturunannya tidak diperbolehkan masuk akhirat sebelum ramalan terpenuhi. Mereka menunggu seorang Raja dari garis keturunan Lucis Caelum yang digariskan akan menjadi seorang penyelamat ketika Eos diselimuti kegelapan mengerikan. 


Pengalaman Pribadi Menyaksikan Somnus

Setelah menonton anime Final Fantasy XV: Episode Ardyn -Prologue- dan memainkan DLC Final Fantasy XV: Episode Ardyn, Somnus ditampakkan sebagai sosok karakter Machiavelli-an yang pikirannya berpatokan pada "ends justify the means". Solusi yang ditawarkan Somnus kepada masyarakat dalam mengatasi Starsourge yaitu "bakar virus itu dengan api". Kemudian, Somnus tidak keberatan sama sekali atas aksinya dan pasukan di bawah pimpinannya membakar Daemon dan pasien yang terjangkit hidup-hidup walaupun pasien malang ini bergeliat kesakitan dilalap api tapi, satu hal yang menarik adalah ekspresi wajah dan tatapan mata Somnus ketika menyaksikan hal itu, dingin dan tanpa ekspresi. Tampaknya juga, Somnus selalu melakukan pengecekan dari satu desa ke desa lain untuk menemukan siapa saja yang terjangkit dan mungkin kedatangan rutin Somnus berkunjung ke desa yang ditinggali oleh sekumpulan masyarakat adalah hal yang menakutkan sehingga mereka tidak memiliki pilihan untuk menyerahkan sanak famili atau teman yang sakit Starscourge kepadanya untuk dibakar. 

Di anime dan DLC memberi beberapa petunjuk kalau Somnus memiliki hati nurani di balik penampilan luarnya yang dingin dan stoic. Setelah melaknat dan mengeksekusi Ardyn, Somnus termenung dan mungkin sedih; perasaan kontradiktif yang datang dari seseorang yang menang merebut tahta dan title Raja padahal dua hal tersebut merupakan aspirasi utama sepanjang hidupnya sebagai bentuk pembuktian diri kalau dirinya juga pantas diperhitungkan sebagai pemimpin negara dan dunia. 


I did what I had to do
Ketika mencoba memberi penjelasan kepada Ardyn di Insomnia tentang aksinya 2000 tahun lalu dari sudut pandangnya, Somnus terlihat hancur dan kusut melihat sosok Ardyn yang berubah drastis. Somnus dibiarkan menjadi Raja oleh Astral dan dipaksa menerima misi untuk mengurung dan "menggelapkan" Ardyn sebagai pertukaran karena telah usurp the throne, Somnus menaatinya tapi, hatinya hancur ketika harus menjalaninya. Singkatnya, cemburu pada Ardyn tapi, tidak ingin dia mendapat nasib lebih buruk lagi dari sebelumnya.  Lalu, ketika Somnus berbicara pada Noctis, jelas sekali terlihat rasa penyesalan atas apa yang telah terjadi pada Ardyn dan memohon pada Noctis untuk membantunya membawa kedamaian dan keselamatan untuk Ardyn dengan menyemangati Noctis memenuhi calling sebagai Chosen King / True King / King of Kings

Jabaran dua paragraf di bagian ini sangat konsisten dengan Q&A sesaat setelah anime disiarkan yang menjelaskan bahwa Somnus adalah seorang pragmatis dan realis dibandingkan dengan Ardyn yang seorang laki-laki idealis. Di Q&A yang sama juga mengklaim Somnus tidak pernah menyimpan sama sekali prasangka buruk dan sangat benci pada Ardyn. 


Penilaian Untuk Somnus: Dia adalah Sosok yang Good

Oh! Ups! Kontroversi! Penulis bakal mendapat amukan massa karena mendeklarasikan Somnus orang baik. Tunggu! Dengarkan dulu pembelaan penulis barulah kalian boleh menyanggah...!

Penulis setuju dengan kalian bahwa semua aksi yang dilakukan Somnus di anime sanggup membuat muak siapapun yang melihatnya (penulis juga ikutan muak)! Tapi, penulis tidak bisa berhenti berpikir kalau aksinya mungkin terlalu buruk untuk dipercayai... Mungkin penulis masuk ke dalam hitungan sedikit orang yang memberi Somnus acknowledgement baik dan pantas di dunia maya. Percaya pada penulis, di dunia maya lebih banyak mengeluarkan hasil negatif untuk Somnus, ini membuat penulis ternganga keheranan. 

Ok, Somnus... *tarik nafas*. Penulis benci dengannya ketika anime sudah ditonton dan trailer-trailer DLC yang diluncurkan sudah dilihat. Somnus dengan gaya angkuh, senyuman licik, dan suara penuh ejekan membuat penulis ingin sekali menusuk mata dan menonjok wajahnya!

Penulis bahagia mendapat kesempatan untuk mewujudkannya! Hal pertama yang terwujud adalah menyemangati Ardyn untuk mencari keadilan walau harus memakai kekuatan kegelapan (sebelumnya ada QTE Somnus dan Ardyn. Berhasil dan tidak berhasil untuk memberontak saran Somnus, tetap saja Ardyn tidak berdaya menyelamatkan Aera)! Hal kedua yang mewujudkan dua kesempatan itu adalah penulis sebagai pemain diberikan oleh Square-Enix untuk 1 lawan 1 antara Ardyn dan Somnus! "YEEEESSS!! He finally showed himself!", jerit penulis (sambil bulu kuduk pada berdiri karena mendengar lagu pertarungan Ardyn dan Somnus) karena mendapat jatah untuk melakukan dua hal yang telah berbulan-bulan ditahan! Penulis pikir tidak salah "berbahagia" melihat kedatangan Somnus yang memang sudah ditunggu-tunggu hanya demi ingin bertarung dengannya dan membela Ardyn. 

Ketika pertarungan 1 lawan 1 yang cukup intens itu akan berakhir... Dalam momen ini, mayoritas pemain diliputi perasaan geram yang membutakan sampai-sampai tidak memperhatikan satu hal yaitu sesungguhnya, tekad Somnus mulai goyah. Suaranya pun berubah menjadi putus asa dan bergetar. Sampailah penulis melihat Somnus dalam wujud asli manusianya dan jatuh bersimpuh di hadapan Ardyn (Somnus cukup lama mempertahankan posisi ini loh). Whoa, beda baget dengan Somnus yang dulu. Inilah sosok Somnus yang asli; bukan lagi sosok Somnus yang terus terpatri dalam ingatan Ardyn. Somnus tahu diri kalau dirinya tidak bisa bertobat atas semua aksi brutalnya kepada Ardyn. Somnus mungkin hanya bisa memberi pernyataan pembelaan dibalik semua aksinya di masa lalu kepada Ardyn.  

Kemunculan sosok Somnus di Insomnia dalam DLC, bagi penulis adalah peristiwa puncak dalam lini masa FF XV. Sebelum ada anime dan DLC Episode Ardyn, penulis hanya bisa mengira-ngira siapa Somnus ini. Mendapat sedikit pencerahan di alternate ending Final Fantasy XV: Episode Ignis tahun 2017. Bertemu dalam konfrontasi pertama yang membuat penulis tercekat di dalam Chapter 14 Final Fantasy XV Royal Pack / Royal Edition (walau Somnus memakai wujud The Lucii) pada awal 2018 lalu. Pada akhirnya, penulis bertatap muka langsung dengan "Raja iri hati" ini (kata Ardyn), Raja Pendiri, Raja Pertama Lucis, The Mystic, sekaligus adik kandung laki-laki antagonis FF XV, Somnus Lucis Caelum yang merupakan sumber utama hampir semua permasalahan dari masalah yang berlangsung sepanjang jalan cerita FFXV dengan kondisi cukup memalukan; tidak ada baju zirah yang melindunginya lagi dan hanya bisa berlutut.



I am sorry
Sejujurnya, melihat Somnus dalam kondisi begitu, kelihatan kalau dia sesungguhnya adalah laki-laki menyedihkan. Wujud The Lucii-nya rusak karena perkelahiannya dengan Ardyn, Somnus terekspos akhirnya sebagai seorang individu memiliki cacat, penuh sesal, dan pantas untuk dikasihani. Dia berlaku kejam kepada Ardyn karena iri hati dan insecurity. Butuh waktu lama untuk Somnus meyesali perbuatannya. Kemudian, masih tidak jelas seberapa informasi yang diketahuinya terkait takdir Ardyn yang sudah digariskan menjadi vessel Starscourge. Kalau diizinkan memasukkan opini pribadi disini maka penulis rasa, Somnus mendapatkan calling pertamanya dari Bahamut ketika diresmikan menjadi Raja tapi, hal ini jangan jadikan alasan kalau Somnus sudah pernah sekali mencoba membunuh Ardyn jauh sebelum koronasi dirinya sendiri (ingat anime!). KAKAKNYA SENDIRI! Namun, Somnus masih berupaya meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan resolve ini lama dipegang olehnya (buktinya, Ardyn tetap dikurung di penjara selama masa pemerintahannya. Tidak pernah sekalipun Somnus memerintah siapapun untuk membebaskan Ardyn).


'Til we meet again...
Kalau dipikir-pikir ulang... Adegan Somnus meminta maaf (Somnus DLC Episode Ardyn bahasa Jepang meminta maaf terang-terangan dan merasa malu di hadapan Ardyn. Dia tidak meminta untuk dimaklumi seperti yang terdapat dalam DLC Episode Ardyn bahasa Inggris) jelas memperlihatkannya dalam keadaan benar-benar kesakitan dan hatinya hancur berkeping-keping merefleksi aksi brutal untuk kakaknya dan menyaksikan langsung kalau aksi brutalnya tersebut telah membuat Ardyn sakit hati. Penulis bisa mendengar suaranya lemah ketika mengucapkan kata per kata untuk Ardyn dan akhirnya hancur ketika meminta Ardyn untuk mengerti situasi kompleks yang menjempitnya selama ribuan tahun. 

Tentu saja, sudah bisa ditebak, Ardyn tidak mau menerima permohonan maaf Somnus. Apalagi, mengabulkan permintaan Somnus yang ingin dimengerti kalau dia juga dihadapkan situasi sulit. Wow, mendengar pengisi suara Ardyn bahasa Inggris naik pitam ketika membacakan dialog Ardyn bagian ini, patut diacungi dua jempol! Karena sesuai dengan isi hati para pemain kalau amarah milik Ardyn terjustifikasi utuh. Musik yang mengalun sepanjang adegan permohonan maaf Somnus juga terbilang sedih dan lembut; salah satu lagu yang beda dengan atmosfer DLC yang gelap, penuh dendam, dan kematian. Secara mengejutkan, musiknya mampu menarik rasa empati dari hati penulis untuk Somnus. 

Staf pengembang anime dan DLC Episode Ardyn menekankan bahwa adegan permohonan maaf Somnus hendaknya dijadikan penekanan perbedaan waktu yang dilalui antara Somnus dan kakaknya. Ardyn menetap lama di dalam penjara sambil dihantui terus-menerus peristiwa mengerikan yang sudah berlalu sehingga membuatnya murka kepada Somnus. Di lain sisi, Somnus sibuk memperluas wilayah serta otoritas Kerajaan Lucis sambil dihantui perasaan menyesal dan ingin bertobat sepanjang hidupnya atas kesalahannya pada Ardyn. Nah, penulis menginterpretasi ulang catatan staf pengembang ini dengan pernyataan bahwa adegan tersebut bisa dijadikan simbolis keretakan hubungan kakak-adik. Keretakan yang telah terlampau parah dan akan sangat sulit untuk diperbaiki. Hal ini berkebalikan dengan hubungan "kakak-adik" yang terdapat pada Noctis dengan Gladiolus, Ignis, dan Prompto

Jurang retakan diantara Somnus dan Ardyn telah sangat lebar sampai-sampai adegan tersebut memperlihatkan Ardyn dan Somnus mengambil posisi saling berjauhan di tengah kota Insomnia yang sunyi. Tidak ada satupun yang berinisiasi mendekat dan menyambut ramah karena bertemu lagi setelah ribuan tahun berlalu. Reuni yang salty dan bengis. Ya sudah mau bagaimana lagi. Sudah sangat terlambat untuk kembali menjadi keluarga utuh dan harmonis. Somnus menyadari ini. Satu-satunya yang bisa dilakukan Somnus sebagai adik adalah berharap Ardyn akan menemukan titik ketentraman dalam takdir yang sudah digariskan untuknya dan pengabul harapan ini adalah keturunannya yang disebut True King. Ardyn sendiri sudah terlampau memiliki personalitas beda. Kini dipenuhi kebencian dan pembalasan dendam. Apabila Somnus mencoba mengajak Ardyn duduk untuk berbicara dari hati ke hati dan memberi penjelasan panjang, penulis pikir, Ardyn akan menolak untuk mendengar apapun yang dikatakan adiknya dan Ardyn sendiri akan malas berbicara banyak. Sudah berakhir bagi keduanya. Keduanya sudah gagal berperan sebagai kakak-adik. Padahal sewaktu kecil sampai remaja, mereka lengket seperti lem. Kemana-mana berdua seperti, main bareng, main catur bareng, belajar menguasai senjata bareng, dan belajar bareng. Bila salah satu terpisah dari satunya, menurut orang-orang sekitar mereka, diartikan akan turun hujan deras di hari mereka terpisah. Tapi, itu semua masa lalu, Somnus dan Ardyn menjadi dua saudara kandung yang sama-sama terluka dan tidak bisa berdamai. 

Kemudian kita beralih ke pembahasan lain. Somnus sudah menyampaikan maaf. Dia juga tahu diri kalau dirinya sulit dimaafkan tapi, dia akan terus melakukan apapun yang berkaitan bisa membantu Ardyn walau tidak mengharapkan Ardyn untuk memaafkan utuh dirinya. Ini lebih jelas lagi ada di dalam novel Final Fantasy XV: The Dawn of the Future. Di dalam novel tersebut dan juga kemunculannya di Chapter 14 yang dinodai Starscourge oleh Ardyn, sikap dan tutur kata Somnus di hadapan Noctis bisa dijadikan alasan Somnus is good.

Setelah dikalahkan oleh keturunannya yang terakhir, Somnus memuji True King dan memohon padanya untuk membebaskan Ardyn dari kutukannya. Di dalam FF XV bahasa Jepang dan dubbing-nya serta novel, penulis merasakan teks dialog Somnus dilukis setulus mungkin untuk menggambarkan ketulusan harapan dan niat di hatinya untuk membantu Ardyn lepas dari kegelapan. Ini dijadikan bukti yang menunjukkan lagi Somnus sebenarnya orang baik dan punya empati, dia sudah berbeda jauh dari sosoknya yang dulu. Waktu bisa membuat orang berubah. Dia merasa sangat bertanggung jawab atas hal beragam yang menimpa Ardyn dan dia sungguhan sayang pada kakaknya persis dengan klaim staf pengembang yang menegaskan Somnus tidak pernah memendam kekesalan sampai tahap benci kepada kakaknya. Walaupun interaksi Somnus hanya terjadi satu kali dengan Noctis, momen ini adalah momen kedua dimana Somnus tidak tampil sebagai sosok The Mystic yang tegas, nggak ada emosi, kukuh, dan ketat melainkan tampil sebagai Somnus Lucis Caelum yang sebenarnya dan adik dari Ardyn untuk menunjukkan compassion. Momen pertamanya? Jelas, ketika bertemu lagi dengan Ardyn di Insomnia dalam DLC Episode Ardyn. His true feelings are shown.

Salah satu yang bisa dijadikan bukti Somnus tergolong karakter baik adalah dia sangat menghormati Ardyn sebagai kakak dan Kepala Keluarga Caelum setelah mereka kehilangan ayah. Panggilan Somnus kepada kakaknya adalah 兄上 (aniue) di FF XV Episode Ardyn Prologue dan FF XV Episode Ardyn bahasa Jepang. Sepemahaman penulis, panggilan tersebut merupakan panggilan tertinggi atau elit untuk kakak kandung laki-laki di keluarga sehingga membuatnya berbeda dengan panggilan お兄さん (oniisan), 兄さん (niisan), dan 兄貴 (aniki) yang derajat hormatnya jauh di bawah 兄上 (aniue). Kemudian, panggilan 兄上 (aniue) juga terhitung usianya sudah sangat tua. Sudah sedikit orang Jepang memanggil kakak laki-laki dengan panggilan tersebut karena sudah ketinggalan zaman.  

Semua kejahatan, kekejian, dan kebengisan yang telah dilakukan oleh Ardyn selama puluhan tahun karena terdorong ingin balas dendam, merasa getir terhadap takdir, dan benci kepada keluarganya sendiri, Somnus tetap mempertahankan panggilan 兄上 (aniue) untuk Ardyn dan karena seseorang baru bisa berhenti melakukan sesuatu hanya bila sudah melakukannya dari awal, penulis dapat berasumsi Somnus benar-benar menghormati saudaranya selalu. 


Brother, you left me no choice but to kill you
Bukti-bukti yang menyatakan Somnus is a good man, laki-laki bermaksud baik, dan memiliki kompas moral yang bagus berkat didikan berbudaya dan beradab yang diterimanya sebagai bagian dari keluarga terpandang sudah selesai dilampirkan. Kesimpulannya adalah ketika sebuah hal harus dijalankan demi kepentingan lebih baik lagi, Somnus akan memenuhinya, terlepas dari apapun konsekuensi atau risiko yang akan diterimanya berkat keputusan dan tindakan yang ingin diambilnya. Dia akan menerima 100%. Mungkin karena hal itulah apa yang harus dilakukannya untuk Ardyn yaitu Somnus harus mengesampingkan ikatan dan cinta persaudaraan di hatinya supaya melindungi rakyat Lucis, bahkan jika harus melaknat, membunuh, memfitnah, memenjarakan, dan tidak mengakui kakaknya sendiri. 

Tunggu, bolehkah penulis melampirkan interpretasi satu lagu yang masih erat hubungannya dengan Somnus adalah karakter good? Bolehlah ya... Hehe. Oke, ini lagunya:




Video audio di atas mengambil dari album FInal Fantasy XV Original Soundtrack Volume 2. Judul lagunya adalah "Encelevenemus - Kingly Compassion" yang menjadi lagu latar pertarungan Somnus dalam wujud The Lucii melawan Noctis dan tiga sahabatnya di Hall of History, Insomnia. Sayangnya, lagu epik tersebut sampai sekarang belum ada lirik Latin resmi. Mudah-mudahan Square-Enix mau berbaik hati membagikan lirik Latin lagu ini dan juga lagu FFXV lainnya ke depannya (penulis sudah merasa game developer itu akhir-akhir ini sudah malas melakukan melampirkan lirik Latin di banyak album OST yang dikeluarkan oleh mereka. Sedih).

"Encelevenemus - Kingly Compassion" menurut penulis merupakan satu lagu yang membicarakan beragam pembunuhan yang didasari belas kasih (mercy kill) yang dilakukan Somnus di 2000 tahun sebelum FF XV, termasuk pembunuhan belas kasih kepada Ardyn. Selain itu, lagu tersebut menggambarkan kecemburuan Somnus pada Ardyn tapi, penulis jadi curiga kalau dia memang (sudah semestinya) merasa buruk tentang semua perbuatan yang sudah dilakukannya.  

Setelah kematiannya dan menjadi "hantu" 2000 tahun yang berdiam dalam patung lalu, menyaksikan Ardyn remuk luar-dalam tanpa bisa diperbaiki karena menanggung takdir mengerikan, akhirnya Somnus menyalahkan semua Astral sekaligus marah pada garis takdir yang sudah dijatuhkan mereka padanya, keturunannya, dan kakaknya. Astral selalu "tidur" dalam jeritan tidak bersuara Somnus dan Ardyn akan takdir mereka masing-masing. Sehingga Somnus mengambil alih tanggung jawab dan menjual jiwa keturunannya untuk meluruskan kesalahan dan dosa pembunuhan saudara, wabah Starsocurge, dan kenaifan Ardyn yang mencelakai hubungannya dengan Somnus serta negara yang akan dibangun. Kurang lebih "Encelevenemus - Kingly Compassion" bercerita seperti itu karenanya, lagu epik ini bisa digolongkan lagu yang indah. Ditambah lagi, lagu ini menceritakan tekad bulat untuk menyudahi malam panjang 10 tahun karena diselimuti kegelapan, rasa bersalah yang muncul dan pergi di hati dan ditutup dengan perasaan Somnus yang membiarkan "Yang Keji" mati dalam kegetiran walaupun dia terbungkus ke dalam kekejamannya sendiri sampai dia berhasil menemukan satu jiwa yang benar-benar terdorong oleh perasaan belas kasihan yang mampu menyelesaikan tugas yang tidak bisa diselesaikan olehnya yaitu membebaskan Ardyn dari kondisinya yang telah menjelma sebagai inkarnasi Starscourge.  

Pada akhirnya, hanya Cahaya yang akan dipancarkan dari Noctis sebagai True King bisa menghapus Eos dari Kegelapan sekaligus menghapus dosa turun-temurun yang terus menghantui garis keturunan Lucis Caelum selama 2000 tahun. Untuk Ardyn, Somnus, dan Noctis, hal itu menjadi harga yang terlalu tinggi untuk dilunaskan. 

Penilaian Untuk Somnus: Dia adalah Sosok yang Evil or Bad


Watch my action kill hopes
Hal yang penulis pikir untuk Somnus bisa sangat dibenci oleh banyak orang:

1. Somnus terlalu power hungry dan wicked sampai ke akar dalam dirinya.

2. Somnus membunuh Oracle di semasa hidupnya karena dia mencoba menghalangi upayanya membunuh Ardyn. Coba bayangkan! Oracle yang dia bunuh, sejujurnya adalah calon adik ipar perempuannya kelak!  

3. Setelah membunuh Oracle yang memiliki nama Aera, Somnus melontarkan satu pernyataan yaitu "perempuan bodoh" di dekat jasad Aera sambil bermimik wajah tanpa penyesalan. Dude, ini salah satu tanda perilaku psikopat. Orang normal pasti merasakan ngeri karena sudah tidak sengaja membunuh satu orang!

4. Berupaya membunuh Ardyn karena di matanya, kakaknya tersebut seorang pengkhianat karena beraliansi dengan Daemon lewat menyembuhkan orang-orang dengan memakai cara menghisap Starscourge ke dalam tubuhnya. Alasan yang sesungguhnya sangat tidak berdasar...

5. Somnus mencuri tahta (dan membunuh) Ardyn karena cemburu (walaupun dia juga mempercayai sifat idealisme pada diri Ardyn sangat membahayakan negara yang akan diciptakan. Mohon maaf, penulis harus setuju pada penilaian Somnus terkait idealisme Ardyn yang memang berbahaya untuk masa depan negara. Coba baca FF XV: The Dawn of the Future).   

6. Tinggal melempar orang-orang yang terkena virus Starscourge ke dalam api. Orang-orang yang baru dicurigai dan baru memperlihatkan gejala awal diikutsertakan juga lempar ke api panas. Woi, Somnus, kamu pikir mereka benda mati? Enak benar tinggal dilempar-lempar ke perapian yang sudah dibuat?! Gila kau!

7. Mengunci Ardyn di penjara yang terletak di sebuah pulau yang sulit dijamah oleh banyak orang karenanya menjadi pulau terisolir lalu, merantai Ardyn selama 2000 TAHUN! Rantai yang dipasang bukan melilit tubuhnya melainkan menusuk kulitnya sehingga semakin menyempitkan gerak tubuh Ardyn. Duh, benar-benar deh Somnus...! Tidak punya hati nurani!

8. Menghapus Ardyn dari sejarah Eos dan rekam jejak keluarga Lucis Caelum kemudian, mengukuhkan Ardyn sebagai monster sungguhan secara historis. Pada awalnya tercipta karena cemburu tapi, di kemudian hari dipertahankan karena perasaan malu pada dirinya sendiri yang kalau ketahuan dirinya perebut tahta maka akan diprotes besar-besaran oleh rakyat sehingga berganti alih fungsi hal tersebut ditegakkan sebagai cover up perlindungan rakyat dari "Kegelapan" atau "Adagium" a.k.a. Ardyn. 

9. Membangun Kerajaan Lucis berbasis kebohongan, kekeliruan, cemburu, pembunuhan saudara... Good Job, Som! Kamu telah membuat takdir keluargamu dan keturunanmu berakhir buruk dan madesu!

Semua Raja pertama di Kerajaan yang ada di dunia rata-rata berhati mulia, memiliki keberanian untuk melawan penjajah, dan peduli pada masa depan seluruh lapisan masyarakat. Nah ini, Somnus... Menjadi Raja dan memulai kerajaan dengan banyak kekejaman =_=. 

10. Dia meminta untuk dimaklumi dan dipahami oleh Ardyn setelah perbuatan buruknya pada kakaknya. Ini kejadian di FF XV: Episode Ardyn versi bahasa Inggris. Di bahasa Jepang, Somnus tidak menuturkan hal ini. Um, tidak tahu deh kalau di bahasa lain seperti Prancis, Jerman, Rusia, dan lain-lain. What the heck?! Somnus benar-benar tidak tahu malu dan tidak mau mengakui kesalahannya! Dia seorang narsistik! *tepuk jidat*.

11. Nomor ini adalah nomor terakhir untuk membahas Somnus masuk kategori karakter jahat atau buruk. Coba bayangkan situasi di bawah dengan dialog Somnus di DLC yang cukup membuat urat nadi kita tegang karena menahan marah:

a. "I was right to have sealed you away. You truly are a monster, Brother." 
terjemahan: "Dugaanku tepat untuk menyegelmu. Kamu memang seorang monster, Kak."


Riiiigggghhttt. That pretty well rules you out. Somnus juga seorang pendosa yang tidak boleh menduduki kursi tahta. Jika siapapun berada di posisi Ardyn ketika mendengar Somnus berkata begitu, pastilah menghujat Somnus dengan makian kasar dan suruh Somnus pergi ke Neraka. 

b. "The gods blessed you as their chosen; the people adored you as their savior. I was neither powerful nor popular...just envious, perhaps."
terjemahan: "Para dewa memberkatimu sebagai jawara mereka; masyarakat memujamu sebagai penyelamat mereka. Aku tidak hebat ataupun populer...mungkin hanya iri."

Semua mata membelalak ketika Somnus berbicara, "PERHAPS" 0_o? Ardyn akhirnya mengatakan kalimat itu in-game seolah-olah Ardyn memiliki telepati dengan pemain.

Somnus tahu Ardyn meraih status hebat dikalangan masyarakat serta keluarga elit lain dan merebut hak tahta dari tangan kakaknya. Ya, tubuh Ardyn ternoda dengan Starscourge, tapi dia melakukannya demi kebaikan "kerajaannya". Somnus sendiri akhirnya berkata jujur bahwa Ardyn memang Chosen King sekaligus ditunjuk untuk menjadi Raja Pertama Lucis, semua hal ini membuatnya semakin cemburu pada Ardyn dan terpuruk. Biarkan hal disini berbicara dengan sendirinya. Tepuk tangan yang meriah untuk Somnus Lucis Caelum! Oh wait. That was a sarcasm.

Bolehkah penulis memberikan nota pembelaan sedikit terkait  hal ini?

Begini. Penulis paham posisi dan perasaan Somnus. Memiliki kakak yang disayang oleh Astral dan dihormati oleh masyarakat sebagai orang suci sementara Somnus yang terlahir sebagai anak laki-laki kedua dalam keluarga terpandang yang memberlakukan aturan pewaris harta kekayaan keluarga yang banyak sekali pasti akan jatuh ke anak laki-laki pertama, Somnus tetaplah bukan apa-apa dan anak cadangan. Sepanjang hidupnya Somnus pasti menerima tatapan dan komentar orang yang tidak henti-hentinya membandingkan dirinya dengan Ardyn, if you've never felt like this, I envy you. And you're lying...perhaps.

Kakak Somnus pun memiliki pacar sangat cantik yang menduduki posisi sama sucinya dan penting dengan kakaknya di kalangan masyarakat. Kemudian, Ardyn selalu dianggap tidak akan melakukan kesalahan dan hidupnya sangat sempurna (tolong ingat ini, Ardyn selalu menjaga efek Starscourge tidak merambat ke tubuhnya lebih jauh). Somnus di lain sisi... Tidak begini.

Ardyn mengunjungi satu per satu pasien yang terjangkit Starscourge. Metode pencegahan Starscourge yang dilakukan Somnus tidak terlalu disukai oleh banyak masyarakat. Metode tersebut memang terbilang ekstrim, tapi bisa dinilai lewat hal ini, Somnus mengharapkan perhatian. Kakaknya adalah favorit banyak orang dan di keluarga, Somnus hanya bisa merana di pinggir seperti orang termarginalkan.


c. "I yearned desperately to be special, yet I had nothing to set me apart. Nothing at all!" 
terjemahan: "Aku mati-matian mendambakan diistimewakan, tapi aku tidak punya apa-apa untuk membedakanku [darimu]. Tidak ada sama sekali!"

Bukti apalagi yang harus ditunjukkan supaya banyak orang sadar kalau Somnus tidak pantas mendapatkan gelar Raja dan duduk di atas kursi tahta yang semestinya diduduki Ardyn? Banyak orang ingin menyukai karakter Somnus, tapi sejak anime dan DLC sudah rilis, Square-Enix malah membuat banyak orang semakin benci pada karakter tersebut.

Somnus memang cemburu... Hmmm, penulis akan sangat terkejut apabila Somnus belum pernah sekalipun mencoba untuk merampas apapun yang menjadi hak milik Ardyn. Terutama posisi Raja untuk kerajaan pertama yang berdiri di Eos. It's true that Ardyn had zero interest to fill the role, but for Somnus, well... It was the paramount of everything that his older brother was being given on a bowl that Somnus didn't get. No one can blame him. No wonder Somnus was so envy. Perlakuan Somnus yang berubah kejam dan dingin kepada kakaknya sampai tega membunuhnya, bukanlah sesuatu hal yang baik-baik saja buat dimengerti, tapi penulis bisa memahami darimana asal kekesalan dan kecemburuan yang Somnus rasakan.

d. "I dare not ask your forgiveness, but I do ask your understanding."
terjemahan: "Aku tidak berani meminta maafmu, tapi aku meminta pengertianmu."

HAH?! You made him that way. You screwed your brother over and turned him into a Daemon he is today. You took everything from him and you dare ask Ardyn's understanding?! Sucks to be you, Somnus! Kamu menyedihkan, terlebih mencoba untuk memenangkan perlombaan moral antara siapa yang baik dan siapa yang buruk. Ujung-ujungnya minta untuk dimaklumi / dimengerti demi sebuah hal yang sangat baik di masa depan tapi, ternyata, dia cemburu sehingga memotivasinya untuk mengkhianati Ardyn.

Lalu, 11 poin ini bisa dirangkum ke dalam satu informasi yang terdapat di Archives DLC Episode Ardyn:



Somnus entry for Episode Ardyn DLC
Yep, Somnus memang benar pencuri tahta Ardyn berdasarkan gambar di atas. Dia tidak pernah melakukan quest bareng Oracle di zaman hidupnya karena dibunuh olehnya secara tidak disengaja. Somnus berani merajut ulang latar belakangnya dan keluarganya untuk menutupi keberadaan Ardyn. Somnus pandai menutup fakta. Saking kuatnya pengaruh Somnus atas semua hal ini agar tetap terjaga, keturunannya ikut-ikutan berbohong. Seperti mengutip kalimat Ardyn ketika bertarung melawan Somnus di DLC, "Lies! Fairy tales and fallacies! All of it!" (terjemahan: "Dusta! Cerita dongeng dan salah! Semuanya!"). Tapi, satu hal yang bukan sebuah kebohongan dari diri Somnus berdasarkan gambar di atas adalah dia pantas dijuluki The Mystic karena kekuatan dan kepandaiannya dalam bertarung memang hebat.

Hal yang paling utama di sesi ini adalah Somnus bodoh dan membiarkan dirinya "gila" karena cemburu buta dan insecurity. Dia memiliki andil dalam takdir kelam dan buruk untuk garis keturunan Lucis Caelum karenanya. Hukum karma berlaku untuk Somnus. Keturunannya (terutama Noctis) harus menanggung semua dosa Raja Pendiri Lucis.

Penilaian Untuk Somnus Dari Sudut Pandang Pihak Yang Netral


Bagian ini terhitung mudah karena objektif dan logis. Begini sudut pandang orang yang netral dalam menilai Somnus...


Dossiers -The Mystic-
Kita telah mengetahui biografi dan sejarah Somnus. Penulis percaya bahwa dia jelas Raja baik yang memimpin kerajaan dan rakyatnya sampai ke tingkat kemakmuran yang memadai.  Somnus bisa mencapai hal ini karena tidak luput dari kekuatan yang tersimpan di dalam Kristal dan cincin dinasti Lucis Caelum. Semua hal ini bukan sebuah spekulasi karena tertulis di dalam Dossiers -The Mystic- di FF XV, Cosmogony, dan batu marmer memorial dirinya di Insomnia walaupun dalam biografi dan sejarah Somnus terdapat beberapa hal yang sengaja dikecualikan, ditutupi, dan dipalsukan oleh keluarga kerajaan Lucis. Penulis bisa mengangkat hal ini menjadi sebuah pertimbangan bahwa Somnus memang benar sosok Raja mulia dengan kemampuan bertarung yang memukau dan memiliki kekuatan yang besar (tidak heran dia menjadi pemimpin The Lucii dan Raja terakhir yang masih berdiri ketika Diamond Weapon meluluhlantakkan Insomnia di Kingsglaive:  Final Fantasy XV), sangat mengabdi pada tugas sebagai Raja, dan sangat melindungi umat manusia dari kegelapan. Mungkin saja Somnus seorang karakter keduanya, baik sosok Raja yang pantas dijadikan kepala negara dan seorang individu yang buruk. Memimpin kerajaan dengan benar, tidak harus menjadi laki-laki berhati murni / baik. Dengan sifatnya yang ekstrim, keras, dan ketat dimana hal tersebut juga diaplikasikan ke dalam gaya kepemimpinannya, Somnus berhasil membangun dinasti yang usianya bisa menginjak 2000 tahun. Apabila Somnus tidak seperti itu ketika masa hidupnya dipenuhi dengan kekacauan akibat Starscourge dan Daemon, dinasti Lucis Caelum akan memiliki awal yang buruk dan mungkin hanya bertahan beberapa tahun saja. Sosok pemimpin yang memimpin secara iron fist seperti Somnus yang sangat dibutuhkan untuk memulai hal baru.


Bested
Seorang Raja tidak diharapkan bisa memberikan apa yang kita inginkan tapi, apa yang kita perlukan. Seorang Raja dijadikan simbol penyatuan semua lapisan masyarakat karenanya dia harus tampil di hadapan mereka sebagai orang kuat dan harus menguatkan. Seorang Raja merupakan kepala negara sekaligus pihak yang bisa diandalkan untuk memberikan keamanan. Seorang Raja harus memelihara ketertiban dan aturan di negaranya sekaligus mengambil keputusan yang tepat untuk negaranya sejahtera. Seorang Raja harus bisa menenangkan rakyatnya dan berani mengambil keputusan sulit demi kepentingan baik bersama. Antara Ardyn dan Somnus yang sesuai dengan penjelasan ini adalah Somnus. Ditambah lagi, Somnus adalah laki-laki kharismatik, penuh tekad, ambisius, lihai dalam medan pertempuran, dan mampu menjaga akalnya tetap tenang di situasi apapun. Somnus bukanlah karakter yang simpatetik dan tidak egois (dia egois, yang benar) tapi, karakter dia yang seperti itu cepat tergantikan dengan hal lain yaitu Somnus lebih berpikir ke depan untuk sesuatu hal yang lebih baik. Bila seseorang bertanya kepada sekumpulan orang, apakah mau membunuh satu orang untuk menyelematkan orang banyak, penulis yakin kalau Somnus akan maju untuk melakukannya.

Di anime, Somnus berada dalam posisi sangat kuat. Mengapa bisa begitu? Karena dia memimpin sebuah pasukan dan dia tinggal di mansion mewah dimana banyak orang patuh padanya. Apapun yang diperintahkan olehnya yang mulai dari membakar pasien terkena Starscourge sampai menghadiri "koronasi" Ardyn, oleh pasukannya dan pihak lain dilaksanakan. Somnus bisa bebas melakukan apapun yang harus dilakukan karena banyak pihak mau mendengarnya (penulis merasa dia juga terlalu memanfaatkan pasukannya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya). Somnus tidak berkedip sedetik pun ketika bertarung melawan dan membunuh Ardyn, dia terpaku pada fokusnya untuk menyukseskan tujuannya daripada perasaan pribadinya. Apabila penulis harus memilih antara Ardyn atau Somnus, penulis memilih Ardyn tanpa ragu. Tapi, para Astral tidak sedang memilih umat manusia terbaik dan pemilik jiwa bersih. Mereka harus memilih Raja, seberapapun cinta yang penulis miliki untuk karakter Ardyn, Somnus-lah kandidat Raja terbaik.  



Somnus Memorial
Hal lain yang sudah diberi tahu, Somnus adalah laki-laki mulia, pemberani, dan adil, sesuai dengan sifatnya di film Kingsglaive, anime, dan DLC Episode Ardyn. Kakaknya sendiri bahkan mengakui Somnus seperti itu di novel The Dawn of the Future! Seperti yang penulis lihat ketika Somnus harus berperan menjadi Raja -bukan dirinya sendiri- mungkin memang kompeten dan adil karena semua hal yang berhubungan dengannya yang seorang Raja dari tiap penampilannya dan biografinya di semua judul di bawah nama 'FF XV' membuktikan bahwa Somnus selalu bertindak untuk kebaikan bersama. Tetapi, bukan berarti sebagai seorang individu asli, Somnus mungkin cemburu atas keberhasilan kakaknya sehingga berusaha untuk mencuri apapun yang semestinya hak Ardyn dari kesempatan pertama yang rahasia, bahkan akhirnya timbul niat untuk mengkhianati kakaknya. 

Walaupun Somnus sengaja mengkhianati Ardyn dengan segudang alasan yang dimilikinya harus berbuat ini, dia membuktikan dirinya bukanlah orang yang murni jahat dan kejam. Contohnya adalah permintaannya pada Noctis di Chapter 14 dan The Dawn of the Future. Andaikan Somnus merupakan orang jahat maka dia akan mencuri hak tahta Ardyn tanpa penyesalan sama sekali! Cinta dan kasih sayang dari seorang adik untuk Ardyn menunjukkan bahwa walaupun iri pada Ardyn, dia tidak pernah mau kakaknya disakiti lebih jauh. Somnus di The Dawn of the Future menyetujui Ardyn untuk menumbangkan Bahamut karena merasa marah juga setelah tahu garis keturunan Lucis Caelum dimanipulasi dan dimanfaatkan Bahamut. Terlebih menyangkut Ardyn yang harus menanggung penderitaan berat lagi dimana Somnus tidak terima hal ini sehingga tanpa basa-basi bertarung bersisian dengan kakaknya melawan Bahamut. Apresiasilah tindakan Somnus yang seperti itu di novel walaupun perasaan dasar berbuat sedemikian rupa karena ingin dilihat oleh Ardyn bahwa dirinya serius ingin menebus banyak kesalahannya dan memperbaiki hubungan persaudaraan dengan kakaknya.

Penilaian Somnus dari pihak netral bisa mengambil komentar Ardyn di The Dawn of the Future, spesifiknya dialog tambahan antara dirinya dan Bahamut. Ardyn menyadari dengan sangat berat hati bahwa pihak yang merancang penderitaannya selama ribuan tahun bukanlah Somnus dan adiknya ini tidak lebih budak Bahamut yang disuruh untuk melahirkan seorang penyelamat semata. Ardyn mengasihani Somnus akan hal ini. Kemudian, permohonan maaf Somnus menyentuh hati Ardyn di finale Episode Noctis dalam novel. Ardyn bahkan memanggil Somnus untuk menolongnya dalam usahanya menumbangkan Bahamut. Adegan ini bukti bahwa hubungan mereka sedikit membaik walaupun pastilah ada friction dan gap setelah peristiwa kelam yang mereka lalui.

Ya, Somnus memperlakukan Ardyn dengan sangat buruk tapi, dia manusia biasa yang tidak sempurna. Apapun yang Somnus perbuat kepada Ardyn, dia tidak bangga sama sekali, terutama bagaimana dia bisa dikukuhkan sebagai Raja Pertama Lucis. Mungkin Somnus hanya punya satu pilihan tersisa yaitu melaknat Ardyn. Dia terpaksa berperan menjadi "Raja" daripada "Adik" di hadapan Ardyn untuk melindungi rakyat dan menanggung konsekuensinya dengan kesadaran penuh tapi, hal ini tidak membuatnya kehilangan perasaan simpati serta kasih sayang untuk takdir, nasib, dan kondisi Ardyn. 

Closing

Sudah selesai. Bagaimana menurut kalian penjelasan panjang lebar untuk karakter Somnus dari tiga point of view? Sudah baguskah atau masih ada yang kurang? Tolong, beritahu penulis di kolom komentar! ^0^.

Menulis artikel ini cukup memutarbalikkan perasaan emosional untuk Somnus. Awalnya kesal setengah mati dengannya tapi sekarang, terbelah antara perasaan itu dan sedih. Mungkin benar apa kata seorang YouTuber yang sudah lebih dulu mengeluarkan hasil review DLC Episode Ardyn kalau banyak orang *bisa menganggap* Somnus sebagai karakter simpatetik beberapa bulan setelah DLC tersebut rilis.

Alasan dari tiga point of view dalam artikel blog ini adalah murni opini pribadi tapi, sedikit ditaburi dengan perasaan pribadi di masing-masing point of view. Jadi, beginilah hasil akhirnya dari tulisan penulis. Mungkin bisa jatuh ke dalam kategori bias tapi, penulis tetap ingin mencoba dan menyajikan alasan dari point of view tiga pihak sekaligus "point of view" karakter Somnus yang dicoba disampaikan oleh Square-Enix.

Karakter Somnus menyimpan kisah tragedi yang sebenarnya bisa dicegah. Kisahnya tragedi karena dia dan Ardyn seharusnya memimpin negara bersama sebagai sesama saudara tapi, tidak pernah terwujud karena kecemburuan Somnus. Merusak impian dan harapan orang tua mereka dan orang-orang terdekat mereka. Kecemburuan Somnus menjadi fondasi peristiwa setelahnya yang penuh dengan konsekuensi tidak diharapkan dari awal. Tindakan kecemburuan Somnus sudah terjadi dan sebagai konsekuensinya, Ardyn berubah menjadi penyebar kegelapan untuk Eos. Beban, rasa bersalah, penyesalan, kesedihan, dan dosa milik Somnus diserahkan kepada Noctis untuk ditebus.

Closing bila diubah ke dalam bentuk narasi dan gambar menjadi:



Every tragedy divides...
Before our very eyes...


Those things which-

Ought to be loved...
Untuk menutup artikel ini, tidak salahnya penulis menyajikan ulang main theme (di kemudian hari menjadi leitmotif / character theme) FF XV "Somnus". Ya, "Somnus" versus Somnus... Lagu yang memiliki lirik sesuai dengan yang dirasakan dan dialami Somnus beserta keturunannya...



Latin Lyrics:

Deus dormit et liberi ignem faciunt
Numquam extinguunt ne expergisci possit

Omnia dividit tragoedia coram
Amandum quae

-Instrumental-

Et nocte perpetua, in desperatione...
Auroram videre potest, mane tempus expergiscendi


English Translations:

God sleeps and His children begin a flame
Which they cannot extinguish and He will never be able to risen

Every tragedy divides before our very eyes
Those things which ought to be loved

-Instrumental-

And through this perpetual night, in despair...
He is able to see the dawn which will awake him the next daybreak







FIN











* Disclaimer: The material published on this website is intended solely for general information and reference purposes and is not legal advice or other professional advice. 

Comments

  1. Haloo minn, jadi mimin udh baca buku novel the dawn of the future nya ? Kalau boleh tau, Mimin beli novelnya di mana ya ? Hehe, mau bgt soalnya :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak punya novelnya, Sis. Saya sudah baca full novel Episode Ardyn dan ini didapatkan dari seorang pengguna Tumblr yang sukarela menerjemahkan ke Bahasa Inggris.

      Apabila Sis tertarik membeli novel FFXV versi Inggris dapat beli di situs Amazon. Ini linknya https://www.amazon.com/Final-Fantasy-XV-Dawn-Future/dp/1646090004
      Novel akan rilis pada 23 Juni 2020, World-wide.

      Delete

Post a Comment